Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTANGAN LAKI-LAKI MINANGKABAU TERHADAP BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL HAMKA Jasril Jasril
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 1 (2017): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2200.416 KB) | DOI: 10.47269/gb.v3i1.1

Abstract

Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrialineal yang menempatkan laki-laki pada posisi unik, yaitu tidak memiliki hak warisan atas pusaka turunan dan tidak mewariskan suku kepada anaknya. Dampak perlakuan adat tersebut tidak terlihat secara kasat mata, namun bila dicermati, ditemukan penentangan yang dilakukan oleh laki-laki Minangkabau melalui sastra tradisi seperti pantun, kaba, dan nyanyian. Penelitian ini mencoba melihat sejauh mana novel karya Hamka merefleksikan penentangan laki-laki Minangkabau terhadap budayanya. Pandangan ini berangkat dari asumsi bahwa karya sastra modern (novel) merupakan kelanjutan dari sastra tradisi. Teori yang mendasari kajian ini adalah teori sosiologi sastra dengan menggunakan pendekatan mimesis. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskripstif. Pengumpulan dan penganalisisan data dilakukan secara bersamaan dengan teknik baca-catat-analisis, menggunakan metode content analysis dan metode pembacaan heuristik dan hermeneutik. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa novel karya Hamka sarat dengan pencerminan sosial budaya Minangkabau. Laki-laki dalam budaya Minangkabau berada pada posisi yang tidak menguntungkan, memiliki kekuatan dan kekuasaan, tetapi tidak memiliki hak atas harta pusaka. Oleh sebab itu, laki-laki melakukan penentangan dalam bentuk menolak pulang ke Minangkabau dan meninggalkan Minangkabau. Penentangan yang dilakukan berdasarkan motif agama Islam yang tidak membedakan laki-laki dengan perempuan baik dalam pembagian warisan maupun dalam pernikahan. Kata Kunci: penentangan, laki-laki Minangkabau, budaya Minangkabau, novel Hamka
IMPLEMENTASI METODE SEGMENTASI DAN LVQ UNTUK IDENTIFIKASI CITRA DAGING SAPI DAN BABI Jasril Jasril; Lestari Handayani; Elvia Budianita; Fikri Utri Amri
Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri 2017: SNTIKI 9
Publisher : UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.897 KB)

Abstract

Tingginya permintaan daging sapi menjadi celah bagi pedagang nakal untuk melakukan pencampuran daging sapi dengan daging babi (oplosan). Hal ini sangat merugikan konsumen khususnya umat  muslim yang diharamkan mengkonsumsi daging babi. Pada penelitian ini dibangun system pengolahan citra untuk mengidentifikasi daging sapi dan babi.Terdapat dua tahapan dalam proses identifikasi yaitu tahap pelatihan (training) dan pengujian (testing). Pengambilan data latih dan uji (citradaging) menggunakan 3 jenis kamera yaitu kamera DSLR Canon EOS 70D, CAMDIG Sony DSC-W810 dan HP Lenovo A369i. Proses  identifikasi dimulai dengan melakukan segmentasi citra menggunakan metode Spatial Fuzzy C-Means untuk memisahkan objek (daging) dan background. Setelah diperoleh objek kemudian dilakukan  proses  ekstraksi ciri warna menggunakan metode HSV dan ciri tekstur dengan GLCM. Berdasarkan nilai hasil ekstrasi ciri warna (HSV) dan tekstur (GLCM), dilakukan proses klasifikasi menggunakan Learning Vector Quatization (LVQ). Data yang digunakan sebanyak 65 dengan dua variasi yaitu pertama jumlah data latih 50 dan data uji 15 serta jumlah data latih 30 dan data uji 15. Pengujian dilakukan dengan berbagai learning rate (α) yaitu 0.03, 0.05, 0.075 dan 0.1. Hasil pengujian memperlihatkan sistem yang dibangun dapat mengenali citra daging sapi dan citra daging babi dengan persentase nilai akurasi tertinggi 80 % dengan nilai learning rate (α) 0.1 dan jumlah data latih 30, nilai minimal learning rate (Mina) yang digunakan adalah 0,01 dan nilai pengurangan α adalah 0,1.
IMPLEMENTASI ALGORITMA FOLD-GROWTH UNTUK MENEMUKAN POLA KELULUSAN MAHASISWA Muhammad Hasbi Assidiqqi; Alwis Nazir; Iwan Iskandar; Jasril Jasril; Fitri Insani
TEKTRIKA Vol 7 No 2 (2022): TEKTRIKA Vol.7 No.2 2022
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v7i2.5530

Abstract

Timely graduation of students is important for a study program and higher education institution. According to BAN-PT Regulation Number 23 of 2022 concerning Instruments for Monitoring and Evaluation of Higher Education Accreditation Ratings, the ideal percentage of student graduation on time is ? 37.5% for academic tertiary institutions and ? 47.5% for vocational tertiary institutions. The timely graduation of Informatics Engineering Study Program students at UIN Sultan Syarif Kasim Riau every year is still below the standards set by BAN-PT. In 2021 the number of students who graduate on time is only 12%. By using student data in the form of acceptance and graduation data in the form of length of study and GPA, excavation of graduation patterns is carried out using the FOLD-Growth algorithm. The FOLD-Growth algorithm is a combined algorithm of FOLDARM and FP-Growth. With 274 student data, a minimum support value of 20%, and a minimum confidence of 50%, it produces two patterns with the strongest lift ratio value of 3.61, while with a minimum support of 10% and a minimum confidence of 50%, it produces three patterns. with the strongest lift ratio of 7.03. The results of this study can be used as a guideline for increasing student graduation rates on time, by providing a larger intake quota for new students on a pathway that results in on-time graduation, so that it will increase student graduation on time. Key Words: Student graduation, Association Rule, lift ratio, FOLD-Growth, FP-Growth
Analisis Yuridis Putusan Hakim Terhadap Residivis Pelaku Tindak Pidana Pencurian Senjata Api Laras Panjang (Studi Kasus Perkara Nomor : 224/Pid.B/2020/Pn.Jmb) Jasril Jasril; Ferdricka Nggeboe; Bunyamin Alamsyah
Legalitas: Jurnal Hukum Vol 15, No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/legalitas.v15i1.436

Abstract

Tindak pidana marak  terjadi dalam kehidupan masyarakat, salah satunya tindak pidana pencurian yang akhir- akhir ini marak dan meningkat diberitakan mass media cetak maupun media elektronik, pelakunya bukan saja dilakukan oleh orang dewasa bahkan juag ada anak- anak, termasuk pelakunya seorang yang berulangkali melakukan kejahatan (residivis). Tindak pidana pencurian, sungguh sangat menggangu keamanan, ketertiban, kesejahteraan dan sangat menimbulkan kerugian materil dan imateril warga masyarakat. Oleh karena itu, perlu segera diantisipasi dan ditanggulangi dengan merespon secara cepat dan tepat penye-lesaiannya melalui mekanisme hukum yang berlaku, dengan menghukum pelaku/ tersangka dengan ancaman pidana yang cukup diperberat. Pada proses pemeriksaan pengadilan di dalam penerapan sanksi pidana terhadap residivis pelaku tindak pidana pencurian senjata api laras panjang berdasarkan perkara Nomor 224/Pid.B/2020/PN. JMB yang diputus oleh hakim  Pengadilan Negeri Jambi, yang menjadi tujuan penelitian  adalah memahami dan menganalisis dasar pertimbangan hukum hakim dalam menjatuhkan putusan pidana terhadap residivis pelaku tindak pidana pencurian senjata api laras panjang, dan isi/amar putusan hakim terhadap  residivis pelaku  tindak pidana pencurian senjata api laras panjang. Tipe penelitian yang dipergunakan bersifat yuridis empiris (sosio legal re-search). Dari hasil penelitian, tercermin dasar pertimbangan hukum hakim dalam men-jatuhkan putusan pidana terhadap residivis pelaku tindak pidana pencurian sen-jata api laras panjang terhadap terdakwa IS Bin Alkat, dengan putusan memvonis terdakwa selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan, berdasarkan putusan perkara Nomor 224/Pid.B/2020/PN.JMB. Padahal dalam pasal 363 ayat (1) ke 4 dan ke 5 KUHPidana yang dilanggar ancaman pidananya maksimal 7 (tujuh) tahun. Sehingga dirasakan penerapan putusan pidananya masih sangat ringan dan belum maksimal. Hakim pengadilan hanya mempertimbangan fakta yuridis dan non yuridis serta hal-hal yang meringankan terdakwa saja, dengan mengabaikan dan tidak mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan terdakwa selaku residivis yang ancaman pidananya dapat diperberat 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana pokoknya. Saran yang disampaikan diperlukan dukungan dan komitmen moral aparat penegak hukum terutama sekali hakim pengadilan, agar dapat memberikan ancaman pidana yang cukup berat terhadap tersangka/terdakwa,termasuk residivis pelaku tindak pidana pencurian senjata api, sepanjang dimungkinkan dalam peraturan perundang- undangan (KUHPidana).