Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERENCANAAN SPASIAL DAN STRATEGI PENINGKATAN HASIL PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN BONE sumarni panikkai; Wahyu Hidayat; Bahtiar -
JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS Vol 7 No 2 (2019): OKTOBER 2019
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.614 KB) | DOI: 10.24843/JMA.2019.v07.i02.p08

Abstract

Bone Regency has great potential as a pioneer of hybrid specialty corn seed producers in eastern Indonesia. This potential is a regional advantage that will increasingly develop utilizing natural resources and the environment in accordance with the conditions of corn farming. Corn is a food crop commodity that has a role in the development of Indonesia's agricultural economy which has a commodity of maize having multipurpose functions (4F), namely for food (food), feed (feed), fuel (fuel), and industrial raw materials (fiber) . Therefore, to achieve this situation, information is needed related to regional development planning so that it is expected to create sustainable agricultural development. The purpose of this study is to provide spatial data for locations that are suitable for corn plant development planning and information on strategies for increasing corn crop yield. The specific objectives of the study are: 1. Analyzing the suitability of the land with the carrying capacity of the land (the ability of the kahan) to plan the development of corn plants. 2. Creating a Strategy to Increase Production Results. The method used in this research is land carrying capacity and descriptive. The research locations were Ajangale District, Amali District and Dua Boccoe District Bone Regency. The results of this study, there are 42 villages that are suitable for the development of maize plants that are presented in land suitability based on land carrying capacity and Regional Spatial Planning (RTRW). Strategy to increase yields of maize production by piloting a Farmer-based Corporation project.
ANALISIS KEBIJAKAN TERHADAP SUPPLY DEMAND JAGUNG NASIONAL DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Sumarni Panikkai
JURNAL PANGAN Vol. 26 No. 2 (2017): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v26i2.350

Abstract

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri. Kebutuhan akan jagung semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) jagung nasional haruslah senantiasa dapat terjaga agar tidak terjadi kelangkaan disatu sisi dan over-supply disisi yang lain.Sistem dinamik dalam mengestimasi tingkat kebutuhan dan ketersediaan jagung nasional menjadi sangat penting, mengingat sistem dinamik dapat memproyeksi keduanya dimasa yang akan datang. Metode pengumpulan data adalah studi literatur dengan mengumpulkan data sekunder terkait produksi jagung nasional dalam kurun waktu 2010-2015. Metode analisis data menggunakan pendekatan sistem dinamik. Hasil penelitian diperoleh bahwa model skenario yang dikembangkan dengan skenario#1 (ekstensifikasi lahan areal tanaman dari 4% meningkat menjadi 8% per tahun) dan skenario#2 (intensifikasi lahan dengan peningkatan produktivitas lahan rata-rata 2,0 ton/ha), mampu menjawab kebijakan terhadap supply-demand jagung nasional.Skenario#1 akan memberikan implikasi kebijakan berupa program ekstensifikasi atau perluasan areal tanam mulai tahun 2016 dengan peningkatan sebanyak 4% per tahun. Peningkatan luas areal tanam tersebut akan meningkatkan luas areal tanam dari 6.953.067,64 hektar pada tahun 2015 meningkat menjadi 8.803.697,58 ha pada tahun 2016 atau naik sebanyak 1.850 ribu hektar atau sekitar 26,67%. Skenario#2 merupakan skenario kombinasi antara program ekstensifikasi dengan program intensifikasi. Peningkatan produktivitas lahan rata-rata 2,0 ton/hektar akan berimplikasi pada berbagai upaya peningkatan produktivitas lahan seperti; program benih unggul, pemberantasan hama dan penyakit, peningkatan pemupukan dan lain sebagainya.