Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APLIKASI SISTEM PAKAR PENENTUAN ASUPAN MAKANAN BAGI PENDERITA PENYAKIT GIZI BURUK DENGAN INFERENSI FUZZY Dwi Aryanto; Ardi Pujiyanta
Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol 1, No 2 (2013): Oktober
Publisher : Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jstie.v1i2.2267

Abstract

Asupan(konsumsi) makanan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Tingkat konsumsi lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi untuk mencapai keadaan gizi yang baik. Apabila kekurangan zat gizi khususnya energi dan protein menyebabkan berat badan menurun yang disertai produktivitas kerja, apabila kekurangan zat gizi berlanjut menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga menyebabkan terjadinya gangguan gizi. Penyakit gizi buruk terdiri atas tiga jenis penyakit menurut gejala klinisnya yaitu : gizi buruk marasmus, gizi buruk kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor. Penanganan yang biasa dilakukan seorang pakar yaitu mengusulkan untuk pengaturan pola makan, termasuk jenis dan jumlah makanan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah system pakar yang dapat digunakan untuk menentukan gangguan gizi dan jenis penyakit gizi buruk serta solusi asupan makananya.Subjek pada penelitian ini adalah “Aplikasi sistem pakar untuk penentuan asupan makanan bagi penderita penyakit gizi buruk”. Pada penelitian ini penelusuran faktanya menggunakan forward chaining dan logika yang digunakan adalah system inferensi fuzzy metode Tsukamoto. Tahap pengembangan aplikasi diawali dengan analisis data, perancangan system, pengkodean (Coding) dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan Testing (pengujian system dengan Black BoxTest dan Alfa Test).Dari hasil penelitian ini dihasilkan perangkat lunak yang mampu menentukan status gangguan gizi dan jenis penyakit gizi buruk beserta solusi asupan makananya. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap responden telah layak untuk digunakan. Kata Kunci : Sistem Pakar, Penyakit Gizi Buruk, Fuzzy Tsukamoto.
Steganografi Video Digital dengan Algoritma LSB (Least Significant Bit) dan Rijndael Imam Riadi; Sunardi; Dwi Aryanto
Journal of Innovation Information Technology and Application (JINITA) Vol 2 No 2 (2020): JINITA, December 2020
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.109 KB) | DOI: 10.35970/jinita.v2i2.361

Abstract

Steganography is the science and art of hiding information so that confidential information cannot be known by others, except the sender and receiver. This research is designed to create a steganography system on video with mp4 format. The message is inserted in one of the video frames, first encrypted with the Rijndael algorithm. The method of inserting messages in the video frame is the Least Significant Bit (LSB) method. Extraction of frames on video using ffmpeg software. Qualitative testing used to identify changes in video frames with human senses. Quantitative testing was carried out by testing six videos with different resolutions, while there were five inserted messages with varying Byte lengths. The frame that has been inserted with a message is measured for noise with the Peak Signal to Noise Ratio (PNSR). The test results show that the LSB method cannot be used for message insertion whose Byte size is greater than the capacity of the cover video. There is a change in image quality if the size of the inserted message bytes is getting bigger.