Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Social Cohesion Potential of Pendalungan Communities Toward Urban Space Integration in Jember Koesoemawati, Dewi Junita
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4872

Abstract

Jember downtown has pendalungan social phenomenon as a form of cultural assimilation resulting hybrid of Javanese and Madurese as a local community identity. Pendalungan communities occupy in kampongs in the melting pot with limited space that evokes the activity collectively as the potential of social cohesion. The result of previous studies on hybrid pendalungan only terms of sociology and culture. Based on the above phenomenon, this research is study about social cohesion potential of Pendalungan community at urban space integration in Jember. The research objective was to determine the specific characteristic of pendhalungan community as a potential of social cohesion and to know the concept of the urban space integration of pendhalungan community. The research approach used in this study was qualitative and quantitative. Qualitative research approach was used by reading the urban through synchronic reading to explore the potential of social cohesion of pendalungan community culture which has implications in the formation of urban space. The space integration was presented using the access graph. The result showed that the urban space integration had average height and the dominant form of asymmetry distribution. The formation of urban space in the melting pot no separation between forms a continuous space and forms a break up space, so is created social cohesion. This conditions strengthen the high value of the space integration supported its social cohesion potential
Social Cohesion Potential of Pendalungan Communities Toward Urban Space Integration in Jember Koesoemawati, Dewi Junita
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4872

Abstract

Jember downtown has pendalungan social phenomenon as a form of cultural assimilation resulting hybrid of Javanese and Madurese as a local community identity. Pendalungan communities occupy in kampongs in the melting pot with limited space that evokes the activity collectively as the potential of social cohesion. The result of previous studies on hybrid pendalungan only terms of sociology and culture. Based on the above phenomenon, this research is study about social cohesion potential of Pendalungan community at urban space integration in Jember. The research objective was to determine the specific characteristic of pendhalungan community as a potential of social cohesion and to know the concept of the urban space integration of pendhalungan community. The research approach used in this study was qualitative and quantitative. Qualitative research approach was used by reading the urban through synchronic reading to explore the potential of social cohesion of pendalungan community culture which has implications in the formation of urban space. The space integration was presented using the access graph. The result showed that the urban space integration had average height and the dominant form of asymmetry distribution. The formation of urban space in the melting pot no separation between forms a continuous space and forms a break up space, so is created social cohesion. This conditions strengthen the high value of the space integration supported its social cohesion potential
Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Sarana Prasarana dan Lokasi Perumahan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus Perumahan Griya Pesona Karangrejo Banyuwangi) Mangesti Carissa Putri; Dewi Junita Koesoemawati; Anita Trisiana
BERKALA SAINSTEK Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v7i2.11942

Abstract

Perumahan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Kepuasan konsumen atas pembelian rumah yang ditawarkan merupakan impian dari setiap pengembang. Perumahan Griya Pesona Karangrejo Banyuwangi merupakan kawasan perumahan yang sedang berkembang ke tahap 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting perumahan sudah sesuai dengan standar perumahan yang ada, mengetahui variabel apa saja yang menjadi priorotas dari konsumen berdasarkan kualitas produk, sarana prasarana, lokasi dan kualitas pelayanan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) dan penentuan strategi perbaikan yang harus dilakukan pengembang menggunakan analisis IPA (Importance Performance Analysis). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada penghuni perumahan.Dari hasil penelitian didapatkan hasil identifikasi kondisi eksisting dilapangan, Perumahan Griya Pesona Karangrejo Banyuwangi belum sepenuhnya memenuhi standar perumahan yang ada. Urutan variabel yang diprioritaskan diambil 5 variabel yang terbesar dari raw weight yaitu sarana ruang terbuka hijau, perkerasan jalan/paving, keamanan terhadap banjir, lebar dan kondisi jalan utama dan fasilitas pembuangan air kotor/drainase. Dalam penentuan strategi perbaikan berdasarkan analisis IPA pengembang harus melakukan perbaikan jalan sesuai dengan standar dan membangun saluran drainase sesuai standar serta melakukan pengecekan terhadap kualitas produk sebelum diserahkan kepada konsumen.
The Comparison of Prediction Model of Lowering Rate Road Surface Damage Between RCI and SDI Method in Lumajang Regency Yulianata Halim Afandi; Dewi Junita Koesoemawati; Akhmad Hasanuddin
BERKALA SAINSTEK Vol 9 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v9i1.22922

Abstract

Sand mining was a non-metal mineral commodity which had very good quantity and quality for building materials in Lumajang district. It was found in lava routes or large rivers in the Pasirian sub-district at Lumajang district. The location of sand material was in a river that passes through the regency road. This result was in many road damage in the district area. The efforts to overcome the damage that often occurs on roads in Pasirian sub-district included road improvement activities supported by road surface surveys using the RCI method which has been used in reporting basic road conditions. This study aim conducted of comparing the RCI survey method and predicting a decline in the last 3 (three) years to 2021 with the SDI survey method in 2021. The value being compared was in good condition from the overall report. After predicting the reduction in road damage with the regression method from the survey results of road conditions in 2017 - 2020 with the RCI method, the equation Y = -11,807 x 2021 + 23868 has a prediction of a decrease of 6,053%. After carrying out a survey of road conditions used the SDI method in 2021 on district roads in the Pasirian sub-district. There was an 8% decrease in good conditions. On the road in the Pasirian regency area, the decrease in the condition of the road surface was due to one of the factors being the excessive traffic load (over loaded) which causes a steady condition of the sections around the sand mine in the Pasirian sub-district.
Evaluasi dan Penilaian Indeks Kondisi Aset Bangunan Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Mudzakir Wahyu Hidayat; Dewi Junita Koesoemawati; Anita Trisiana
BERKALA SAINSTEK Vol 8 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v8i3.14844

Abstract

Umur bangunan semakin hari semakin tambah tua, tetapi daya tarik secara visual bangunan tidak akan berkurang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, mempunyai 3 kampus meliputi kampus 1, kampus 2 dan kampus 3. Umumnya kampus tersebut sudah berumur lebih dari 15 tahun dan sudah terlalu banyak mengalami kerusakan dari beberapa komponen. F aktor kerusakan gedung salah satunya dapat disebabkan karena kurangnya pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Pihak Universitas Jember sendiri sudah me laksanakan perawatan dan pemeliharaan supayabangunandapatber fungsi dengan baik, tetapi masih dijumpai beberapa bangunan yang memerlukan perbaikan. Karena banyaknya asset bangunan yang dimiliki, m aka perlu dilakukan evaluasi kondisi terhadap komponen yang ada pada bangunan gedung FKIP dan menentukan prioritas perbaikan dan pemeliharaan berdasarkan kondisi bangunan. Dengan adanya evaluasi ini dapat dijadikan referensi terkait dengan pemeliharaan komponen dan elemen bangunan gedung di FKIP. Pada peneltian ini menggunakan data sekunder dan data primer, data primer menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat yaitu mengidentifikasi kerusakan komponen. Variabel bebas yaitu melakukan penyebaran kusioner terhadap beberapa responden mengenai kondisi komponen bangunan. Setelah itu data yang kita dapatkan di olah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan aplikasi expert choice Versi 11 untuk menghasilkan bobot komponen dan kita kolaborasikan dengan hasil volume kerusakan untuk mendapatkan nilai indeks kondisi. Indeks kondisi ini menjadi acuan kita untuk menentukan tingkat kerusakan komponen dan prioritas penanganan komponen. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan beberapa komponen bangunan gedung yang mengalami kerusakan. Hasil penelitian menunjukan komponen bangunan gedung masuk pada kerusakan zona indek 1 antara 85% - 100% baik sekali, dengan indeks kondisi paling kecil terdapat pada gedung kampus 1 sebesar 92,567 % dan indeks kondisi paling besar pada gedung c kampus 3 sebesar 98,896 %. Dan prioritas tertinggi pada komponen keramik bobot nilai 0.143 dan terendah komponen penggantung plafond bobot nilai 0.024. Serta total biaya yang diperlukan untuk perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung senilai Rp.177,088,848.
Penilaian Kondisi Manajemen Aset Bangunan Gedung Menggunakan Metode Indeks Pada Komponen Arsitektural dan Struktural Bellian Arix Arifin; Dewi Junita Koesoemawati; Anik Ratnaningsih
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v4i2.16007

Abstract

Gedung dan bangunan dikelompokkan dalam aset tetap adalah gedung dan bangunan yang dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan harus dalam kondisi siap digunakan. Bangunan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember merupakan salah satu aset tetap dimiliki Universitas Jember. Evaluasi kondisi aset merupakan hal penting pada bangunan agar dapat mengetahui nilai kondisi bangunan guna mempertahankan keadaan bangunan pada kondisi yang baik dan sutainibility serta dapat memiliki umur ekonomis yang lebih lama. Dengan adanya evaluasi dapat dijadikan referensi terkait dengan pemeliharaan komponen dan elemen bangunan. Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mencari indeks kondisi bangunan, jenis kerusakan, prioritas pemilharaan dan perawatan, serta anggaran biaya pemeliharaan dan perawatan. Metode yang digunakan untuk mengetahui bobot indeks bangunan dari masing-masing komponen menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan dibantu dengan aplikasi Expert Choice versi 11 yang dikolaborasikan dengan hasil volume kerusakan untuk mendapatkan nilai indeks kondisi bangunan. Hasil analisis menunjukkan komponen-komponen kerusakan yang terjadi temasuk kerusakan ringan dan jenis kerusakannya adalah pecah, lepas, lapuk/retak, serta warna memudar. Prioritas tertinggi dalam pemeliharaan dan perawatan berdasarkan nilai indeks kondisi untuk komponen terletak pada keramik dengan nilai 0,232 dan prioritas terendah terletak pada kusen jendela dengan nilai 0,058. Biaya total yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dan perawatan bangunan Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember sebesar Rp 19.804.793. Kata kunci: Analytical Hierarchy Process, Pemeliharaan, Perawatan, Kerusakan
DESIGN OF PONDOK NONGKO BRIDGE BANYUWANGI USING BOX GIRDER Arifa An Nuur; Dewi Junita Koesoemawati; Winda Tri Wahyuningtyas
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 3 No 1 (2019): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.886 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v3i1.9329

Abstract

Pondok Nongko bridge is a bridge that connects between Sukojati and Pondok Nongko villages in Kabat district Banyuwangi regency. This research aims to design the Pondok Nongko bridge by using a box girder as the main structure. This bridge is designed 50 m long, which consists of tidal flow in which each wide is 3,5 meters. The main structure of the Pondok Nongko bridge is redesign using precast prestressed concrete box girder, while the selected prestress method is the post-tension method. The basic planning refers to the SNI T-12-2004 and the calculation of load based on SNI 1725-2016. According to the calculation result, it is known the main girder is using precast concrete box girder as high as 2,5 m with 2,5 m span using four cable type 5-4 super wire strands of ASTM-A-416-06 grade 270. The pedestrian barrier consists of two pipes using circular hollow sections profile Ø 139,8 mm BJ-37, WF 200.200.8.12 steel column with 500 height, and reinforced concrete parapet with 25 cm thickness and 50 cm height. The landing plate uses steel with a size of 10x10x1 cm using bolt 8 Ø 10 mm. Protostar slab uses reinforced concrete with 25 cm thickness. The total loss of prestressing is 15,439 %. Therefore, this bridge has 53,585 mm ↓ deflection. Jembatan Pondok Nongko adalah jembatan penghubung Desa Sukojati dan Desa Pondok Nongko yang berada di Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Jembatan Pondok Nongko ini akan direncanakan dengan bentang 50 meter yang terdiri dari 2 lajur 2 arah dengan lebar lajur per arahnya 3,5 meter. Struktur atas Jembatan Pondok Nongko akan direncanakan menggunakan box girder pracetak beton pratekan sementara metode prategang menggunakan metode pascatarik (post-tension method). Dasar-dasar perencanaan yang digunakan mengacu pada peraturan perencanaan struktur beton untuk jembatan SNI T-12- 2004 dan pembebanan jembatan SNI 1725-2016. Berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan, diperoleh gelagar utama yang digunakan adalah precast concrete box girder setinggi 2,5 m dengan panjang span 2,5 m dan menggunakan 4 tendon jenis 5-43 wire super strands ASTM-A-416-06 grade 270. Sandaran terdri dari dua buah pipa sandaran menggunakan profil circular hollow sections Ø 139,8 mm BJ 37, tiang sandaran mengunakan profil baja WF 200.200.8.12 setinggi 50 cm dan dinding sandaran menggunakan beton bertulang dengan tebal 25 cm setinggi 50 cm. Plat landas direncanakan menggunakan plat baja dengan ukuran 10x10x1 cm dengan menggunakan 8 baut Ø 10 mm. Trotoar menggunakan beton bertulang dengan tebal 25cm. Kehilangan prategang yang terjadi adalah 15,239 %. Sementara, lendutan total yang terjadi 53,535 mm ↓.
MARSHALL CHARACTERISTIC OF SPLIT MASTIC ASPHALT WITH CELLULOSE KAPUK FIBER ADDITION Riza Millatul Aminin; Akhmad Hasanuddin; Dewi Junita Koesoemawati
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 4 No 1 (2020): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v4i1.15822

Abstract

Split Mastic Asphalt (SMA) mixture is mostly used on heavy traffic roads. SMA mixture has high percentage of coarse aggregate, it is better able to withstand deformation due to heavy vehicles, and consist of high levels of asphalt, that makes the mixture more durable. High levels of asphalt in SMA require an additive as fiber, polymer, filler, and PET which functions to stabilize and increase the strength of the mixture. This study to determine the performance of the Split Mastic Asphalt mixture by adding kapuk fiber as an additive. The method used is a quantitative comparison of the marshall SMA test results without the addition of additives and the SMA mixture with the addition of cotton fiber as an additive. The variation of cotton fiber content used in the mixture is 0.01%, 0.025%, 0.05%, 0.075% and 0.1% of weight mixture. Based on the results of the study the addition of cotton fiber to the mixture can improve Marshall performance in terms of strength, density, and durability of the mixture. The strength of the mixture with the addition of cotton fiber will increase to the optimum limit, which is 0.075% cotton fiber. The density of the mixture (density) with the addition of cotton fiber will increase. Durability based on flow and MQ values decreased, but increased again at high cotton fiber levels, which is 0.1% Campuran Split Mastic Asphalt merupakan campuran yang banyak digunakan pada jalan berlalulintas berat. Campuran SMA memiliki persentase agregat kasar tinggi sehingga lebih mampu menahan deformasi akibat kendaraan berat dan kadar aspal tinggi, sehingga campuran akan lebih tahan lama. Tingginya kadar aspal pada campuran SMA membutuhkan suatu aditif berupa serat, polimer, filler, dan PET yang berfungsi untuk menstabilkan dan meningkatkan kekuatan campuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja campuran Split Mastic Asphalt dengan penambahan serat kapuk sebagai aditif. Metode yang digunakan adalah perbandingan kuantitatif hasil pengujian marshall campuran SMA tanpa penambahan aditif dan campuran SMA dengan penambahan serat kapuk sebagai aditif. Variasi kadar serat kapuk yang digunakan pada campuran adalah 0,01%, 0,025%, 0,05%, 0,075% dan 0,1% terhadap berat campuran. Berdasarkan hasil penelitian penambahan serat kapuk terhadap campuran dapat meningkatkan kinerja marshall yang ditinjau dari kekuatan, kepadatan, dan keawetan campuran. Kekuatan campuran dengan penambahan serat kapuk akan semakin meningkat hingga pada batas optimum, yaitu 0,075% serat kapuk. Kepadatan campuran (density) dengan penambahan serat kapuk akan semakin meningkat hingga pada bata optimum penambahan 0,05 serat kapuk. Keawetan berdasarkan nilai flow dan MQ menurun, namun meningkat kembali pada kadar serat kapuk tinggi, yaitu 0,1%.
EVALUATION OF FLEXIBLE PAVEMENT DAMAGE DEGREE WITH PAVEMENT CONDITION INDEX METHOD (CASE STUDY: ARGOPURO ROADS - BANYUWANGI STA. 0+000 TO STA. 2+600) Willy Kriswardhana; Dewi Junita Koesoemawati; Trio Sagita Susanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1398.885 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.6892

Abstract

Argopuro Roads Banyuwangi Regency with a length of 2.6 km is a switching route for heavy vehicles and buses from the north of Banyuwangi to Jember. The increase in traffic volume from year to year as well as the construction of factories and warehouses along the roads resulted in a decrease in road capability to receive loads on it. To know the type and the extent of damage occurring on Argopuro Roads is done a research which will be able to determine the appropriate type of maintenance. The determination of road condition is done by Pavement Condition Index method (PCI). Road improvement is calculated by using the component analysis method from Department of Highways Regulation No. 378/KPTS/1987. Based on the result of research, the index value of pavement condition in survei by using PCI method is 58.07. The improvement of road is done in the segment with the failure condition to the fair with the handling of the improvement in the form of recontruction. Based on the calculation result in this research, it resulted that the pavement structure has thickness of 10 cm surface course, thickness of 25 cm base course, and thickness of 63 cm sub base course. Ruas Jalan Argopuro Kabupaten Banyuwangi dengan panjang ruas 2.6 km merupakan jalur pengalih untuk kendaraan berat dan bus dari arah utara kota Banyuwangi menuju Kota Jember. Adanya peningkatan volume lalu lintas dari tahun ke tahun serta pembangunan sejumlah pabrik dan gudang pada sepanjang ruas jalan tersebut mengakibatkan menurunnya kemampuan jalan untuk menerima beban di atasnya. Untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Argopuro, dilakukan penelitian yang dapat menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai. Penentuan kondisi jalan dilakukan dengan metode Pavement Condition Index (PCI). Perbaikan jalan dihitung dengan menggunakan metode analisa komponen dari peraturan Departemen Bina Marga Nomor 378/KPTS/1987. Berdasarkan hasil penelitian, nilai indeks kondisi pekerasan jalan yang disurvei dengan menggunakan metode PCI yaitu 58,07. Perbaikan jalan dilakukan pada segmen dengan kondisi gagal (fail) hingga sedang (fair) dengan penanganan perbaikan berupa rekonstruksi. Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian ini menghasilkan struktur perkerasan jalan dengan ketebalan tebal lapis permukaan 10 cm, tebal lapis pondasi atas sebesar 25 cm, dan tebal lapis pondasi bawah setebal 63 cm.
PERFORMANCE COMPARISON OF LASTON AC-WC BASED ON AGGREGATE GRADATION SPECIFICATIONS Devi Yulita Metasari; Akhmad Hasanuddin; Dewi Junita Koesoemawati
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 02 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.485 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i02.7567

Abstract

Laston AC-WC is the outer layer of the pavement that is directly related to the outside, so a strong mixture is required. One of the major effects is the aggregate gradation.This experiment aims to find out the comparison of Laston AC-WC performance between mixtures used aggregat egradation above and below the restriction zone. Each mixture used 6 variations of asphalt content and there were 3 specimens on each variation of bitumen content. The asphalt contents used were 5,5%; 6%; 6,5%; 7%; 7,5% dan 8%. From the results of the experiments, the mixture with the aggregate above the restriction zone at 7% and 7.5% asphalt content had a density value of 2.13 gr / cc and 2.12 gr / cc respectively; VMA value of 15.49% and 15.91%; VFA values ​​of 80.48% and 79.98%; VIM value of 3.16% and 3.18%; stability value of 3013.58 kg and 2332.57 kg; flow value of 2.47 mm and 2.18 mm; as well as MQ values ​​of 1222.25 kg / mm and 1184.59 kg / mm. While on the mixture with the aggregate under the restriction zone in the asphalt content of 7% and 7.5% obtained density value of 2.11 gr / cc and 2.14 gr / cc; VMA value of 17.21% and 16.3%; VFA value of 71.21% and 78.65%; VIM value of 4.99% and 3.49%; stability value of 2518,75 kg and 3234,72 kg; flow values ​​of 2 mm and 2.07 mm; as well as the MQ value of 1259.37 kg / mm and 1623.54 kg / mm. From the results are analyzed Paired T test and found that the value of flow has a significant difference. The high flow rate was found in the mixture with the aggregate above the restriction zone at 7% asphalt content, so this mixture is more durable due to good flexibility. Laston AC-WC merupakan lapisan terluar perkerasan yang berhubungan langsung dengan keadaan luar, sehingga dibutuhkan campuran yang kuat. Salah satu yang berpengaruh besar adalah gradasi agregat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja laston AC-WC antara campuran yang menggunakan gradasi di atas dengan di bawah daerah larangan. Penelitian ini dilakukan terhadap campuran laston AC-WC. Masing-masing campuran menggunakan 6 variasi kadar aspal dan terdapat 3 benda uji pada setiap kadar aspal. Kadar aspal yang digunakan adalah 5,5%; 6%; 6,5%; 7%; 7,5% dan 8%. Dari hasil penelitian, campuran dengan agregat di atas daerah larangan pada kadar aspal 7% dan 7,5% memiliki nilai density berturut-turut sebesar 2,13 gr/cc dan 2,12 gr/cc; nilai VMA sebesar 15,49% dan 15,91%; nilai VFA sebesar 80,48% dan 79,98%; nilai VIM sebesar 3,16% dan 3,18%; nilai stabilitas sebesar 3013,58 kg dan 2332,57 kg; nilai flow sebesar 2,47 mm dan 2,18 mm; serta nilai MQ sebesar 1222,25 kg/mm dan 1184,59 kg/mm. Sedangkan pada campuran dengan agregat di bawah daerah larangan pada kadar aspal 7% dan 7,5% didapatkan nilai density sebesar 2,11 gr/cc dan 2,14 gr/cc; nilai VMA sebesar 17,21% dan 16,3%; nilai VFA sebesar 71,21% dan 78,65%; nilai VIM sebesar 4,99% dan 3,49%; nilai stabilitas sebesar 2518,75 kg dan 3234,72 kg; nilai flow sebesar 2 mm dan 2,07 mm; serta nilai MQ sebesar 1259,37 kg/mm dan 1623,54 kg/mm. Dari hasil tersebut dilakukan analisa Uji T Berpasangan dan didapatkan bahwa nilai flow memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai flow yang tinggi terdapat pada campuran dengan agregat di atas daerah larangan pada kadar aspal 7%, sehingga campuran ini lebih tahan lama dikarenakan memiliki kelenturan yang baik.