Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendekatan Molekuler pada Kajian Ekologi Ign. Pramana Yuda
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 13, No 2 (2008): June 2008
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v13i2.2680

Abstract

Sistem perkawinan pada burung (aves) sebagian besar (80-90%) adalah monogami. Namun temuan dari kajian-kajian terbaru dengan pendekatan molekuler menunjukan kalau jenis-jenis burung yang secara sosial monogami, ternyata berpoligami secara genetis (Birkhead dan Moller, 1992). Sebagai contoh, burung gereja (House sparrow Passer domesticus) melakukan extra-pair paternity (EPP). Artinya induk (jantan) mengasuh anak pasangannya yang ternyata bukan anak genetisnya.
Menggugat Bias Temperate dalam Ekologi Perilaku Burung (Kajian Buku) Ign. Pramana Yuda
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 12, No 3 (2007): October 2007
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v12i3.2808

Abstract

Daerah tropis memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, misalnya saja lebih kurang 80% jenis burung petengger (passerine bird) hidup dan berbiak di daerah tropis. Namun barangkali belum banyak yang mengetahui bahwa beberapa teori dalam biologi dan ekologi burung lebih banyak didasarkan pada pengamatan empirik dan pemodelan yang menggunakan jenis burung dari daerah beriklim sedang (temperate). Hal ini tidak terlepas dari persebaran ahli yang sebagian besar terkonsentrasi dan melakukan penelitian di daerah tersebut baik Eropa maupun Amerika Utara. Celakanya, pola perilaku burung, misalnya, yang ditemukan di daerah tersebut selama ini telah dianggap sebagai norma perilaku umum untuk semua jenis burung. Apakah jenis-jenis burung di daerah tropis mengikuti norma perilaku umum tersebut?
Spesies Diversity and Abudance of Nudibranchia in Tulamben Waters, Bali Marchel Marchel; Felicia Zahida; Ign. Pramana Yuda
Jurnal Moluska Indonesia Vol. 5 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Masyarakat Moluska Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54115/jmi.v5i1.6

Abstract

Nudibranchia is the largest order of Opistobranchia which is known to have about 3,000 species. Nudibranchia is a popular macro photography object among divers. Although Tulamben Waters, Bali is one of popular destination for macrobiota’s habitat, but research on marine biota, especially nudibranchia in these waters is still very rare. This study uses two methods, which is direct observation to reveal diversity and species number, belt transect methods to estimate density or abundance per sampling area using diving techniques . A transect line of 50 m at each point of observation site was used to evaluate abundance. This study wants to see the level of diversity, mapping various species and abundance of nudibranchia. For biodiversity, 31 species from 15 families are found, Chromodoridae, Dorididae, Elysiidae, Facelinidae, Flabellinidae, Goniodorididae, Halgerdidae, Hexabranchidae, Phyllidiidae Polyceridae, Hydatinidae, Costasiellidae, Elysiidae and Limapontiidae. Whereas the transect method found 12 species from 6 families, Chromodoridae, Facelinidae, Phyllidiidae Aglajidae, Costasiellidae, and Elysiidae. With a diversity index of 2.27 and the highest level of abundance found in Pteraeolidia ianthina species with a relative abundance of 0.19%.