Heru Pratomo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMECAHAN MOLEKUL AIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEPUNG UMBI DAHLIA (DAHLIA PINNATA) Isana SYL; Dewi Yuanita; Heru Pratomo
Jurnal Sains Dasar Vol 4, No 2 (2015): October 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.884 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v4i2.12121

Abstract

Air dan limbah cair melimpah di bumi, sehingga pemanfaatannya sebagai sumber energi menjadikan tantangan tersendiri. Molekul air dapat dipecah menjadi gas-gas hidrogen dan oksigen dengan berbagai cara. Gas hidrogen merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, yang layak menggantikan bahan bakar fosil, yang makin menipis persediaannya di alam, sehingga usaha-usaha yang berkaitan dengan penyediaan energi terbarukan perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Proses elektrolisis telah lama dikenal, merupakan salah satu cara memecah molekul air menjadi gas-gas hidrogen dan oksigen, tetapi secara umum masih memiliki efektivitas rendah. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya peningkatan efektivitas elektrolisis, baik dari sisi elektroda maupun elektrolit yang digunakan. Pada penelitian ini telah dilakukan elektrolisis air dalam suasana basa dengan menggunakan NaHCO3, media tepung umbi dahlia dan elektroda kerja stainless steel. Metoda penelitian yang digunakan voltametri siklik dengan menggunakan alat voltameter eDAQ EChem, yang mampu menggambarkan alur tegangan dan arus yang digunakan selama elektrolisis. Adanya tepung umbi dahlia menyebabkan terjadinya covering di sekitar permukaan elektroda sehingga proses pemecahan molekul air menjadi terhambat. Covering optimum terjadi pada penambahan 9 gram tepung umbi dahlia per liter air.Kata kunci: pemecahan molekul air, voltamogram, umbi dahlia, stainless steel, covering
TANTANGAN PENDIDlKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Heru Pratomo
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 1 (2002): CAKRAWALA PENDIDIKAN EDISI FEBRUARI 2002,TH XXI. NO.1
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.893 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.7472

Abstract

Started from the year 2001, regional autonomy is implemented and S9 autonomy in education. In order to implementĀ  autonomy in education, every educational institution is expected to be able to develop income generating activities to cover its operational cost. An advanced education in a district could have a role as income generating resources for that district, for it could draw money from other district. It also generates taxes from boarding houses. To cope with the implementation of autonomy, educational institution should refonn itself, not to mention that education should be managed professionally. Refonn in education notĀ  only cover the whole component ofeducation process, those are : input, curriculum and teaching-learning process, infrastructure, and academic staff, but also the placement of the graduate. The conclusions are: (I) in order to implement the autonomy, education should be managed profesionally since education is not only investment but also c6mmdity, and (2) refonn in education should cover the whole component ofeducation system.