Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keanekaragaman Reptil Impor di Yogyakarta Dicky Indar Putranto; Pramana Yuda; Felicia Zahida
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 3 (2016): October 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v1i3.1228

Abstract

Reptil impor banyak diminati karena memiliki variasi warna yang sangat beragam. Penelitian ini mengenai jenis reptil eksotik yang ada di Yogyakarta baik yang dipelihara maupun yang sudah terlepas atau dilepas di alam dan bagaimana pula potensi dampaknya bagi spesies reptil lokal yang ada di Yogyakarta. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Yogyakarta dengan melakukan survei di pasar hewan, petshop dan pemelihara reptil. Penelitian telah dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus 2013 sampai 30 November 2013. Berdasarkan hasil survei pendataan reptil impor yang dipelihara di Yogyakarta, ditemukan 80 jenis yang terdiri dari satu jenis buaya kerdil (Paleosuchus palpebrosus), 14 jenis kadal (Sauria), 21 jenis ular (Serpentes), dan 44 jenis Kura-kura (Testudines). Reptil impor yang terlepas di alam ditemukan beberapa jenis, yaitu dua ekor Red Eared Slider (Trachemys scripta elegans), tiga ekor Chinese Soft-shelled Turtle (Pelodiscus sinensis) dan satu ekor Corn snake (Pantherophis guttatus). Red Eared Slider yang terlepas di alam dalam jumlah tersebut tidak dapat menimbulkan dampak negatif bagi reptil lokal, tetapi jika dalam jumlah yang banyak kemungkinan akan berpotensi sebagai kompetitor bagi bulus jawa (Amyda cartilaginea) dalam mencari makan. Chinese Soft-shelled Turtle yang terlepas di alam dalam jumlah tersebut kemungkinan akan berpotensi sebagai kompetitor bagi Amyda cartilaginea dalam mencari makan. Corn snake yang hanya satu ekor jika terlepas tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi reptil lokal, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak akan menjadi kompetitor bagi ular-ular lokal seperti ular koros (Ptyas korros), ular jali (Ptyas mucosa), ular kopi (Coelognathus flavolineatus), ular lanang sapi (Coelognathus radiatus), dan lain-lain, karena jenis mangsa yang sama.
Identifikasi dan Uji Aktivitas Antimikrobia Bakteri Asam Laktat dari Fermentasi Singkong (Gatot) terhadap Bacillus cereus dan Aspergillus flavus Maria Hesty Febriana; Ekawati Purwijantiningsih; Pramana Yuda
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 1 (2021): February 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i1.3312

Abstract

Gatot is a traditional food from fermented cassava. Lactic acid bacteria (LAB) can be found in fermented cassava food, gatot. Lactic acid bacteria can produce an antimicrobial compound for inhibiting pathogen microorganism. The aim of this research were isolation and identification LAB from gatot and antimicrobial activity test against Bacillus cereus and Aspergillus flavus. Three isolates from raw gatot and three isolates from cooked gatot used in this research. Isolation of LAB was conducted using pour plate method, purification is conducted by streak plate method, the antimicrobial test was conducted by agar well diffusion and molecular identification was conducted by PCR colony method using LABFw and R16RDNA-1492bac primer. Lactic acid bacteria from cooked gatot identified as Enterococcus sp. FTBUAJY04, Enterococcus sp. FTBUAJY05, Enterococcus sp. FTBUAJY06, while LAB from raw gatot identified as Lactococcus lactis strain FTBUAJY01, Lactococcus lactis strain FTBUAJY02 dan Lactococcus lactis strain FTBUAJY03. The results obtained from the inhibition zone test showed that all isolates were able to inhibit the growth of B. cereus and A. flavus.  The greatest inhibition zone against B. cereus was shown by LAB Gt5 supernatant or L. lactis supernatant strain FTBUAJY02 of 1.87 ± 0.67 cm2, while the results of the greatest inhibition zone against A. flavus was LAB Gt6 supernatant or L. lactis supernatant strain FTBUAJY03 of 3.83 ± 0.73 cm2.
Perbandingan Metode Isolasi DNA sebagai Templat PCR untuk Identifikasi Jenis Kelamin Cerek Jawa (Charadriius javanicus) secara Molekuler Menggunakan Primer 2550F/2718R Yulius Wahyu Pratomo; Felicia Zahida; Pramana Yuda
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 2 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i2.3444

Abstract

Dalam studi molekuler, ekstraksi dapat memakan waktu dan biaya saat diterapkan dalam penelitian skala besar, sehingga beberapa studi mengkaji tingkat keberhasilan amplifikasi menggunakan metode isolasi DNA alternatif (tanpa ekstraksi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode isolasi DNA paling efektif untuk molecular sexing Cerek Jawa. Penelitian ini menggunakan 5 sampel darah kertas saring, dan 8 sampel darah EDTA yang diisolasi dengan metode ekstraksi kit, alkalin lisis dan PCR langsung. Molecular sexing dilakukan dengan primer 2550F/2718R. Hasil penelitian menunjukan bahwa DNA pada sampel darah kertas saring dan EDTA, baik metode ektraksi kit, alkalin lisis dan PCR langsung, berhasil diamplifikasi dengan primer 2550F/2718R yang menghasilkan pita CHD1-Z dengan ukuran 621 bp dan pita CHD1-W dengan ukuran 459 bp. Penelitian ini menunjukan bahwa ekstraksi DNA dengan kit menghasilkan DNA template yang paling efektif untuk molecular sexing Cerek Jawa.