Moh Khusen
the Faculty of Syari’ah of STAIN Salatiga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Contending Identity In The Islamic Ritual: the Slametan among Surinamese Javanese Muslims in The Netherlands Khusen, Moh
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 43, No 2 (2005)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2005.432.283-308

Abstract

Wacana tentang slametan dalam masyarakat Muslim Surinam keturunan Jawa di Belanda sesungguhnya, di satu sisi, merepresentasikan sebuah pertarungan identitas kultural keagamaan di antara mereka dan, di sisi lain, menunjukkan sebuah hubungan yang kompleks antara Islam ‘resmi’ dengan tradisi Jawa. Tulisan ini membuktikan bahwa praktek slametan dalam masyarakat Muslim Surinam keturunan Jawa di Belanda ternyata hampir tidak mengalami perubahan. Perubahan yang ada hanya berkaitan dengan aksesoris upacara sebagai akibat dari penyesuaian terhadap kondisi geografis dan iklim setempat. Hal ini tidak ada artinya dibandingkan dengan antusiasme yang sangat besar --khususnya bagi kelompok masyarakat Muslim Kejawen untuk melestarikan semua warisan budaya dari pendahulu mereka yang adalah orang Jawa. Tulisan ini pada akhirnya menunjukkan adanya pertarungan identitas antara kelompok Muslim Kejawen yang bangga dengan “agama jawa”-nya dan kelompok moderat dan reformis yang ingin menjadi Muslim yang sebenarnya.
From Shari‘a ‘Ayniyya to Shari‘a Hududiyya: Shahrour’s Interpretation on Quranic Legal Verses Khusen, Moh
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 50, No 2 (2012)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2012.502.431-459

Abstract

This article elaborates a new paradigm in the interpretation of Qur’anic legal verses conducted by a Syrian thinker, Mohammad Shahrour. This study shows that, according to Shahrour, Islamic jurisprudence is not “‘ayniyya”, but “h‍‍ududiyya” since for him, all legal rules carried by the verses represent the limits of Allah which people can behave. Shari‘a h‍ududiyya proves that Shahrour’s approach to the Quranic legal verses can be characterized as an open-ended process of socio-political and moral codes. Still holding on to the tool of textual analysis but combining it with a new perspective, h‍ududiyya, Shahrour manages to be faithful to the text and at the same time, compatible with the ideas and values of modernity and humanism. Elaborated by other theories from other disciplines, especially mathematics and physics, Shahrour provides six types of limits which encapsulate all Shari‘a cases equipped with their characteristics, differentiations and implementations.[Artikel ini menjelaskan paradigma baru dalam menafsirkan ayat-ayat hukum dalam al-Quran seperti diperkenalkan oleh seorang pemikir berkebangsaan Syria, Mohammad Shahrour. Artikel ini memperlihatkan bahwa, menurut Shahrour, ayat-ayat hukum dalam al-Quran itu tidak bersifat “‘ayniyya”, namun “h‍ududiyya” karena berfungsi untuk membatasi. Shari‘a h‍ududiyya yang diperkenalkan Shahrour menjelaskan bahwa pendekatan terhadap ayat-ayat hukum dalam al-Quran  bersifat terbuka. Dengan tetap berpijak pada pendekatan tekstual terhadap al-Quran sembari memperhatikan pandangan baru, h‍ududiyya, Shahrour berhasil mempertemukan teks al-Quran dengan ide-ide dan norma-norma modernitas dan humanisme. Dijelaskan melalui teori-teori yang berkembang di disiplin ilmu lain, utamanya matematika dan fisika, Shahrour memperkenalkan enam tipe batasan Shari‘a.]