Nur Annis Hidayati
Universitas Bangka Belitung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Teknologi Probio_FM untuk Pengolahan Pupuk Organik pada Kelompok Peternak Sapi di Desa Lubuk Lingkuk, Kabupaten Bangka Tengah Rufti Puji Astuti; Evahelda Evahelda; Nur Annis Hidayati
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2020): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.6.2.143-149

Abstract

The integrated farming system between cattle and oil palm plantation provide both food source for cattle and fertilizer for the plant. This community partnership program aimed to give technical assistance to cattle farmers in producing organic fertilizer with probio_Fm technology. The activity was consisted of three steps, which were introduction, demonstration (laboratory and field demonstration), and control (monitoring and evaluation). The success of the program was qualitatively analysed. As a result, the Saling Gumilang cattle farmer group have been able to apply probio_Fm technology in cattle faeces composting. The farmers absorb 85% of the information given, which meant that the information was considered easy to be understood. As much as 50% of the farmers stated their preference in sustainable use of the probio_Fm technology. The farmers had shown their skills to produce organic fertilizer with probio_Fm technology without further asssitance. They produced one ton of organic fetilizer from cattle faeces with probio_Fm technology. The fertilizer had browny-blackish colour, weak undesirable odor, and loose texture. In the future, sustainable implementation of the probio_Fm technology is expected to optimize the cattle faeces composting in order to get a higher advantages of the integrated farming system between cattle and oil palm plantation.
Potensi Obat Tradisonal untuk Mengatasi Gejala Awal dari Covid-19 Khas Suku Lom dan Suku Jerieng di Bangka Budi Afriyansyah; Hapis Aprizan; Rendi Saputra; Novalia Novalia; Yola Nazelia Nukraheni; Muhammad Ihsan; Lina Juairiah; Nur Annis Hidayati
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 12 No 2 (2022): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v12i2.597

Abstract

Pandemi Covid-19 di tahun 2022 masih belum menunjukkan penurunan bahkan saat ini muncul varian baru dari penyakit ini yaitu B.117 asal Inggris, kemudian B.1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B. 1617, varian delta dan varian omicron.Secara khusus di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung pandemic Covid 19 perTanggal 13 Februari 2022 berjumlah terkonfirmasi positif 53.400 orang,melakukan isolasi mandiri 863 orang, 51073 orang sembuh dan 1464 orang meninggal dunia. Gejala klinis dari Covid-19 meliputi demam, batuk, parosmia atau kehilangan rasa dan bau, delirium atau gejala mental kebingungan, diare dan masalah pencernaan, sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri pada tubuh, mual dan muntah, pusing, tidak ada produksi air liur, ruam kulit, dan sakit mata. Upaya menemukan formulasi obat yang tepat untuk mengatasi pandemic ini terus dilakukan berbagai pihak secara optimal. Bentuk upaya itu diantaranya mengkaji potensi tumbuhan dan hewan yang biasa dipergunakan oleh etnik tertentu secara tradisional. Penelitian ini berfokus pada dua etnik di Pulau Bangka yaitu Suku Lom yang berada di Utara dan Suku Jerieng yang berada di Barat Pulau Bangka. Metode penelitian wawancara, observasi lapangan dan literatur studi yang bersumber repositori UBB, situs resmi satgas covid, dan artikel ilmiah terpublikasi di Jurnal Ilmiah. Hasil yang didapatkan pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk mengatasi gejala-gejala klinis covid 19 oleh Suku Lom 37 jenis tumbuhan dan 16 jenis hewan, sedangkan Suku Jerieng memanfaatkan tumbuhan 30 jenis dan hewan 7 jenis. Kesimpulannya, masyarakat lokal Etnik Lom dan Jerieng secara tradisional telah melakukan upaya pencegahan dan pengobatan untuk mengatasi pandemik covid-19. Untuk memastiskan senyawa obat yang terkandung didalam tumbuhan dan hewan yang dimanfaatkan masih diperlukan uji famakologi lebih lanjut.