Witjaksono Witjaksono
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Awareness dan Recall Intraoperatif Aunun Rofiq; Witjaksono Witjaksono; Widya Istanto Nurcahyo
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v4i1.6437

Abstract

Laporan ASA terbaru mengenai awareness intraoperatif yang dilakukan oleh ASA dipusatkan seputar recall postoperative. Seperti dapat disimpulkan dari Bab ini, awareness introperatif dan recall postoperative bukanlah fenomena yang tidak berhubungan sama sekali, sehingga membolehkan para klinisi dan peneliti untuk menggunakan salah satu di antara keduanya sebagia substitusi bagi yang lain. Recall secara khas memberikan estimasi yang tidak sebenarnya terhadap insidensi awareness intraoperatif dan hanya merepresentasikan puncak dari fenomena gunung es. Monitor fungsi otak tidak dapat memprediksi recall dengn sangat baik, tetapi lebih baik dari parameter otonom yang tradisional dalam mengetahui hilang atau timbulnya kesadaran. Monitor fungsi otak merepresentasikan perkembangan yang pesat dalam manajemen praktek anestesi. Kemampuan untuk mengenali awareness intraoperatif dan pencegahannya dengan mempertahankan kedalaman tingkat hypnosis, menawarkan potensi yang besar untuk mencegah recall postoperative.
Perbedaan Lama Analgesi Antara Lidokain 5% 100 mg Hiperbarik, Kombinasi Lidokain 5% 100 mg Hiperbarik + Klonidin 75μg Serta Kombinasi Lidokain 5% 100 mg Hiperbarik + Klonidin 150μg Pada Blok Subarakhnoid Artsanto R; Doso Sutiyono; Witjaksono Witjaksono
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 1, No 1 (2009): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.867 KB) | DOI: 10.14710/jai.v1i1.6019

Abstract

Latar belakang: blok subarakhnoid menggunakan lidocain hiperbarik, banyak digunakanpada operasi untuk pasien dengan berbagai kondisi klinik. Kerugian dari penggunaanlidocain 5% hiperbarik adalah durasinya yang singkat, dimana banyak tindakanpembedahan yang durasinya lebih dari 1 jam.Tujuan: Membuktikan apakah penambahan klonidin 75 μg dan klonidin 150 μg pada bloksubarakhnoid dengan lidokain 5% 100 mg hiperbarik dapat memperpanjang lamaanalgesia.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain quota sampling pada 60 pasien yangmenjalani operasi di daerah regio abdominal. Saat di ruangan dilakukan pengukurantekanan darah, laju jantung dan laju nafas. Semua penderita dipuasakan 6 jam dan tidakdiberikan obat premedikasi. Saat datang di Instalasi Bedah Sentral dilakukan pemasanganinfus kateter intravena 18 G, dan diberikan preload cairan dengan larutan koloid 7,5cc/kgBB. Penderita dikelompokkan secara acak dengan menggunakan tabel randommenjadi 3 kelompok. Pasien tidak kooperatif dan membutuhkan analgetik tambahanselama pembedahan, pasien dikeluarkan dari penelitian. Uji statistik menggunakanANOVA dan derajat kemaknaan p < 0,05. Penyajian data dalam bentuk tabel.Hasil: Karakteristik penderita dan distribusi operasi antara ketiga kelompok tidakberbeda. Waktu regresi 2 segmen kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih lamadibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,000). Mulakerja blok sensorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih cepat dibandingkankelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,000). Mula kerja blokmotorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih cepat dibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,000). Lama blok motorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih lama dibandingkan kelompok Lidokain dan Lidokain-Klonidin 75μg (p=0,000). Level maksimal blok sensorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebihtinggi dibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,038).Kesimpulan: Waktu regresi 2 segmen kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih lamasecara bermakna dibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75μg, serta kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg lebih lama secara bermakna dibandingkankelompok Lidokain.
Pengaruh Premedikasi Klonidin terhadap Interval Q-Tc dan Skor Rate Pressure Product pada Laringoskopi Intubasi Fajrian Noor; Soni Hidayat; Witjaksono Witjaksono; Uripno Budiono
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 5, No 2 (2013): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.007 KB) | DOI: 10.14710/jai.v5i2.6411

Abstract

Latar belakang : Laringoskopi intubasi endotrakea merupakan tindakan yang banyakdilakukan pada anestesi umum tindakan laringoskopi dan intubasi selain dapatmenimbulkan trauma, juga dapat menimbulkan gejolak kardiovaskuler berupapeningkatan tekanan darah, peningkatan laju jantung, peningkatan score ratepressure product (RPP) yaitu peningkatan kebutuhan oksigen jantung danpemanjangan interval Q-Tc oleh stimulasi simpatik akibat laringoskopi intubasiPeran pemberian premedikasi klonidin bertujuan untuk mengurangi gejolakkardiovaskuler berupa penurunan tekanan darah dan penurunan laju jantung.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian klonidintablet oral terhadap tekanan darah, laju jantung, interval Q-Tc dan skor rate pressureproduct (RPP) saat laringoskopi intubasi.Metode : Empat puluh delapan subjek berusia 14-40 tahun dengan status fisik ASA Idan II, tanpa tanda kesulitan intubasi dibagi secara acak menjadi kelompok klonidin(K I) dan kelompok kontrol (K II). Kelompok KI mendapatkan premedikasi klonidinoral 0,15 mg 2 jam sebelum operasi sedangkan K2 mendapatkan plasebo. Keduakelompok mendapatkan perlakuan yang sama saat laringoskopi intubasi. Tekanandarah, laju jantung, interval Q-Tc dan skor RPP dihitung pada 2 menit pasca induksi,2 menit dan 5 menit pasca laringoskopi intubasi.Hasil : Laju jantung, Skor RPP dan interval QTc tidak berbeda bermakna antarakedua kelompok . Akan tetapi tekanan darah pada kelompok klonidin secara bermaknalebih rendah pada kelompok klonidinSimpulan : Premedikasi klonidin oral pada dosis 0,15 mg tidak mempengaruhiinterval Q-Tc, skor RPP, dan laju jantung secara bermakna pada laringoskopiintubasi pasien dewasa.