Endah Retnowati
Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengembangan bahan ajar geometri SMP berbasis cognitive load theory berorientasi pada prestasi belajar siswa Fitraning Tyas Puji Pangesti; Endah Retnowati
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 1: June 2017
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.15 KB) | DOI: 10.21831/pg.v12i1.14055

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar geometri SMP berbasis Cognitive Load Theory (CLT) serta mendeskripsikan kualitas kevalidan, kepraktisan dan keefektifan bahan ajar tersebut. Bahan ajar yang dikembangkan berupa buku pengayaan geometri untuk SMP kelas VII dan VIII sesuai dengan Kurikulum 2006. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan model penelitian desain dari Plomp yang terdiri atas tiga tahap: preliminary research, prototyping phase, dan assessment phase. Subjek coba terdiri dari 32 siswa kelas VII dan 32 siswa kelas VIII dari dua SMP Negeri di Kabupaten Wonosobo, beserta masing-masing satu guru matematika dari sekolah tersebut. Subjek coba yang menggunakan bahan ajar ini telah menguasai kompetensi dasar pembelajaran. Penelitian ini menghasilkan bahan ajar geometri SMP berbasis CLT yang memenuhi aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Hasil evaluasi formatif 1 menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Hasil evaluasi formatif 2 dan evaluasi sumatif menyatakan bahwa bahan ajar memenuhi kriteria praktis. Keefektifan bahan ajar terlihat dari hasil penilaian prestasi belajar yang menunjukkan bahwa persentase siswa kelas VII yang mencapai KKM adalah 78% dengan rata-rata nilai klasikal 78 dan persentase siswa kelas VIII yang mencapai KKM adalah 75% dengan rata-rata nilai klasikal 80. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak digunakan.Kata Kunci: bahan ajar, pengayaan, geometri SMP, Cognitive Load Theory.  Developing Geometry Learning Materials for Junior High School Based on Cognitive Load Theory with Regard to Student’s Achievement AbstractThis study was aimed to develop a geometry learning materials for junior high school based on Cognitive Load Theory (CLT) and to describe the quality with respect to the validity, practicality, and effectiveness of the developed learning materials consisting of advanced geometry for seventh and eighth graders referring to the Curriculum of 2006. The research was a qualitative study using design research model suggested by Plomp, involving three phases: preliminary research, prototyping, and assessment. Research participants were 32 seventh and 32 eighth grade students at two public junior high schools in Wonosobo, as well as their mathematics teachers. These students had acquired minimum competencies to use the learning materials. This research resulted in junior high school geometry learning materials based on CLT, which satisfies the validity, practicality, and effectiveness aspects. The result of first formative evaluation informed that learning materials were categorized valid. The results of second formative evaluation and summative evaluation revealed that the learning materials were categorized practical. The effectiveness of learning materials could be seen from the results of the achievement test which showed that the percentage of seventh graders who passed the minimum criteria was 78%, with an average test score was 78; and the percentage of eighth graders who passed the minimum criteria was 75%, with an average test score was 80. Overall, the results showed that the developed learning materials can be used widely.Keywords: learning materials, advance, geometry SMP, Cognitive Load Theory.
Efektivitas worked example dengan strategi pengelompokan siswa ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan cognitive load Muhammad Ferry Irwansyah; Endah Retnowati
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol 6, No 1: May 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjan Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.751 KB) | DOI: 10.21831/jrpm.v6i1.21452

Abstract

Pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan efektivitas strategi pembelajaran worked example dan problem solving dengan strategi pengelompokan siswa (kolaboratif dan individual) ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan cognitive load. Penelitian ini melibatkan 64 siswa kelas 8 sebagai partisipan penelitian yang dibagi menjadi empat kelompok secara acak dengan menggunakan desain eksperimen 2 × 2 (worked example vs. problem solving) × kolaboratif vs. individual). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan penerapan strategi worked example dengan pengelompokan kolaboratif dan individual ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah. Ditinjau dari cognitive load, strategi worked example efektif ketika siswa belajar individual, namun tidak efektif ketika siswa belajar secara kolaboratif. Ketika siswa belajar secara individual, strategi worked example dapat mengaktifkan cognitive load lebih rendah daripada strategi problem solving, sedangkan ketika siswa belajar secara kolaboratif, strategi worked example dan problem solving tidak berbeda dalam mereduksi cognitive load. The effectiveness of worked example with students’ grouping strategy viewed from problem-solving abilities and cognitive load AbstractThe study aimed to describe and compare the effectiveness of learning strategies (worked example and problem-solving) with the strategy of grouping students (collaborative and individual) viewed from problem-solving abilities and cognitive load. There were 64 of 8th-grade students as study participants divided into four groups randomly using experimental design 2 × 2 (worked example vs. problem-solving × collaborative vs. individual). The results of the study indicate that there is no significant difference implementation of worked example strategy between the collaborative strategies and individuals viewed from problem-solving abilities. Viewed from the cognitive load, the worked example strategy was effective when students learn individually, but it was not effective when students learn collaboratively. When students learn individually, worked example strategies could activate cognitive load lower than problem-solving strategies, whereas when students learn collaboratively, worked example strategies and problem-solving were no different in reducing cognitive load.
Penerapan teknik faded examples untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah materi pengayaan trigonometri SMA Hanifa Prahastami Pambayun; Endah Retnowati
Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol 5, No 1: May 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjan Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.887 KB) | DOI: 10.21831/jrpm.v5i1.12149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mendeskripsikan pengembangan bahan ajar pengayaan trigonometri SMA menggunakan teknik faded examples yang berkualitas untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Kualitas bahan ajar yang dikembangkan mencakup aspek kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model Plomp yang mencakup tiga tahapan. (1) penelitian awal mencakup analisis kebutuhan dan analisis konteks, (2) pengembangan yang mencakup desain produk dan pembuatan produk, dan (3) evaluasi yang meliputi proses validasi dan proses implementasi. Proses pengembangan melibatkan dua ahli, satu orang guru dan 50 siswa (siswa kelas X pengayaan 1 dan X pengayaan 2) SMA IPA di Mataram. Hasil dari penelitian ini adalah bahan ajar pengayaan berupa buku guru dan buku siswa yang dikembangkan dengan menerapkan teknik faded examples. Pada buku pengayaan terdapat paket faded examples dengan jenis backward dan forward fading dimana pada akhir paket, siswa diminta untuk membuat sendiri soal sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Teknik ini dikembangkan oleh teori desain pembelajaran bernama Cognitive Load Theory (CLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar ini layak digunakan karena dinilai sangat baik secara isi dan penyajian oleh dosen validator, praktis oleh guru matematika dan praktis digunakan oleh siswa. Hasil ketuntasan belajar adalah sebanyak  100% siswa mencapai nilai minimal kemampuan pemecahan masalah. The application of faded examples techniques to improve student’s problem solving ability on trigonometry at high school level AbstractThis study was aimed to produce and describe the quality of the developed Trigonometric Senior High School Science Program Enrichment’s Instructional Materials using Faded-Examples Techniques to Improve Problem Solving Ability. The quality of the developed teaching materials include all aspects of validity, effectiveness, and practicality. This was a developmental research used three phases Plomp’s model which consists of: (1) preliminary studies which involved the needs and context analysis, (2) product design development, and (3) the evaluation process of product validation and implementation. The development process involves two experts as validator, one teacher, and 50 students (X pengayaan 1 and X pengayaan 2). The study results the trigonometric enrichment’s teaching materials which consists of the teacher’s textbook and the student’s textbook that was developed using the faded-examples technique. This technique based on The Cognitive Load Theory (CLT) instructional design. The results of the study showed that the quality of the developed trigonometric enrichment’s teaching materials is “very good” according to lecturer validation and “practical” according to the evaluation from the teachers and students. The results of the learning showed that 100% of the students passed the minimum grade criteria of problem solving skills.