Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

VERIFIKASI SENSOR PARTIKULAT SEBAGAI INSTRUMENTASI PEMANTAUAN PM2.5 DAN PM10 BERBASIS LOW COST SENSOR Januar Arif Fatkhurrahman; Ikha Rasti Julia Sari; Ningsih Ika Pratiwi
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.474 KB)

Abstract

Partikulat dengan ukuran halus, berupa PM10 dan PM2.5 merupakan ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan. Laboratorium uji mempunyai metode terstandar dalam penentuan PM10 dan PM2.5  dengan basis peralatan High Volume Air Sampler. Pengukuran PM10 dan PM2.5 dengan basis peralatan tersebut mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya periode pengambilan contoh sampai dengan dirilisnya data hasil pengujian seringkali membutuhkan waktu yang lama. Beberapa pengembangan teknologi pengukuran PM10 dan PM2.5  berkembang ke arah teknologi sensor partikulat berbasis light scattering. Salah satu sensor partikulat yang mampu mengukur PM10 dan PM2.5  adalah PMS 7003, namun dengan harga yang relatif murah, diperlukan upaya verifikasi sensor untuk melihat korelatif antar sensor secara statistik. Pada kegiatan penelitian ini dilakukan verifikasi sejumlah 5 sensor pada simulasi sebuah ruangan dengan aliran udara terkontrol. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa kelima sensor tersebut mampu mengukur konsentrasi partikulat dengan akurasi tinggi dan estimasi data yang baik.Kata kunci: partikulat, Sensor PMS 7003, statistik, verifikasi
Agen Desorpsi Terbaik pada Regenerasi Batu Apung Sungai Pasak untuk Penyisihan Amonium (NH4+) dalam Air Ningsih Ika Pratiwi; Shinta Indah; Denny Helard
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.432 KB)

Abstract

Batu apung dikenal sebagai material low-cost yang memiliki struktur berpori sehingga berpotensi sebagai adsorben untuk menyisihkan senyawa polutan dalam air, seperti amonium yang hadir sebagai dampak aktivitas industri, pertanian maupun domestik. Keberadaan batu apung yang melimpah terdapat di daerah Sungai Pasak dan hingga saat ini belum dimanfaatkan. Kemungkinan adanya regenerasi dari adsorben yang telah digunakan merupakan keuntungan proses adsorpsi sebagai salah satu teknologi ramah lingkungan. Regenerasi dapat dilakukan melalui proses desorpsi sehingga reuse dapat diterapkan terhadap adsorben dan recovery terhadap senyawa yang disisihkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui agen desorpsi terbaik yang berguna untuk regenerasi, yaitu memperpanjang masa pakai batu apung khususnya pada proses penyisihan amonium. Regenerasi terdiri dari percobaan adsorpsi dan desorpsi dengan metode batch sebanyak 2 kali reuse menggunakan kondisi optimum yang diperoleh, terdiri dari pH, waktu kontak, ukuran serta dosis batu apung yang diaplikasikan pada larutan artifisial dan sampel. Proses desorpsi menggunakan agen desorpsi asam (HCl), netral (akuades) dan basa (NaOH). Percobaan pada larutan artifisial amonium 4 mg/l menghasilkan HCl sebagai agen desorpsi terbaik dengan kapasitas adsorpsi tertinggi, yaitu reuse I 6,335 mg/g serta reuse II 6,018 mg/g dengan efisiensi penyisihan rata-rata 46,324%. Agen HCl juga memberikan % desorpsi tertinggi pada proses desorpsi I dan II sebesar 89,734% dan 88,048%. Percobaan juga dilakukan terhadap sampel air tanah dekat area pertanian dengan % desorpsi pada desorpsi I dan II yaitu 87,875% dan 86,892%, dengan kapasitas adsorpsi saat reuse I dan II adalah 1,889 mg/g dan 1,845 mg/g. Hasil penelitian menunjukkan agen terbaik untuk regenerasi batu apung yaitu asam (HCl) dengan kemampuan hingga 2 kali reuse dengan nilai efisiensi penyisihan dan kapasitas adsorpsi hampir sama dengan nilai adsorpsi awal, sehingga memungkinkan untuk dilakukan reuse selanjutnya. Potensi batu apung Sungai Pasak ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air tanah maupun air limbah dengan kandungan amonium yang rendah.
Aplikasi Bakteri Halofilik Berwarna Merah Terimmobilisasi dalam Meningkatkan Kualitas Garam dalam Proses Produksi Garam Berbasis Air Laut Rizal Awaludin Malik; N Nilawati; Novarina Irnaning Handayani; R Rame; Silvy Djayanti; Ningsih Ika Pratiwi; Nanik Indah Setianingsih
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.929 KB)

Abstract

Garam yang dihasilkan oleh peladangan garam rakyat di Indonesia masih memiliki kemurnian NaCl yang rendah (<90%). Dampak dari penggunaan garam dengan kemurnian yang rendah adalah kerugian di industri pengguna garam sebagai bahan baku. Rendahnya kemurnian NaCl yang dihasilkan disebabkan oleh sistem peladangan yang tidak benar dan juga tidak adanya maintain ekosistem peladangan garam. Pentingnya ekosistem adalah agar terciptanya interaksi biotik-biotik maupun biotik-abiotik pada ladang garam sehingga memungkinkan bagi bakteri-bakteri halofilik berwarna merah untuk tumbuh pada ladang garam. Bakteri halofilik ini merupakan salah satu komponen biotik yang sangat berpengaruh dalam proses peladangan garam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bakteri halofilik yang telah terimmobilisasi dalam meningkatkan kemurnian NaCl pada peladangan garam. Aplikasi ini dilakukan di ladang garam dengan 3 perlakuan yaitu 1 perlakuan peladangan menggunakan bakteri halofilik terimmobilisasi, 1 kontrol positif berupa peladangan garam tanpa pemberian bakteri terimmobilisasi namun dilakukan peladangan secara benar, 1 kontrol negatif berupa peladangan garam tanpa pemberian bakteri halofilik dan dilakukan peladangan secara tradisional. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan/pengulangan dilakukan pada lahan dengan luasan 1,5m x 4m dan tinggi muka air 9cm, dan parameter yang di ukur adalah kemurnian NaCl, Na, Cl, Mg, Kadar air dan bentuk kristal garam yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan kemurnian NaCl perlakuan dengan bakteri halofilik memiliki kemurnian rata-rata 94,15% kadar Na 37,04% Cl 57,11% Mg 1,07% kadar air 7,05% dengan bentuk kubus besar, kontrol positif menghasilkan NaCl 90,36% dengan Na 35,55% Cl 54,81 Mg 2,247% kadar air 11,09 dan bentuk kristal kubus kecil dan kontrol negatif menghasilkan NaCl 88,33% Na 34,75% Cl 53,58% Mg 2,09% kadar air 11,89% kristal berbentuk cone/piramida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan bakteri halofilik terimmobilisasi dan teknik peladangan yang benar pada proses peladangan garam menghasilkan garam NaCl dengan kemurnian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya.