perempuan dalam masa kehamilan. Risiko penularan HIV/AIDS pada ibu yang tidak mendapatkan penanganan saat hamil diperkirakan terjadi sekitar 15-45%. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah transmisi vertikal dengan melakukan Program PMTCT dimana salah satu komponennya adalah melakukan screening HIV/AIDS pada ibu hamil. Namun pelayanan PMTCT di wilayah Kretek masih terhitung 54 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional . Besar sampel adalah 50 orang. Analisa data secara univariat, bivariat dengan Chi-Square dan multivariate dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden 27 orang (54%) sudah melakukan screening HIV/AIDS. Faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan nilai p = 0,003 (OR= 9,278;95%CI=2,098-41,041), keterjangkauan tempat nilai p = 0,042 (OR=5,061;95%CI=1,063-24,103) dan dukungan suami nilai p = 0,155 (OR =2,788;95%CI=0,678- 11,462). Faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan dengan nilai sig. 0,003 dan Exp (B) sebesar 9,278. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai risiko penularan HIV/AIDS dari ibu hamil ke bayinya dengan melibatkan suami sehingga ibu dan suami akan menyadari pentingnya screening serta dapat membuat alternatif untuk memudahkan ibu hamil dalam mengaksesnya yaitu dengan PMTCT mobile.