Althien John Pesurnay
Universitas Kristen Duta Wacana

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DEVELOPING ARTS APPRECIATION IN THE PANDEMIC: STUDENTS EXPERIENCES OF ONLINE ARTS COLLABORATION Althien John Pesurnay; Winta A. Guspara
Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Vol. 16 No. 02 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.712 KB) | DOI: 10.23887/prasi.v16i02.38931

Abstract

Arts and arts practices have been affected by the constraints of the global COVID-19 pandemic. Arts learning and teaching activities in the subject of art appreciation in Duta Wacana Christian universities have also been disrupted, necessitating online collaboration. There are not many studies being done that evaluationg arts learning and teaching during pandemics. Therefore this research is playing the role to contribute to the issue. This research spesifically focus to evaluate the learning and teaching method and also the concepts connected to arts practice in general and in the contextual arts learning and teaching activities in university setting. This result shows that during a situation where in-person classroom instruction is not possible, students were still succesfull increasing their appreciation of arts. Students were engaged by collaborative art projects where they had to develop a concept and produce a digital product to be shared and critiqued in an online forum. Data from a post-project mixed method survey, students indicated that this process of developing digital products enhanced their appreciation of arts. This project demonstrates that online collaborations in the arts assists in the development of forms of art appreciation in students from a variety of majors. Arts collaboration can be done via online technology by non-arts students. These types of collaborations are useful in encouraging students to adapt academically and artistically
MUATAN NILAI DALAM TRADISI PELA GANDONG DI MALUKU TENGAH Althien John Pesurnay
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v3i1.35003

Abstract

Artikel ini mendiskusikan muatan nilai dalam tradisi pela gandong di Maluku Tengah.  Apa saja nilai yang terkandung dalam tradisi Pela Gandong? Bagaimana perkembangannya secara sosio-historis? Apa relevansi  dari muatan nilai-nilai Pela Gandong terhadap konteks masyarakat Maluku Tengah kontemporer. Penulis berusaha menjawab pertanyaan tersebut menggunakan perspektif Filsafat Nilai dan Filsafat Kebudayaan. Penulisan ini merujuk kepada sumber kepustakaan (bibliography research) dengan mengacu pada sumber kepustakaan ilmu antropologi budaya dan sejarah yang mendeskripsikan tradisi Pela Gandong. Artikel ini mencakup tiga bagian: bagian pertama berusaha mengurai konteks sosio-kultural masyarakat Maluku Tengah. Konteks masyarakat Maluku tengah yang dilanda konflik identitas pada tahun 1999 yang resolusinya bersumber dari nilai-nilai luhur dalam tradisi Pela Gandong. Bagian kedua meninjau Pela Gandong dari objek formal filsafat nilai. Dimensi nilai dalam hirarki nilai tradisi Pela Gandong ada pada nilai spiritual dan nilai vital. Bagian terakhir merupakan kontekstualisasi konsepsi Pela Gandong sebagai pegangan nilai sekaligus carra pandanga dunia yang menentukan praktik kehidupan masyarakat Maluku.
INTELEGENSI MANUSIA SEBAGAI PROSES HIDUP: TINJAUAN FILSAFATI ATAS PEMIKIRAN FRITJOF CAPRA Althien John Pesurnay
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v4i1.28449

Abstract

Kecerdasan manusia atau yang juga disebut inteligensi sudah lama menjadi kajian ilmu-ilmu sosial, budaya dan filsafat.  Inteligensi sebagai satu kemampuan manusia berhubungan dengan kegiatan, sifat, objek dan hakikat dari manusia dan pengetahuan itu sendiri. Terdapat dua alasan filosofis kenapa inteligensi patut dikaji kembali. Pertama adalah untuk membuka kembali diskursus tentang manusia dan refleksinya atas realitasnya. Inteligensi manusia dalam karya Fritjof Capra menawarkan gagasan baru untuk memahami realitas dengan paradigma sistemik-holistik. Capra menyejajarkan mode memahami dunia secara saintifik lewat fisika modern dan intuisi dalam spiritualisme timur. Kedua, Inteligensi manusia meskipun berbeda pada modus memahami namun menjumpai dasar realitas yang sama. Realitas bersifat terhubung dalam jaringan relasi antar bagian dari keseluruham yang menyatu. Ada (being) merupakan objek inteligensi manusia yang bersifat esensial dan eksistensial.