Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : POROS TEKNIK

PENGARUH VARIASI HEATING RATE PROSES PIROLISIS TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CHAR BAMBU Sigit Mujiarto; Teguh Suprianto
POROS TEKNIK Vol. 4 No. 2 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bambu merupakan salah satu jenis biomassa yang limbahnya termasuk sampah kota atau MSW (municipal solid waste), yang mempunyai energi density rendah. Limbah bam-bu mempunyai potensi sebagai bahan baku untuk bahan bakar. Untuk menghasilkan e-nergi densitas tinggi digunakan proses pirolisis dan dilanjutkan dengan proses densifikasi atau pembriketan untuk membentuk sebuah briket char (arang) bambu. Dalam penelitian ini, akan dipaparkan pengaruh variasi heating rate (laju pemanasan) proses slow pyrolisis (pirolisis lambat) terhadap karakteristik pembakaran briket char  bambu. Heating rate pada sampel 20 gram proses pirolisis divariasikan 5 ºC / menit,  10ºC / menit dan 20ºC / menit, dengan temperatur akhir 400 ºC dan holding time 30 me-nit. Char yang terbentuk kemudian dipadatkan dengan proses densifikasi menjadi briket char bambu yang dilakukan secara hidrolik pada tekanan 250 kg/cm2 yang diholding selama 5 menit dan dikeringkan pada temperatur 105 ºC selama 20 menit. Sampel briket char bambu ± 3 gram ditempatkan dalam tungku dengan laju pemanasan 20 ºC/menit sampai tidak terjadi perubahan massa. Analisis thermogravimetri dilakukan untuk me-ngetahui karakteristik pembakaran briket char bambu.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh heating rate proses slow pyrolisis untuk  pembakaran briket char bambu memiliki nilai kalor yang minimun pada Heating rate  20ºC/menit. Harga karakteristik pembakaran ITFC (Fixed Carbon Initiation Temperature) menunjukkan keterkaitan dengan heating rate, dimana semakin lambat heating rate maka harga ITFC dan ITVM (Volatile Metter InitiationTemperature )semakin besar. Untuk karakteristik pembakaran yang lain, yaitu, PT (Peak Temperature ) dan BT( Burning Temperature) tidak menunjukkan keterkaitan dengan  heating rate. Harga Energi Aktivasi minimum pada Heating rate  5ºC/menit.
PENGARUH KONSENTRASI CAMPURAN ASETON DAN METANOL TERHADAP UNJUK KERJA TERMAL REVOLVING HEAT PIPE DENGAN ALUR MEMANJANG Heri Soedarmanto; Teguh Suprianto; Sigit Mujiarto
POROS TEKNIK Vol. 3 No. 1 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heat pipe adalah suatu alat penukar kalor yang memungkinkan perpindahan sejumlah besar kalor melalui luas permukaan yang sangat kecil. Heat pipe terdiri dari evaporator, adiabatis dan kondensor. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh konsentrasi volume aseton – metanol fluida kerja terhadap kinerja termal dan karakteristiknya pada pipa kalor.Pipa kalor dibuat dari pipa tembaga Æ 12,7 x 500 mm, daerah evaporator dan adiabatik diisolasi, sedangkan daerah kondensornya diberi sirip untuk penyerapan kalor. Panjang daerah evaporator 110mm, adiabatik 230 mm, dan kondensor 160 mm. Variasi konsen-trasi volume aseton – metanol fluida kerja yang digunakan adalah 0% ( metanol ), 20%, 40%, 60%, 80%, 100%. Daya input yang digunakan adalah 6; 11,4; 17,2; 25; 32,2; 40,1; 50; 61 Watt. Data yang diperlukan adalah temperatur di evaporator (Te), kondensor (Tk1, Tk2, Tk3), udara (Tu).Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada semua variasi fluida kerja kecuali metanol, semakin besar konsentrasi volume aseton menghasilkan temperatur di bagian evapo-rator, end to end DT, dan tahanan termal yang semakin kecil. Semua variasi fluida kerja pada daya input yang rendah mempunyai tahanan termal tertinggi kemudian terus me-nurun sampai daya input terbesar. Karakteristik fluida kerja pada daya input yang tinggi tidak menjamn bahwa, dengan nilai tahanan termal kecil dapat menghasilkan kapasitas perpindahan panas ( fluk kalor ) yang tinggi.