Ishaaq Saputra
Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Biomarkers in rock oysters (Saccostrea mordax) in response to organophosphate pesticides Kennedy Opiyo; Christopher Rawson; Marthe Monique Gagnon; Ishaaq Saputra
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 26, No 1 (2021): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.26.1.7-16

Abstract

Chlorpyrifos is a xenobiotics contaminants that threats the marine environment and the living organism within the habitat. Although several marine bivalve species have been used as the indicator of marine pollution, the used of Saccostrea mordax is remaining unknown. This study aimed at investigating the suitability of lysosome membrane integrity, carboxylesterase activity, 8-oxo-2′-deoxyguanosine and condition index as biomarkers in adult S. mordax following their exposure to 0.0, 5.0 and 500 μg.L-1 of Chlorpyrifos for 21 days under laboratory conditions. Results indicated that the lysosome membrane integrity showed a dose-dependent response with a significant statistical number of destabilized cells between all the treatment groups. Carboxylesterase activity was significantly inhibited in 500 μg.L-1 chlorpyrifos treated group, while the environmentally relevant concentration (5 μg.L-1) did not induce a significant inhibition with reference to the control. Similarly, the condition index showed a dose-dependent response with the oysters exposed to 500 μg.L-1 chlorpyrifos exhibiting a significantly reduced growth rate. There was no statistical significance in the means of both 8-oxo-2′-deoxyguanosine in all treatment groups. The reaction of S. mordax to chlorpyrifos contamination demonstrates that the species can potentially be used as sentinel organisms in environmental monitoring programs. Lysosome membrane integrity was a single out as a sensitive biomarker for exposure to chlorpyrifos and is therefore suitable for environmental monitoring for sublethal concentrations of chlorpyrifos contaminations. Additionally, the use of multiple biomarkers was found to be robust in this study and can be extrapolated to other ecotoxicological studies
Pemetaan Genomik Daerah RNA2 (Coat Protein) Betanodavirus Penyebab Penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) Khumaira Puspasari; Zakiyah Widowati; Freddy Riatmono; Ade Nurdin; Hasriani Hasriani; Ishaaq Saputra
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 3, No 2 (2020): JKPT Desember 2020
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v3i2.9375

Abstract

Ikan kerapu dan kakap merupakan komoditas ikan penting di Indonesia yang memiliki berbagai jenis spesies maupun hasil silangannya. Salah satu permasalahan dalam kegiatan budidaya kelompok ikan ini yaitu adanya ancaman serangan virus Viral Necrosis Virus (VNN). Pada penelitian ini, dilakukan upaya pemetaan Betanodavirus sebagai penyebab VNN pada sentra budidaya ikan kerapu maupun kakap di wilayah Indonesia.  Pemetaan genomik daerah RNA2 (coat protein) Betanodavirus dilakukan berdasarkan pada sejumlah 355 ekor ikan sampel dengan berbagai ukuran. Pengujian Betanodavirus dilakukan dengan metode Reverse Transcriptase – Nested PCR. Sedangkan untuk mengetahui sekuen dan hubungan kekerabatan lebih detail dilakukan sekuensing DNA dan analisa filogenetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Betanodavirus yang ditemukan pada sampel yang diperoleh merupakan golongan dari Red-spotted Grouper Nervous Necrosis Virus (RGNNV). Selain itu, dari sejumlah sampel yang diperoleh dapat dikategorikan menjadi delapan sekuen utama. Berdasarkan analisa filogenetik yang telah dilakukan, Betanodavirus dari sampel ikan dapat digolongkan menjadi tiga kluster utama dengan tingkat kemiripan masing-masing kluster adalah 99.0%, 99.0% dan 96.02%.
EKSISTENSI DAN KERAGAAN IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIBANTEN Ishaaq Saputra; Muklasin Muklasin; Forcep Rio Indaryanto; Sinung Rahardjo
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 2 (2019): JKPT Desember 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.248 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i2.8251

Abstract

Sungai Cibanten merupakan salah satu sungai yang memiliki peranan penting di Provinsi Banten. Sungai ini memiliki hulu yang berlokasi di Situ Cibanten, Ciomas, Kabupaten Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberadaan, keanekaragaman dan keseragaman ikan di Sungai Cibanten. Pada penelitian ini, diperoleh ikan sebanyak 135 ekor ikan. Berdasarkan hasil identifikasi spesies yang dilakukan, ikan – ikan tersebut berasal dari lima family ikan yaitu Cyprinidae, Loricariidae, Palaemonidae, Zenarchopteridae dan Penaeidae. Selain itu, diperoleh sejumlah tujuh spesies ikan termasuk satu ikan asing yaitu ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis). Hasil analisa menunjukkan bahwa indek keanekaragaman, keseragaman dan dominasi pada seluruh titik sampling masih dalam kondisi normal. Namun demikian, dengan ditemukannya ikan sapu-sapu (P. pardalis) pada sistem Sungai Cibanten mungkin akan memiliki dampak negatif terhadap ekologi sungai. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengevaluasi lebih lanjut keberadaan ikan sapu-sapu dan ikan asing lainnya yang memiliki potensi bahaya terhadap ekologi Sungai Cibanten.
INDEK SAPROBITAS DAN STRUK TUR KOMUNITAS FITOPL ANKTON PADA KAWASAN TAMBAK BUDIDAYA UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus vannamei) Atik Lestantun; Ishaaq Saputra; Ellis Mursitorini
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 5, No 2 (2022): JKPT Desember 2022
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v5i2.11189

Abstract

Budidaya udang merupakan salah satu kegiatan budidaya yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir. Akan tetapi, kegiatan budidaya udang juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Kondisi plankton pada lingkungan budidaya udang dapat digunakan sebagai parameter tingkat pencemaran lingkungan.  Pada penelitian ini, dilakukan monitoring jenis plankton, struktur komunitas plankton dan indek saprobitas plankton di tiga kawasan budidaya udang vannamei di Kecamatan Pontang, Kota Serang Provinsi Banten kurun waktu Juni–Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di kawasan budidaya tersebut terdapat 37 jenis fitoplankton dari 10 kelas dan didominasi oleh kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae dan Cyanophyceae. Sedangkan untuk jenis zooplankton yang ditemukan sebanyak 6 jenis. Indek keanekaragaman fitoplankton tergolong kecil dengan kestabilan komunitas rendah di seluruh lokasi pengambilan sampel (H’=0,39–1,90). Untuk keseragaman fitoplankton bervariasi dari keseragaman rendah hingga keseragaman tinggi dan tidak ditemukan kelas fitoplankton yang mendominasi (E=0,01–0,41). Hasil analisa saprobik indeks dan tropik saprobik indeks menunjukkan bahwa wilayah budidaya udang vannamei memiliki status α–mesosaprobik (70%), β–mesosaprobik (20%) dan Oligosaprobik (10%). Hal ini menggambarkan bahwa wilayah kawasan budidaya udang di Kecamatan Pontang memiliki status pencemaran sedang/berat. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting untuk diperhatikan manajemen budidaya udang dan tata guna lahan untuk menekan tingkat pencemaran yang mungkin terjadi karena adanya kegiatan budidaya udang vannamei di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan manajemen budidaya udang yang belum memenuhi standar serta tata kelola lahan yang tidak optimal akan menyebabkan pencemaran limbah kegitan budidaya.