Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS MULTIKULTURAL DI DESA PATOMAN I Kadek Yudiana; Andhika Wahyudiono
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v9i2.22358

Abstract

Kemultikulturan merupakan suatu kekuatan dan kelemahan bagi sebuah bangsa oleh karena itu, kemultikulturan harus dikelola untuk menghindari disintegrasi. Salah satu solusi alternative dalam mengelola kemultikulturan pada pedesaan adalah dengan cara mengemas kemultikulturan tersebut menjadi daya tarik wisatawa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis wujud multikultural masyarakat Desa Patoman Blimbingsari, Banyuwangi dan menganalisis model desa wisata berbasis multikulturalisme di Desa Patoman, Blimbingsari, Banyuwangi.  Metode penelitan yang digunakan adalah Deskriftif Kualitatif. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi dokumen. Sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud kemultikulturan terintegrai dalam nilai-nilai yang terkandung dalam kemultikulturan masyarakat Desa Patoman meliputi: Nilai Social, Simpati, Toleransi dan Empati, Religious, Nasionalisme, Gotong Royong, Demokrasi, Bersahabat/Komunikatif, kecintaan terhadap lingkungan, cinta damai, dan peduli sosial. Selain itu, terjadi interaksi intra dan antar agama dengan pola interaksi asosiatif. Sedangkan model desa wisata berbaisis multikultur yang berkembang menggunakan model terpadu dan berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari indikator yang ada berupa demand, suplay, dan ekternal factor dengan didukung oleh sistem pemberdayaan masyarakat desa.
ISLAM, SUMBER DAYA MANUSIA, DAN MOTIVASI KERJA: DINAMIKA KINERJA PERANGKAT DESA SE-KECAMATAN WONGSOREJO BANYUWANGI Andhika Wahyudiono
Jurnal MD Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1828.6 KB) | DOI: 10.14421/jmd.2017.32-05

Abstract

Humans descended as a khalifa on earth that one of its duties is to realize the prosperity of the ummah. In the context of Indonesia, one of the roles of khalifa is manifested in a governmental structure such as a village apparatus. Of course in carrying out the task a khalifa should have high motivation of work as a form of professionalism like the hadith narrated by Ahmad. This study aims to determine the relevance of human resource and work motivation in the performance dynamics of village office apparatus in Wongsorejo Subdistrict either partially or simultaneously. The population in this study is the government officials in the villages in entire Wongsorejo sub-district consists of 12 villages totaling 206 with a sample of 103 people selected by proportional random sampling. And then the data is analizing by using multiple linear regression analysis. The result of the research shows that the positive and significant influence of human resources and work motivation has significant effect to the performance dynamics either partially or simultaneously. The influence of human resources and work motivation to the dynamics of performance are by 42 percent.
PERAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUWANGI DALAM REVITALISASI MANAJEMEN MASJID DI WILAYAH BANYUWANGI Niko Pahlevi Hentika; Andhika Wahyudiono
Jurnal MD Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.427 KB) | DOI: 10.14421/jmd.2018.41-04

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah kondisi masjid yang hanya berfungsi sebagai tempat shalat. Padahal fungsi ideal masjid lebih luas dari sekedar tempat shalat saja. Di sisi lain peran stakeholder dalam memperbaiki masjid belum dapat merubah kondisi masjid. Oleh karena itu, perlu diteliti dan dilihat lebih jauh bagaimana peran stakehoder dalam memperbaiki manajemen masjid. Maka dipilih rumusan masalah penelitian, bagaimanakah peran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dalam memperbaiki manajemen masjid dan bagaimanakah hubungan diantara keduanya. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam peran kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dalam revitalisasi manajemen masjid di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kantor Kementerian Agama Banyuwangi berperan pada revitalisasi manajemen masjid di wilayah Banyuwangi melalui tiga aspek yaitu idarah (organisasi masjid), imarah, dan ri’ayah. 
STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DALAM MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA MELALUI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) Dimas Imaniar; Andhika Wahyudiono
REFORMASI Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.208 KB) | DOI: 10.33366/rfr.v9i2.1411

Abstract

Banyuwangi Regency's economy shows a positive trend which is realized in the form of creative economic innovation supported by innovation in the field of tourism based on local wisdom. This causes an increase in population income with a projected Economic Growth (PE) of 6.57 percent in 2018. The government achievement target is to maintain public consumption and encourage the effectiveness of regional spending. The descriptive qualitative research method aims to obtain a description (description) of the role of MSMEs in developing the welfare of rural communities in Banyuwangi Regency. The results of the study showed that the production process of MSME entrepreneurs in Jelun village, Gumuk village, Pakel village, and Kluncing village was still very simple and capital was minimal so it was difficult to develop their businesses. In addition the procurement of raw materials is limited. As for the narrow marketing reach.
Event Tradisi Sebagai Daya Tarik Kunjungan Wisatawan: Studi Kasus Pasar Kampong Koepat di Kabupaten Banyuwangi Safrieta Jatu Permatasari; Andhika Wahyudiono; Dimas Imaniar
PRoMEDIA Vol 7, No 1 (2021): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/promedia.v7i1.4585

Abstract

AbstractEffective promotional activities are very essential in the development of tourism in an area. Promotional mix is one of the marketing tools, it can be used to inform, persuade and remind potential tourists. Apart from its natural beauty, Banyuwangi is also famous for its traditional culture which can attract many tourists to come. Together with tourism development, traditional culture is carried out as a tourist place. This study analyzes the development of the Koepat village market in Boyolangu Village, Giri District, Banyuwangi Regency, as an atourist attraction. This tradition has been praised by many people since it was held in 2018, the community adopted it as “Kumpul tekO Punjer paPAT” (KOEPAT) with two goals, namely to support Banyuwangi Regency as a "tourism city" and to carry out the tradition in a more professional festival. so that not only to maintain the pride of the younger generation of the local community to preserve their traditions, but also as a unique tourist attraction in urban areas. The method used is descriptive qualitative, data collection techniques are by observation and interviews with the head of the lurah, the social service office, the sub-district head and the staff of the Banyuwangi Regency Dispar, and literature studies. The author's interest in raising this case is because first, there is no community empowerment to increase public awareness in increasing economic independence through a local cultural tradition. Second, seeing that Banyuwangi is currently getting the title as the best festival city in Indonesia, this can be an alternative for Banyuwangi Regency in empowering the community through local cultural traditions in each region to increase tourist visits.Keywords: Event Tradition, Tourism, Pasar Kampong KoepatAbstraksiKegiatan promosi yang efektif merupakan hal yang sangat esensial dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah.  Bauran  promosi merupakan salah satu alat pemasaran, dapat digunakan untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan calon wisatawan. Terlepas dari keindahan alamnya, Banyuwangi juga terkenal dengan tradisional budayanya yang dapat menarik banyak wisatawan untuk datang. Bersama dengan pengembangan pariwisata, budaya tradisional dilakukan sebagai tempat wisata. Penelitian ini menganalisis perkembangan pasar kampong koepat di Kelurahan Boyolangu Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi, sebagai daya tarik atourist. Tradisi ini telah dipuji banyak orang mulai sejak digelar pada tahun 2018 lalu, masyarakat mengadopsinya sebagai “Kumpul tekO Punjer paPAT ”(KOEPAT) dengan dua tujuan, yaitu adalah untuk mendukung Kabupaten Banyuwangi sebagai "kota pariwisata" dan untuk melakukan tradisi dalam festival yang lebih profesional sehingga tidak hanya untuk mempertahankan kebanggaan generasi muda dari komunitas lokal untuk melestarikan tradisi mereka, tetapi juga sebagai daya tarik wisata yang unik di perkotaan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik  pengumpulan data yaitu dengan observasi dan wawancara dengan kepala lurah, kantor dinas sosial, camat giri dan Staf Dispar Kabupaten Banyuwangi, serta studi literatur. Adapun ketertarikan penulis mengangkat kasus ini dikarenakan Pertama, belum adanya suatu pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kemandirian ekonomi melalui suatu tradisi budaya lokal. Kedua, melihat dewasa ini Banyuwangi mendapatkan predikat sebagai kota festival terbaik di Indonesia, hal ini bisa menjadi alternatif Kabupaten Banyuwangi dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui tradisi budaya lokal di setiap wilayahnya untuk meningkatkan kunjungan wisatawanKata Kunci: Event Tradisi, Pariwisata, dan Pasar Kampong KOEPAT