Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal dengan Pendekatan Travel Cost Method Khairani Kusumaningtyas; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.365 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.10392

Abstract

Sektor pariwisata memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang akan berdampak pada keberhasilan pembangunan daerah. Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal merupakan potensi kegiatan pariwisata kota yang seharusnya dapat berkontribusi pada pendapatan daerah sektor pariwisata. Pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata seringkali mengalami keterbatasan dalam penyediaan sarana dan prasarana, sehingga dapat menyebabkan hambatan kontribusi kawasan wisata terhadap pendapatan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan kawasan pariwisata Kota Lama Tegal dengan menggunakan Travel Cost Method, yaitu dengan mengidentifikasi nilai ekonomi kawasan berdasarkan perhitungan total biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi kawasan pariwisata Kota Lama Tegal berasal dari dua kawasan yaitu  Kawasan Alun-Alun dan Kawasan Balaikota Lama. Kawasan Alun-Alun memiliki nilai ekonomi kawasan lebih unggul dibandingkan Kawasan Balaikota Lama, karena komponen pariwisata yang lebih memadai dan Kawasan Alun-Alun lebih dikenal oleh wisatawan sebagai destinasi untuk berwisata di Kota Tegal. Arahan pengembangan bagi Kawasan Alun-Alun adalah untuk tetap mempertahankan dan memaksimalkan implementasi rencana pengembangan sistem kepariwisataan, sedangkan untuk Kawasan Balaikota Lama diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata dan dapat menyediakan sarana penunjang pariwisata untuk meningkatkan minat wisatawan.
Peningkatan Ekonomi Warga Desa Pantai Mekar Sebagai Pengaruh Ekowisata Hutan Mangrove Di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi Fitri Mufliha Rahim; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.191 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.10393

Abstract

Hutan mangrove merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki keragaman potensi dan manfaat bagi kehidupan manusia. Pengembangan kawasan hutan mangrove, secara ekonomi, harus dapat meningkatkan ekonomi penduduk bersadarkan pemanfaatan beragam hasil/produk dan jasa ramah lingkungan yang bermuara pada kesejahteraan mereka. Ekowisata hutan mangrove ditujukan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat, walaupun sampai saat ini belum dapat dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait manfaat ekowisata hutan mangrovevterhadap ekonomi masyarakat sekitarnya. Kawasan studi yang dipilih adalah Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, yang ditetapkan sebagai kawasan ekowisata pantai sejak 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis persepsi berdasarkan wawancara mendalam dengan 58 warga yang bertempat tinggal sekitar kawasan ekowisata hutan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak penetapan lokasi studi sebagai kawasan ekowisata, terdapat jenis kegiatan ekonomi sekitar ekowisata hutan mangrove, yaitu: warung kelontong, warung makan, pedagang ikan,dan industri rumah tangga), yang dipersepsikan oleh warga sekitar memberikan  manfaat ekonomi. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai masukan bagi arahan pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove di kawasan studi.
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal dengan Pendekatan Travel Cost Method Khairani Kusumaningtyas; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.10392

Abstract

Sektor pariwisata memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang akan berdampak pada keberhasilan pembangunan daerah. Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal merupakan potensi kegiatan pariwisata kota yang seharusnya dapat berkontribusi pada pendapatan daerah sektor pariwisata. Pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata seringkali mengalami keterbatasan dalam penyediaan sarana dan prasarana, sehingga dapat menyebabkan hambatan kontribusi kawasan wisata terhadap pendapatan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan kawasan pariwisata Kota Lama Tegal dengan menggunakan Travel Cost Method, yaitu dengan mengidentifikasi nilai ekonomi kawasan berdasarkan perhitungan total biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi kawasan pariwisata Kota Lama Tegal berasal dari dua kawasan yaitu  Kawasan Alun-Alun dan Kawasan Balaikota Lama. Kawasan Alun-Alun memiliki nilai ekonomi kawasan lebih unggul dibandingkan Kawasan Balaikota Lama, karena komponen pariwisata yang lebih memadai dan Kawasan Alun-Alun lebih dikenal oleh wisatawan sebagai destinasi untuk berwisata di Kota Tegal. Arahan pengembangan bagi Kawasan Alun-Alun adalah untuk tetap mempertahankan dan memaksimalkan implementasi rencana pengembangan sistem kepariwisataan, sedangkan untuk Kawasan Balaikota Lama diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata dan dapat menyediakan sarana penunjang pariwisata untuk meningkatkan minat wisatawan.
Peningkatan Ekonomi Warga Desa Pantai Mekar Sebagai Pengaruh Ekowisata Hutan Mangrove Di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi Fitri Mufliha Rahim; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.10393

Abstract

Hutan mangrove merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki keragaman potensi dan manfaat bagi kehidupan manusia. Pengembangan kawasan hutan mangrove, secara ekonomi, harus dapat meningkatkan ekonomi penduduk bersadarkan pemanfaatan beragam hasil/produk dan jasa ramah lingkungan yang bermuara pada kesejahteraan mereka. Ekowisata hutan mangrove ditujukan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat, walaupun sampai saat ini belum dapat dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait manfaat ekowisata hutan mangrovevterhadap ekonomi masyarakat sekitarnya. Kawasan studi yang dipilih adalah Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, yang ditetapkan sebagai kawasan ekowisata pantai sejak 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis persepsi berdasarkan wawancara mendalam dengan 58 warga yang bertempat tinggal sekitar kawasan ekowisata hutan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak penetapan lokasi studi sebagai kawasan ekowisata, terdapat jenis kegiatan ekonomi sekitar ekowisata hutan mangrove, yaitu: warung kelontong, warung makan, pedagang ikan,dan industri rumah tangga), yang dipersepsikan oleh warga sekitar memberikan  manfaat ekonomi. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai masukan bagi arahan pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove di kawasan studi.
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal dengan Pendekatan Travel Cost Method Khairani Kusumaningtyas; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.365 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.10392

Abstract

Sektor pariwisata memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang akan berdampak pada keberhasilan pembangunan daerah. Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal merupakan potensi kegiatan pariwisata kota yang seharusnya dapat berkontribusi pada pendapatan daerah sektor pariwisata. Pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata seringkali mengalami keterbatasan dalam penyediaan sarana dan prasarana, sehingga dapat menyebabkan hambatan kontribusi kawasan wisata terhadap pendapatan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan kawasan pariwisata Kota Lama Tegal dengan menggunakan Travel Cost Method, yaitu dengan mengidentifikasi nilai ekonomi kawasan berdasarkan perhitungan total biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi kawasan pariwisata Kota Lama Tegal berasal dari dua kawasan yaitu  Kawasan Alun-Alun dan Kawasan Balaikota Lama. Kawasan Alun-Alun memiliki nilai ekonomi kawasan lebih unggul dibandingkan Kawasan Balaikota Lama, karena komponen pariwisata yang lebih memadai dan Kawasan Alun-Alun lebih dikenal oleh wisatawan sebagai destinasi untuk berwisata di Kota Tegal. Arahan pengembangan bagi Kawasan Alun-Alun adalah untuk tetap mempertahankan dan memaksimalkan implementasi rencana pengembangan sistem kepariwisataan, sedangkan untuk Kawasan Balaikota Lama diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata dan dapat menyediakan sarana penunjang pariwisata untuk meningkatkan minat wisatawan.
Peningkatan Ekonomi Warga Desa Pantai Mekar Sebagai Pengaruh Ekowisata Hutan Mangrove Di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi Fitri Mufliha Rahim; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.191 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.10393

Abstract

Hutan mangrove merupakan sumber daya alam hayati yang memiliki keragaman potensi dan manfaat bagi kehidupan manusia. Pengembangan kawasan hutan mangrove, secara ekonomi, harus dapat meningkatkan ekonomi penduduk bersadarkan pemanfaatan beragam hasil/produk dan jasa ramah lingkungan yang bermuara pada kesejahteraan mereka. Ekowisata hutan mangrove ditujukan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat, walaupun sampai saat ini belum dapat dikembangkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait manfaat ekowisata hutan mangrovevterhadap ekonomi masyarakat sekitarnya. Kawasan studi yang dipilih adalah Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, yang ditetapkan sebagai kawasan ekowisata pantai sejak 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis persepsi berdasarkan wawancara mendalam dengan 58 warga yang bertempat tinggal sekitar kawasan ekowisata hutan mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak penetapan lokasi studi sebagai kawasan ekowisata, terdapat jenis kegiatan ekonomi sekitar ekowisata hutan mangrove, yaitu: warung kelontong, warung makan, pedagang ikan,dan industri rumah tangga), yang dipersepsikan oleh warga sekitar memberikan  manfaat ekonomi. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai masukan bagi arahan pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove di kawasan studi.
ARRANGEMENT OF URBAN VILLAGE UTILITIES AND FACILITIES BASED ON COMMUNITY NEEDS IN KAMPUNG MUKA, ANCOL SUB DISTRICT, NORTH JAKARTA Anita Sitawati Wartaman; Putri Ayu Parahyangan; Anindita Ramadhani
Journal of Synergy Landscape Vol. 2 No. 2 (2023): Vol 2, No 2, February 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/tjsl.v2i2.16426

Abstract

In 2018 The Governor of DKI Jakarta established a regulation to rearrange some settlements in order to improve the resident’s quality of life. Based on DKI Jakarta Governor’s Decree Number 878 of 2018 there are 21 villages that would be arranged, one of which is Kampong Muka in North Jakarta. Kampung Muka has the character of an urban village, namely, a large population with a heterogeneous nature and its location is close to the economic center. Kampung Muka has minimal open space, limited land, and narrow street corridors, impacting on the lack of facilities and infrastructure in the area. To compose an effective arrangement, it is necessary to understand the needs of the community residents. This study aims to identify kampong arrangements of infrastructures and facilities based on regulation and community perception. The method uses Indonesian Minimum Standard of residential environment to gauge the adequacy of facilities and utilities of the kampong. Then, a Likert scale to score the community’s perception toward the needs of kampong arrangement. Theresult showed that there are five unmet facilities, namely kindergarten facilities, elementary school facilities, meeting halls, worship places and parks; and one infrastructure that has not been met, namely telephone network. However, based on the community’s perception, the residents only need one facility, namely meeting hall. By the results, it is necessary to understand the needs of the people instead of referring on standard and regulation only. Therefore, the arrangement for Kampung Muka is prioritized to provide meeting hall for the residents
Faktor yang Berpengaruh dalam Indeks Keberlanjutan Kota di Provinsi DKI Jakarta Mohammad Erick Kusuma; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
TATALOKA Vol 24, No 4 (2022): Volume 24 No 4, November 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.24.4.312-320

Abstract

Sebagaimana ditentukan oleh Sustainable Development Goals (SDGs), pertumbuhan kota yang baik ditandai dengan keseimbangan kemajuan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tantangan kota dalam mengatur kebergantungan akan lingkungan dan upaya masyarakat memenuhi kebutuhan dasar menjadi salah satu aspek keberlanjutan kota agar kesejahteraan lingkungan, ekonomi, dan sosial sejalan dengan respon pertumbuhan kota. Kebijakan, faktor lingkungan-sosial-ekonomi, infrastruktur, merupakan beberapa faktor yang termasuk di dalamnya. Jakarta menjadi tarikan bagi urbanisasi yang bersumber dari daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur indeks keberlanjutan kota pada tahun 2010, 2015, dan 2019 di kota administrasi DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara). Perhitungan indeks melibatkan 13 indikator keberlanjutan kota. Untuk menilai komponen yang mempengaruhi keberlanjutan perkotaan, regresi linier berganda dan perhitungan kontribusi efektif digunakan sebagai metode analisis. Temuan studi ini menunjukkan bahwa keberlanjutan kota Jakarta cenderung rendah dan telah menurun selama sepuluh tahun terakhir, dengan proporsi RTH, tingkat pengangguran, dan jumlah tenaga kesehatan menjadi faktor yang paling berpengaruh.
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN SEKITAR MINAPOLITAN PPS NIZAM ZACHMAN, KELURAHAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA Fajar - Hatorangan; Rahel Situmorang; Anindita Ramadhani
JURNAL BHUWANA VOLUME 3, NUMBER 1, MEI 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v3i1.13304

Abstract

Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) adalah Pelabuhan dengan tipe A yang merupakan pelabuhan perikanan terbesar yang melayani kegiatan ekspor – impor hasil olahan ikan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 41 tahun 2009,  maka sejak tahun 2009, pelabuhan ini ditetapkan sebagai kawasan minapolitan, yang memiliki aktivitas industry, proses produksi dan distribusi sehingga memberikan dampak terhadap pemanfaat lahan di kawasan sekitarnya. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di kelurahan Penjaringan memberikan indikasi adanya pengaruh dari kegiatan ekstensifikasi pelabuhan yang menjadi titik tumbuh.Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan pengunaan lahan yang terjadi pada tahun 2010 sampai tahun 2020. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis deskriptif, dengan memetakan perubahan pengunaan lahan kelurahan Penjaringan tahun 2010 dan tahun 2020. Hasil analisis menunjukan perubahan penggunaan lahan cenderung berubah kepada fungsi permukiman dengan pertambahan luas 50,7 Ha, yang terjadi akibat adanya pertambahan penduduk dengan alasan pekerjaan dan kemudahan aksesibilitas untuk mencapai lokasi kawasan minapolitan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 2020, dengan tingkat kesesuaian dengan RDTR DKI Jakarta 2030 sebesar 37%, dan yang tidak sesuai sebesar 63%.
WALKABILITY STUDY IN THE RAWA BUNTU STATION AREA, SOUTH TANGERANG Dewi Saraswati; Anindita Ramadhani; Wisely Yahya
Journal of Synergy Landscape Vol. 4 No. 1 (2024): Vol. 4 No. 1 August 2024 (On Progress)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/565vyx30

Abstract

Rawa Buntu Station is the second most populous city in Tangsel City. This causes a shift in users coming from Tangsel City to DKI Jakarta or from DKI Jakarta to Tangsel City. There are so many users that there are crowds in the morning and afternoon, this is because space in the Rawa Buntu Station Area is very limited.   The aim of this research is to determine the level of walkability in the Rawa Buntu Station Area, South Tangerang. The quantitative descriptive analysis method uses the Global Walkability Index which is measured through the level of walkability from the results of observations and questionnaires of users in the Rawa Buntu Station Area. Based on the results of the analysis, the assessment of the level of walkability in the three segments of the Rawa Buntu Station Area has a score in segment 1 of the Rawa Buntu Station access road, which is 62.71, which means moderate, in segment 2, the Rawa Buntu Station access road, which is 61.92, which means moderate. , and on section 3 of Palangka Raya road it was 61.92, which means medium.In the Rawa Buntu Station area, there are observation results where the majority of pedestrian route users have a level of security and safety in using infrastructure that is still minimal, this is because BSD residents use more transportation in the center of Serpong Station compared to transit stations, in general the level walkability is moderate. Based on the results of observations and respondents, there are still several problems withpedestrian facilities in the Rawa Buntu Station Area, such as damage to several sidewalk structures at several points with cracks or holes, side obstacles such as street vendors (PKL) and online motorcycle taxis which have an impact on disruption. space for pedestrians and bicycle users around the station. Pedestrian development using TOD principles in the Rawa Buntu Station Area has been planned in the Regional SpatialPlanning (RTRW) where these principles prioritize pedestrians, but this development has not been implemented. So, overall the level of walkability in the Rawa Buntu Station area has a moderate score, which means there are several aspects that need to be improved in the Rawa Buntu Station area.