Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI Pada Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu PRICILYA MARGARETHA WARWURU; Siska Sibua; Novia Mokoagow
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 9 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.434 KB) | DOI: 10.24843/coping.2021.v09.i01.p08

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) adalah ASI yang diberikan secara langsung oleh ibu kepada bayi tanpa melalui alat seperti pompa ASI. ASI juga memiliki kandungan sebagai antibodi yang melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Dampak yang terjadi di RSUD mengenai kurangnya dukungan keluarga pada ibu menyusui menjadi suatu hambatan ibu dalam menyukseskan ASI kepada bayinya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI pada ibu post partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Analitk dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu, untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling jumlah sampel 32 responden yang termasuk dalam kriteria penelitian. Hasil uji statistic dengan menggunakan chi-square (X2), pada tingkat kemaknaan (? : 0,05) di dapat hasil p value = 0,000 ini berarti Ho ditolak, sehingga kesimpulannya yaitu ada hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI di Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu. Kesimpulan dari penelitian ini Yaitu ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI pada ibu post partum di Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu. Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Pemberian ASI, Ibu Post Partum
Hubungan Lokasi Pemasangan Dengan Kejadian Flebitis Pada Pasien Yang Terpasang Infus Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum X Manado Ake Royke Calvin Langingi; Grace Irene Viodyta Watung; Siska Sibua; Finni Fitria Tumiwa
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 2 (2022): May 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.2.1367-1376.2022

Abstract

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Minimal tahun 2008, bahwa standar tentang kejadian flebitis yaitu ≤ 1,5%. Flebitis merupakan peradangan pada dinding pembuluh darah balik atau vena karena infeksi oleh komplikasi pemberian terapi intravena yang ditandai oleh bengkak, kemerahan sepanjang vena, nyeri, peningkatan suhu daerah insersi kanula dan penurunan kecepatan tetesan infus, yang muncul sekurang-kurangnya 3x24 jam. Hal ini tidak boleh terjadi karena akan menambah masalah baru bagi pasien. Tujuan penelitian ini untuk menentukan hubungan lokasi pemasangan dengan kejadian flebitis pada pasien yang terpasang infus di Ruang Rawat Inap RSU X Manado. Penelitian kuantitatif yang bersifat analitik observasional ini dilaksanakan melalui pendekatan cross sectional study yang dilakukan pada pasien yang terpasang infus dan berlangsung selama 3 bulan (Desember 2018 sampai April 2019). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa lokasi pemasangan yang digunakan sebagian besar (51,2%) pada lokasi sefalika; Selanjutnya hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis cairan dengan kejadian flebitis pada pasien yang terpasang infus di Ruang Rawat Inap RSU X Manado. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jenis cairan berhubungan dengan kejadian flebitis pada pasien yang terpasang infus di Ruang Rawat Inap RSU X Manado. Sebagai saran, Perawat ruangan harus lebih meningkatkan pengetahuannya lewat pelatihan-pelatihan mengenai pengendalian dan pencegahan infeksi, pelatihan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit, serta lebih banyak belajar tentang teknik-teknik pemasangan dan mengenali tanda-tanda terjadinya flebitis.Perawat ruangan harus menguasai lokasi-lokasi yang baik untuk pemasangan infus. Bagi pihak rumah sakit untuk menunjang pelayanan kesehatan dengan penyediaan alat dan saran keperluan pemasangan infus dan tindakan invasif lainnya.