Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Adsorption Isotherm of Cr(VI) Using Mg/Al Hydrotalcite with Molar Ratio 2:1 Bayu Wiyantoko; Puji Kurniawati; Tri Esti Purbaningtias
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 14, ISSUE 1, February 2014
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hydrotalcite is a material which is used in various application and one of them as an adsorbent of Cr(VI). Hydrotalcite was synthesized using co-precipitation method with Al(NO­3)3.9H2O and Mg(NO3)2.6H2O as raw materials. This research aim to study the initial concentration and adsorption isotherm of Cr(VI) by using Mg/Al hydrotalcite in 180 minutes contact time. The Optimum initial concentration of Cr(VI) was 675 mg/L with 55,57 mg/g adsorption capacity. Isotherm adsorption was studied using Langmuir and Freundlich model. Based on the result, the adsorption of Cr(VI) fitted well with Langmuir isotherm model by 0,997 coefficient of determination
Decreasing in Acid Number of Patchouli Oil by Different Natural Adsorbent and Variation of Contact Time Tri Esti Purbaningtias; Bayu Wiyantoko; Puji Kurniawati; Mustika Kusuma Sari
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 14, ISSUE 1, February 2014
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One way for improving (of improving atau to improve) the quality of patchouli oil was to reduce the acid number. Acid number could be reduced with the use of natural adsorbents. The decreasing percentage acid number of patchouli oils using adsorbents zeolites, bentonite, rub ash, and activated carbon, respectively 4.71 %; 1.45%; 7,84%; and 4.64%. The contact time could influence the decrease in acid number of patchouli oil. The longer the contact between adsorbent and oil could caused a decrease in acid number. Maximum contact time for rub ash was 15 hours with a maximum adsorption capacity of 14,34% for 0.1 gram adsorbent
PENGARUH WAKTU AGING PADA MODIFIKASI PORI ZEOLIT ALAM DENGAN CTABR tri esti purbaningtias; Puji Kurniawati; bayu wiyantoko; didik prasetyoko; suprapto suprapto
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 6 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.024 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v6i2.9322

Abstract

Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh waktu aging pada sintesis material mesopori. Material mesopori hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, FTIR dan fisisorpsi nitrogen. Analisis XRD menunjukkan bahwa variasi waktu aging berpengaruh pada struktur mesopori dari zeolit alam (MZ). Spektrum FTIR menunjukkan adanya silanol dan siloksan pada sampel MZ dan MMZ. Hal ini membuktikan bahwa sampel MZ dan MMZ pada semua variasi waktu aging merupakan material kaya silika. Analisis fisisorpsi nitrogen memberi informasi bahwa penambahan waktu aging menyebabkan diameter pori yang lebih besar dan luas permukaan spesifik yang lebih kecil serta dibandingkan dengan bahan baku (zeolit alam, MZ) karena keterlibatan surfaktan kationik (CTABr) selama sintesis.
ADSORPSI FENOL DENGAN HIDROTALSIT Mg/Al 4:1 TERMODIFIKASI SODIUM DODECYLSULFATE (SDS) IN SITU DAN EX SITU Puji Kurniawati; Bayu Wiyantoko; Tri Esti Purbaningtias
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 6 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.715 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v6i1.9438

Abstract

Hidrotalsit (HT) telah disintesis dengan menggunakan Al(NO­3)3·9H2O dan Mg(NO­3)2·6H2O pada pH 10±0,5 dengan ratio molar Mg/Al adalah 4:1. Material tersebut dimodifikasi dengan Sodium Dodecylsulfate (SDS) dengan teknik sintesis ex situ dan in situ yang dinyatakan dengan HTDS ex situ  dan HTDS in situ. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan munculnya puncak spektra infrared yang tajam pada 2920, 2851 dan 1065 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus metil, metilen dan –OSO3- pada HTDS. Karakterisasi XRD pada HT, HTDS ex situ dan HTDS in situ menunjukkan pola difraktogram yang khas untuk material hidrotalsit. Adsorpsi fenol berlangsung optimum pada pH 3, 5 dan 3 untuk HT, HTDS ex situ dan HTDS in situ. Ketiga adsorben juga mengikuti model kinetika adsorpsi pseudo orde dua dan model isoterm Langmuir. Kapasitas maksimum HT, HTDS ex situ dan HTDS in situ masing-masing adalah 27,55; 17,64 dan 29,94 mg/g.
PENGUJIAN NITROGEN TOTAL, KANDUNGAN AIR DAN CEMARAN LOGAM TIMBAL PADA PUPUK ANORGANIK NPK PADAT Bayu Wiyantoko; P. Kurniawati; T.E. Purbaningtias
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 6 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.166 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v6i1.9439

Abstract

Telah dilakukan pengujian kualitas pupuk anorganik NPK padat meliputi kandungan nitrogen total, kandungan air dan cemaran logam timbal. Pengujian kualitas pupuk NPK padat dan standar mutu hasi pengujian berdasarkan metode standar SNI 2803 tahun 2010. Pengujian nitrogen total menggunakan metode Kjledahl, kandungan air menggunakan metode Aufhauser dan cemaran logam timbal secara spektrofotometri serapan atom (AAS). Pengujian nitrogen dengan metode Kjledahl meliputi tiga tahapan yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Kadar nitrogen total yang diperoleh sebesar 10.50% dengan batas minimal yaitu 8%. Pengujian kandungan air diperoleh hasil yaitu 2.67% yang masih dibawah batas maksimal sebesar 3%. Untuk kadar cemaran logam berat Pb diperoleh sebesar 16.03 mg/kg yang memenuhi syarat mutu yaitu maksimal 500 mg/kg. 
IDENTIFIKASI DINI PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR GANODERMA sp. PADA TANAMAN KELAPA SAWI Elina Olivia; Bayu Wiyantoko; Ismiyati Ismiyati
Jurnal Konversi Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.11.2.7

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi dini penyakit busuk pangkal batang atau yang sering disebut dengan BPB yang disebabkan oleh jamur Ganoderma pada tanaman kelapa sawit. Hasil komoditas tanaman kelapa sawit memiliki prospek pengembangan yang cukup tinggi bagi industri terkait, sehingga beberapa upaya dilakukan guna untuk meningkatkan hasil produksi perkebunan. Akan tetapi produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya penyakit busuk pangkal batang atau yang sering disebut dengan penyakit BPB. Penyakit ini disebabkan oleh jamur patogenik Ganoderma sp, untuk ituperlu adanya identifikasi dini sebaran dari penyakit BPB. Identifikasi sebaran penyakit BPB dilakukan dengan dua metode yaitu Analisa secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan uji kualitatif dilakukan dengan cara menguji sampel pada instrument NIRS (Near Infrared Spectroscopy), sedangkan uji kuantitatifmenggunakan metode gravimetri yang tujuannya untuk mengetahui kadar selulosa dan lignin pada sampel. Sampel berupa batang dari tanaman kelapa sawit yang mana ada dua kategori yaitu batang yang terserang penyakit BPB (batang sakit) dengan yang tidak terserang BPB (batang sehat). Berdasarkan identifikasi bentuk spektrum NIRS menyatakan bahwa terdapat perbedaan spektrum yang signifikan didaerah bilangan 4200-4400 cm-1, 5500-7000 cm-1 dan 7300-10000. Terdapat persamaan bentuk spektrum di daerah bilangan gelombang 5250 cm-1 7190 cm-1. Hasil penentuan kadar menggunakan metode gravimetri menyatakan bahwa rata-rata kadar selulosa dan lignin pada sampel batang sehat sebesar 45,30% dan 9,36%, sedangkan pada sampel batang sakit sebesar 37,89% dan 11,15%. Berdasarkan Independent T-test yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian pada perbedaan sampel memberikan hasil kadar yang berbeda secara signifikan, karena nilai sig 2-tailed < 0,05 dan menggunakan selang kepercayaan sebesar 95%.