Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Analisis faktor risiko ergonomi dan musculoskeletal disorders pada radiografer instalasi radiologi rumah sakit di kota Palembang Tri Hastuti Sulistiyo; Rico J. Sitorus; Ngudiantoro Ngudiantoro
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.277 KB) | DOI: 10.32539/JKK.v5i1.6123

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor karakteristik individu dan faktor risiko ergonomi dengan keluhan subjektif MSDs pada radiografer rumah sakit di Kota Palembang. Penelitian dilakukan terhadap 99 (sembilan puluh sembilan) radiografer dari 15 rumah sakit yang ada di Kota Palembang pada tahun 2016. Disain penelitian yang digunakan adalah crosssectional. Instrumen yang digunakan untuk mengukur risiko ergonomi adalah REBA, sedangkan keluhan MSDs adalah Nordic Body Map. Metode analisis yang digunakan analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, dan analisis multivariat menggunakan model analisis regresi logistik dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar radiografer mempunyai keluhan MSDs sebesar 66,7 %, keluhan tertinggi pada daerah pinggang (42,4%), punggung (36,4%), leher atas (35,4%), dan leher bawah (29,3%). Tingkat risiko ergonomi yaitu sebanyak 55 orang (55,6%) pada tingkat medium dan 44 (empat puluh empat) orang (44,4%) orang pada tingkat high. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi (p-value=0,000), umur (p-value=0,036), dan masa kerja (p-value=0,002) terhadap keluhan MSDs. Peluang kejadian MSDs dapat dihitung berdasarkan variabel skor REBA maksimum (OR=23,467) dan masa kerja (OR=2,746). Aktifitas yang memberikan pengaruh signifikan terhadap keluhan MSDs yaitu mengangkat pasien (OR=13,578) dan masa kerja (OR=3,168). Berdasarkan karakteristik radiografer, masa kerja merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap risiko ergonomi. Dari hasil tersebut disarankan pada radiografer terutama yang memiliki masa kerja relatif lama agar lebih memperhatikan posisi dan postur tubuh yang ergonomis, terutama pada aktifitas mengangkat pasien. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah responden perokok yang lebih banyak dan pendalamam penelitian pada responden yang berbadan kurus dan gemuk yang berhubungan dengan keluhan MSDs.
Pengaruh jenis zat dan teman sebaya dengan kejadian relaps pada penyalahgunaan narkotika di Rehabilitasi IPWL RSErnaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Zuhro Haris; MT Kamaluddin; Rico J. Sitorus
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.v6i1.7237

Abstract

Data BNN Provinsi Sumatera Selatan Desember 2015 menyatakan 80% dari 98.000 pecandu narkotika menggunakan narkotika golongan Stimulansia Amfet/ Metamfetamin. Sebagian dari mereka mengalami relaps setelah menjalani program terapi dan rehabilitasi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan  menganalisis pengaruh jenis zat narkotika dan  teman sebaya dengan kejadian relaps pada penyalaguna narkotika. Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan kuisioner untuk 165 pasien yang kontrol ulang di Poli IPWL RS Ernaldi Bahar pada Bulan Maret sampai April 2017. Hasil temuan diperoleh data bahwa faktor dominan penentu relaps disebabkan pengaruh jenis zat narkotika golongan  stimulansia (met/amphetamin/Shabu) sebesar 93,7% dan pengaruh teman sebaya sebesar 93,2%. Analisis statistik (Pvalue 0.008, 95% Confidence 1nterval 1.483 – 13.689), risiko relaps penyalahguna jenis narkotika stimulansia  4,5 kali dibanding penyalahguna yang menggunakan jenis zat halusinogen. Pengaruh teman sebaya(teman yang paling sering interaksi) dengan kejadian relaps (Pvalue 0.010,tingkat kepercayaan 95% Confident Interval 1.388 – 10.839) risiko relaps sebesar 3.8 kali bila penyalahguna berinteraksi dengan teman penyalahguna narkotika. Kesimpulan bahwa jenis zat dan teman sebaya berpengaruh terhadap kejadian relaps. Hasil penelitian ini diharapkan  dapat menjadi informasi bagi Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Ernaldi  Bahar dalam penyusunan program  terapi  rehabilitasi pengendalian efek euforia (efek yang sangat menyenangkan) dan program pasca rehabilitasi untuk pencegahan relaps penyalaguna narkotika.