Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Apologies In “Whatsapp” Produced By Japanese Department Student Of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Azizia Freda Savana; Rosi Rosiah
IZUMI Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.032 KB) | DOI: 10.14710/izumi.8.2.75-81

Abstract

(Title: Apologies In “Whatsapp” Produced By Japanese Department Student Of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) This paper discusses an apology in Whatsapp by Japanese Department Students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta in several situations use semantic formula. In era digital, Many of them always deliver their message to Whatsapp. They use Whatsapp for sharing information, expressing gratitude and apologies to their friends and teachers. Expressing apologies via Whatsapp is different from expressing it directly. Writing using Whatsapp will be more creative by using emoji or kaomoji based on the situations. Besides that, they usually abbreviate their writing on Whatsapp. The purpose of this research is to know how Japanese Department Students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta expressing apologize via Whatsapp in several situations to the teacher, seniors, and friends. Do they use emoji or kaomoji and how they write an apologizing with the Teacher, Seniors, and Friend? This research uses a descriptive method with qualitative approaches since analyzed descriptively with the qualitative method. The method of analysis used the semantic formula to classify apologies based on the situation. The result of this research is the student’s tendency most of them use In-speech act instruction designation (apology content, appreciation, etc.) and they not so using emoji to express apologies to teachers. 
PELATIHAN PERCAKAPAN BAHASA JEPANG MELALUI MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN DARING DI SMK KESEHATAN SADEWA Rosi Rosiah; Arsyl Elensyah Rhema Machawan
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i1.6664

Abstract

Abstrak: Pada tahun 2017 pemerintah Jepang dengan pemerintah Indonesia sudah membuat perjanjian IJEPA terutama dalam bidang kesehatan dengan mengirimkan perawat dari Indonesia untuk bekerja sebagai perawat di Jepang. Perawat yang diperlukan oleh pemerintah Jepang tidak hanya perawat lulusan S1 dan D3. Bahkan perawat yang berasal dari SMK Kesehatan pun mempunyai peluang pekerjaan yang sama. Untuk menghadapi peluang tersebut SMK Kesehatan menjawab dengan memasukan mata pelajaran bahasa Jepang ke dalam kurikulumnya baik untuk kegiatan intrasekolah maupun ekstrasekolah. Dalam kondisi Pandemi saat ini dimana pembelajaran semua dilaksanakan secara online sehingga sangat penting memilih media yang digunakan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melatih kemampuan Bahasa Jepang siswa SMK Kesehatan Sadewa dan untuk mengetahui respons siswa setelah mendapatkan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan dua kali pada tanggal 21 dan 23 Juli 2021 dengan peserta 25 siswa SMK Kesehatan Sadewa kelas XII Asisten Keperawatan 3. Pelatihan dilaksanakan dengan materi penjelasana manfaat video pembelajaran, Kosakata dan pola kalimat Bahasa Jepang. Berdasarkan survei yang dibagikan kepada peserta. Peserta merasa media dan materi yang disampaikan menarik dan sangat bermanfaat. Abstract:  In 2017 the Japanese government and the Indonesian government had made an IJEPA agreement, especially in the health sector, by sending nurses from Indonesia to work as nurses in Japan. Nurses needed by the Japanese government are not only nurses who graduate from S1 and D3. Even nurses from Health Vocational Schools have the same job opportunities. The Health Vocational School responded by incorporating Japanese subjects into its curriculum for both Intra-school and extra-school activities to face this opportunity. In the current Pandemic conditions where all learning is carried out online, it is essential to choose the media used. This service aims to train the Japanese language skills of the Sadewa Health Vocational School students and to find out the student's response after receiving the training. The training was conducted twice on 21 and 23 July 2021 with 25 Sadewa Health Vocational School class XII Nursing Assistant 3. The training was carried out with material explaining the benefits of learning videos, Japanese vocabulary, and sentence patterns. Based on the survey distributed to participants. Participants felt that the media and materials presented were exciting and very useful.
PENDIDIKAN LITERASI KEPADA ANAK TPA MELALUI CERITA SARAT PESAN MORAL DI TPA ASSHOLIHIN KEPUHAN Arsyl E.R. Machawan; Rosi Rosiah
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 2. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.994 KB) | DOI: 10.18196/ppm.42.881

Abstract

Pendidikan usia dini penting untuk mendapatkan perhatian khusus, mengingat pada masa ini disebut sebagai golden age yang harus dioptimalkan sebaik mungkin. Melalui teks sastra, seperti cerita rakyat, fabel, hikayat, atau dongeng, internalisasi nilai-nilai luhur serta kemampuan kognitif dapat diperoleh secara efektif. Oleh karena itu, pengabdian fokus pada bahasan penguatan literasi baca anak usia dini. Program pengabdian dilakukan dengan tiga tahap. Pertama, tahap persiapan (identifikasi lingkungan dan pengumpulan data utama) dengan wawancara. Kedua, forum diskusi grup untuk membicarakan konsep, tujuan program, hingga teknis pelaksanaan. Ketiga, demonstrasi membaca cerita untuk meningkatkan minat dan literasi membaca. Pascaprogram pengabdian, warga dan tokoh masyarakat merasakan dampak positif karena sebelumnya belum pernah ada yang menyelenggarakan, harapan besar untuk ada program tindak lanjut, hanya ada catatan kondisi peserta kurang aktif menurut pengajar. Hal tersebut terjadi karena siswa-siswi sudah terlalu lama belajar daring, harus beradaptasi lagi dengan pembelajaran luring.
Respon Terhadap Pujian Pembelajar Bahasa Jepang Rosi Rosiah
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.1102

Abstract

Dalam berkomunikasi dengan bahasa Jepang pujian merupakan ungkapan yang sering digunakan oleh orang Jepang dalam membuka sebuah percakapan dan merupakan sebuah prototipe orang Jepang bahwa mereka sangat sering memuji lawan bicara. Sebagai pembelajar bahasa Jepang yang nantinya akan berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa Jepang. Penting untuk mengetahui respon seperti apa yang akan digunkan sebagai penelitian pendahuluan. Penelitian ini mengenai respon terhadap pujian pembelajar bahasa Jepang Indonesia, khususnya pembelajar bahasa Jepang UPI tingkat IV. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembelajar bahasa Jepang merespon pujian dalam bahasa Jepang.Hasil dari Data dikumpulkan dengan Discourse Complement Test (DCT) , yang terdiri dari 18 situasi kepada 20 sampel penelitian adalah Pembelajar bahasa Jepang banyak merespon pujian dengan kategori menerima dan dengan strategi yang paling banyak digunakan adalah menolak pujian. Pembelajar bahasa Jepang menggunakan kategori menerima sesuai dengan teori kesantunan apabila kita menerima pujian maka, dianggap menjaga positif face lawan bicara.
Analisis Penggunaan Politeness Strategi Irai Hyougen (Shuuketsubu) Berdasarkan Jouge Kankei oleh Mahasiswa Bahasa Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta Rosi Rosiah; Hamdan Nikmatulloh
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 4, No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.4136

Abstract

Request Expression or Irai hyougen is an expression widely used in daily life. In its use, Irai hyougen consists of three parts, namely Senkoubu (Prolog), Iraibu (Statement of Request), after the request has a disclose, it will usually continue to make a promise and the expression process ends. Still, the researchers used a reminder to confirm the previous request or the so-called Shuuketsubu. Irai Hyougen Shuuketsubu usually consists of reminiscent expressions and confirmation expressions (Xu, 2007). Irai hyougen is an expression that requires an appropriate communication strategy, so it is essential to know the politeness strategies used in Irai Hyougen Shuuketsubu, especially the reminding expression. The politeness strategy used will not be separated from the jouge kankei relationship. This study aims to find out what expressions used by seniors to juniors, between peers, and juniors to seniors in the college environment and also politeness used. The research data came from Japanese language learners in Yogyakarta Special Region. The method used was quantitative, using semantic formulas to analyze the expression strategies used. The results of this study indicate that senior speakers mostly use the main component in the form of a ban (Kinshi Hyougen), the auxiliary component, and discourse regulator. Colleague speakers used the main component in the form of a prohibition expression (Kinshi Hyougen) and the auxiliary component. In contrast, the junior used the main component and helper component. The politeness used by the three situations was a bald-on record strategy (without strategy) because the speaker and speech partner already know each other well.
Strategi Merespon Pujian pada Pembelajar Bahasa Jepang: Kajian Komparatif dengan Penutur Asli Rosi Rosiah
JLA (Jurnal Lingua Applicata) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.064 KB) | DOI: 10.22146/jla.35181

Abstract

This study compares the use of responding praise strategies by 20 subjects of Japanese language learners and 20 native speakers. Using DTC (Discourse Complement Test) as an instrument which consists of 18 situations, the data of 360 sentences were then analyzed using a semantic formula from the concept of Korsatianwon Sayan (2003) that divides the response of praise into 15 strategies, namely: gratitude, approval expression, happy expression, praise upgrade, disagreement, suspect intent, comment acceptance, reassignment, empty, return, question, change topic, scale down, laugh and shame or shock. In conclusion, many Japanese language learners respond to praise with the strategy of rejecting praise. This is in accordance with the concept of ‘refusing praises’ in the East, which means humbling ourselves. Meanwhile, the native speakers of Japanese respond to praise with ‘being grateful’ strategy. This is in accordance with the conception of ‘thank you’ in the West to respond to praises, which aims to maintain the positive face of the other person.
PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA AJAR BAGI GURU TK ABA PRA AMBARKETAWANG Rosi Rosiah; Muhamad Mutaqien
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 4 No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v4i4.4573

Abstract

Selama pandemic covid 19 berlangsung dari bulan Maret 2019 sistem Pendidikan mengalami perubahan secara drastis karena sistem pembelajaran yang biasanya dilakukan tatap muka secara langsung berubah menjadi dalam jaringan (daring) dari level Pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan Pendidikan tinggi. Dengan adanya perubahan sistem pembelajaran banyak sekali aspek yang harus menyesuaikan. Misalnya, Kesiapan sekolah, kompetensi guru, kesiapan orang tua, dan banyak aspek. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Guru TK ABA Patukan mengatakan bahwa salah satu hal teberat yaitu menyiapkan media pembelajaran dalam pembelajaran daring, sehingga proses pembelajaran daring di TK ABA belum maksimal. Guru hanya mengirim lembar kerja melalui WAG dan Orang tua mengirim laporan juga melalui WAG. Sehingga proses pembelajaran dirasa kurang efektif dan membebani orang tua. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan pelatihan mengenai media pembelajaran bagi guru- guru di TK ABA Patukan. Pelatihan ini mengajarkan guru- guru untuk membuat video pembelajaran sederhana dengan menggunakan Aplikasi VN. Pelatihan dilakasanakan dua kali dan peserta pelatihan merasa bahwa media yang diajarkan sangat berguna.
Pengenalan Podcast Sebagai Media Pengajaran Di PAUD Anak Samudra, Pedukuhan Ngepet Arsyl Elensyah Rhema Machawan; Rosi Rosiah
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 2. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.52.1045

Abstract

Dari hasil observasi permasalahan yang muncul berkenaan dengan kegiatan pembelajaran harus diganti dengan pembelajaran jarak jauh. Dilakukannya sistem pembelajaran jarak jauh tentu memungkinkan terjadinya kendala-kendala, seperti sinyal internet yang terkadang buruk atau pun device yang mengalami malfungsi. Bahkan menurut penuturan pihak kelurahan, masih banyak orang-orang di daerah tersebut yang mengalami kesulitan memakai perangkat internet. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah memperkenalkan alternatif media ajar berupa podcast. Langkah yang ditempuh pada pengabdian ini diproses dengan tiga tahap yaitu, 1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaan; 3) tahap evaluasi hasil dari wawancara menunjukkan penerimaan yang baik dari peserta. Ada pengalaman baru dari peserta yang baru pertama kali merekam bahan ajar menggunakan konsep podcast khususnya menggunakan aplikasi Anchor. Kegiatan ini juga menambah wawasan peserta bahwa pemberian materi ajar atau tugas bisa memanfaatkan aplikasi android yang bisa menambah unsur estetik dengan fitur latar musik atau bunyi jeda sesi
The Effectiveness of Instagram "Studyin.Japanese" to Improve Japanese Vocabulary Skills of Intermediate Level Japanese Language Department UMY'S Students Rosi Rosiah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 11 No 2 (2023): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v11i2.65808

Abstract

This study aimed to measure the effectiveness of the "studyin.japanese" Instagram account as a learning medium for improving Japanese vocabulary skills. This research uses quantitative methods with a purely experimental research design. The sample of this study was 30 students of the PBJ UMY Study Program level 2 for the 2021/2022 academic year. Data is collected through questionnaires and tests. The test results showed that the average value of the experimental control group was smaller than the average value of the control groTherehere was no significant difference between the experimental and control groups' learning outcomes. Furthermore, the results of calculating the effectiveness of learning in the experimental group with the N-gain formula were obtained at 0.116, which means that using the Instagram media "studyin.japanese" is not practical in learning Japanese Vocabulary. While the N-Gain control class is 0.512 which means the use of PowerPoint media is effective in learning Japanese Vocabulary. So it can be concluded that using conventional media is still more effective than using Instagram media "studyin.japanese" in learning Japanese Vocabulary. However, based on the results of the questionnaire, students gave a positive response. All respondents strongly agreed that "studyin.japanese" media in learning Japanese Vocabulary can be an alternative medium for learning Japanese Vocabulary. Students feel motivated and easy to memorize Japanese Vocabulary.