Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Peranan Gereja Batak Karo Protestan dalam Mempertahankan dan Melestarikan Budaya Etnis Karo di Kabanjahe Waston Malau; William Chandra Ginting
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 2 (2016): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v2i2.5282

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui misi Gereja Batak Karo Protestan yang berkaitan dengan pelestarian budaya, suku Karo yang menjadi jemaatnya lebih mampu mempertahankan identitasnya dari pada yang bukan. Upayanya adalah agar para jemaat mampu melestarikan dan mempertahankan budaya suku Karo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia sehingga dapat memberikan gambaran sistematis, penelitian ini memakai objek yaitu Moderamen (pimpinan pusat) GBKP, Pimpinan Majelis Jemaat Gereja, Pendeta, Pertua, Diaken, Badan Pelestarian Budaya GBKP, dan Jemaat GBKP yang merupakan tokoh adat Karo. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah pelestarian budaya yang dilakukan GBKP merupakan pelestarian budaya yang tidak menentang menentang ajaran Agama Kristen Protestan. Artinya, GBKP meyakini Tuhan sebagai penyelamat bukan kepercayaan animisme ataupun dinamisme yang diyakini oleh para leluhur pada zaman dahulu ataupun pada zaman belum masuknya agama Kristen di kehihupan masyarakat Karo atau yang lebih dikenal dengan sebutan agama pemena. Bertahannya Budaya Karo pada jemaat GBKP di Kecamatan Kabanjahe disebabkan karena kebudayaan yang dilestarikan merupakan kebudayaan yang tidak bertentangnan dengan ajaran GBKP dan masih bertumbuhnya kesadaran jemaat untuk melestarikan dan mempertahankan kebudayaannya.  Kata Kunci: GBKP; Budaya Karo; Suku Karo,
Keadaan Sosial Budaya Penduduk Pinggir Rel Kereta Api Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Waston Malau; Rika Afrilisa
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 2 (2015): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v1i2.5080

Abstract

Tulisan ini mengungkapkan keadaan sosial budaya termasuk di antaranya interaksi sosial antar sesama penduduk, pemertahanan hidup dan faktor-faktor penyebab timbulnya pemukiman kumuh pinggir rel kereta api kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan penelitian lapangan (field research) dengan observasi (pengamatan), wawancara (interview) dan kuesioner (angket). Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dari segi tingkat pendidikan responden rata-rata tamatan SD dan SMP, sehingga pengetahuan responden rendah. Rendahnya pendidikan inilah yang menjadi salah satu penyebab sulit mendapatkan pekerjaan di kota. Sulitnya mendaptkan pekerjaan yang layak makanya membuat ekonomi mereka pun menjadi tidak berkecukupan. Akibatnya mereka memilih tinggal di pemukiaman kumuh pinggir rel kereta api dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Pekerjaan responden adalah pekerjaan pada sektor informal yaitu sebagai wiraswasta, pedagang, buruh, dan tukang becak. Pendapatan responden mayoritas berada dalam kategori sangat rendah, lebih besar pengeluaran dari pada pendapatan mereka. Cara hidup/kebiasaan responden adalah saling membantu dan interaksi sosialnya kurang berjalan di lingkungan 24. Kegiatan organisasi di masyarakat mengalami kemunduran, karena tidak adanya masyarakat mau berpartisipasi ikut pengajian dan STM (Serikat Tolong-Menolong).  Kata Kunci:Sosial Budaya, Penduduk, Pinggir Rel Kereta Api
Dampol tongosan pada Masyarakat Batak Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Waston Malau; Junedi Junior Martabe Hutasoit
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 1 (2015): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v1i1.5073

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahuiproses pengobatanpenyakit dengan menggunakan pengobatan tradisional dampol tongosan, mengetahui obat dan bahan yang dipergunakan, mengetahui pandangan atau respon masyarakat terhadap keberadaannya, dan untuk mengetahui dampak positif maupun negatifnya di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan perihal keberadaan pengobatan tradisional ini dalam konteks sosial masyarakatnya.Pengobatan tradisional Batak Toba ini menggunakan tumbuh-tumbuhan yang diper-cayai masyarakat mengandung khasiat sebagai obat dan bisa menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan masalah tulang.Sistem pengobatan ini bisa dilakukan dari jarak yang berjahuan. Bahan ramuan yang digunakan pandampol untuk mengobati pasien ialah menggunakan dampol tongosan seperti burung Siburuk, sarang burung Siburuk, daun sirih, andulpak, santan kelapa, dan kamput. Alat-alat yang digunakan yaitu pelepah pisang, perban, kapas. Cara pembuatan minyak urut adalah burung Siburuk dan sarang burung Siburuk dimasak dengan menggunakan air secukupnya, dimasak hingga mendidih hingga menghasilkan minyak. 
Rebu dalam Sistem Kekerabatan Etnis Batak Karo di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Jepri Andi Sinuraya; Waston Malau
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, Juni 2019
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.737 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v3i1.13018

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat etnis Karo terhadap adat rebu, bentuk hubungan sungkan (Avoidance Relationship) dan penyebab lunturnya adat istiadat rebu pada masyarakat etnis Karo di Desa Lingga. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh penulis melalui studi pustaka, wawancara dan dokumentasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 orang yang terdiri dari Kepala Desa Lingga, Sekretaris Desa, pemuka Agama, pemuda, budayawan dan warga desa Lingga. Berdasarkan data yang telah diperoleh oleh penulis, disimpulkan bahwa hampir seluruh masyarakat yang tinggal di Desa Lingga memahami adat rebu dan sebagian besar masyarakat masih menjalankan adat rebu tersebut. Bentuk hubungan sungkan (avoidance relationship) atau yang pada adat suku Karo disebut rebu merupakan bentuk aturan bersikap atau berprilaku antara mertua dan menantu dan sebaliknya (kela – mami dan mama – permain), antara hubungan ­yang berbeda jenis kelamin namun tidak kandung (turangku). Penyebab lunturnya nilai-nilai adat pantang (rebu) dalam lingkup kekerabatan pada masyarakat desa Lingga disebabkan oleh perubahan dan tuntutan zaman yang memaksa masyarakat yang terlibat dalam sistem kekerabatan Karo untuk lebih menekankan nilai kemanusiaan dari pada nilai adat istiadat maupun Agama. 
Indahan Tukkus Jagar-jagar Pasae Robu dalam Adat Pernikahan Suku Batak Angkola di Kelurahan Tanobato Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan Mery Romaito Siregar; Waston Malau
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 19, No 1 (2021): Jurnal Antropologi Sumatera, Desember 2021
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.849 KB) | DOI: 10.24114/jas.v19i2.31698

Abstract

Upacara pernikahan dalam adat suku Batak Angkola memiliki berbagai macam tradisi adat. Salah satu diantaranya, pemberian Indahan Tukkus Jagar-jagar Pasae Robu. Tradisi adat ini tidak lepas dari nilai-nilai sosial dan spiritual (perilaku), sehingga dalam pembuatan makanan adat ini harus melibatkan beberapa orang masyarakat, adapun yang menjadi arti penting dari makanan tersebut untuk mengarahkan kedua pengantin dalam menjalani hidup berumah tangga yang baik. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengungkapkan secara jelas dapat melestarikan budaya lokal tersebut yang masih dipegang teguh oleh masyarakat suku Angkola. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dari penelitian ini terdiri dari: harajaon, hatobangon, dalihan na tolu, dan ibu-ibu yang membuat indahan tukkus jagar-jagar pasae robu. Hasil dari penelitian bahwa masyarakat masih mengetahui cara pembuatan, penyajian, dan makna simbol yang terdapat dalam indahan tukkus jagar-jagar pasae robu. Apabila adat ini sudah terlaksana pada kedua pengantin maka selesailah adat orangtua terhadap anak gadisnya yang akan menikah. Diharapkan pada masyarakat dan generasi muda agar tetap melestarikan adat budaya lokal daerah sendiri dibandingan dengan budaya luar.
Strategi Perempuan Parombou dalam Resistensi Kemiskinan di Desa Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun Citra Girsang; Waston Malau; Ratih Baiduri
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Antropologi Sumatera, Juni 2021
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.714 KB) | DOI: 10.24114/jas.v19i1.30469

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang perempuan marombou di Desa Dolok Saribu serta mengetahui strategi perempuan parombou dalam resistensi kemiskinan di Desa Dolok Saribu. Teori yang digunakan adalah teori feminis postmodern. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi, dan untuk memperoleh data serta informasi yang mendalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian lapangan, yaitu melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi yang didukung dengan adanya catatan lapangan. Kajian ini menyimpulkan bahwa latar belakang perempuan marombou di Desa Dolok Saribu ialah untuk mengatasi keadaan miskin yang dialaminya sehingga memperoleh hidup yang lebih baik nantinya serta membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup, kebutuhan akan tenaga kerja di Desa Dolok Saribu kemudian menjadi jalan untuk perempuan dapat marombou. Adapun strategi perempuan parombou dalam resistensi kemiskinan dibagi menjadi dua, yaitu strategi kemiskinan untuk jangka panjang dan jangka pendek. Strategi untuk jangka panjang yaitu dengan cara memperbaiki pendidikan bagi generasi berikutnya sedangkan jangka pendeknya ialah dengan memilih mengerjakan tanaman yang memiliki harga jual tinggi seperti tanaman jahe yang upahnya didasarkan pada berat yang dipanen
Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Keluarga Di Simpang Kompos Kelurahan Kwala Bekala Kota Medan Remina Tarigan; Waston Malau; Ratih Baiduri
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Antropologi Sumatera, Juni 2020
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.88 KB) | DOI: 10.24114/jas.v18i1.31906

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ibu rumah tangga dalam menjalankan peran ganda dalam keluarga di Simpang Kompos Kelurahan Kwala Bekala Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara secara mendalam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peran, teori konflik sosial dan teori fungsional struktural. Informan dalam penelitian ini adalah 5 orang ibu rumah tangga yang menjalankan peran ganda dalam keluarga dan 2 orang masyarakat yang memberikan persepsinya terhadap peran ganda yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dalam keluarga. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Ada berbagai aktivitas ibu rumah tangga dalam menjalankan peran ganda dalam keluarga di Simpang Kompos Kelurahan Kwala Bekala Kota Medan, diantaranya adalah ibu rumah tangga yang berperan ganda sebagai buruh bangunan, tukang becak, penambal ban dan sebagai pemulung. 2). Adanya peran ganda yang dilakukan oleh ibu rumah tangga umumnya menjadi pemicu terjadinya konflik dalam keluarga. 3). Ada beberapa dampak positif dan dampak negatif konflik akibat adanya peran ganda yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dalam keluarga. 4). Berbagai persepsi yang ditunjukkan oleh masyarakat maupun ibu rumah tangga terhadap peran ganda yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dalam keluarga.
Kepercayaan Ibu Hamil Memilih Persalinan ke Dukun Beranak di Desa Sibito Kecamatan Aek Natas Nurhalimah Sipahutar; Waston Malau
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Antropologi Sumatera, Desember 2020
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.742 KB) | DOI: 10.24114/jas.v18i2.32036

Abstract

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ibu hamil percaya melakukan persalinan ke dukun beranak, melatarbelakagi kepercayaan ibu hamil memilih persalinan ke dukun beranak, keuntungan dan kekurangan bersalin ke dukun beranak. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan bersalin dengan bantuan dukun beranak yang dipengaruhi oleh tindakan pilihan rasional aktor dalam masyarakat yang beradaptasi dengan nilai-nilai budaya dan pengalaman yang terjadi serta lingkungan di sekitarnya, bersalin di dukun beranak juga adanya rasa kepercayaan antara pasien dengan dukun beranaknya sehingga seorang ibu yang bersalin yakin bahwa ibu melahirkan di bantu oleh dukun beranak tersebut. Pelayanan kesehatan memiliki peranan penting sebagai sarana distribusi kesehatan kepada masyarakat. Dari hasil penelitan bahwa informan yang bersalin di dukun beranak seluruhnya yang memiliki tingkat penghasilan dan pendidikan rendah serta dukun beranak yang telah masyarakat kenal dengan baik. Dukun beranak juga tidak pernah menetapkan berapa upah yang dibayar keluarga pasien kepadanya.
Pendampingan Literasi Pembelajaran Dan Pengemasan Bahan Ajar Berbasis Digital Bagi Guru Di SMA YPI Amir Hamzah Kota Medan Sulian Ekomila; Nuraini; Trisni Andayani; Payerli Pasaribu; Waston Malau
Medani : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Lembaga Riset Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.839 KB) | DOI: 10.59086/jpm.v1i2.124

Abstract

Sekolah Menengah Atas YPI Amir Hamzah adalah sekolah yang menjadi sasaran program pengabdian dan pemberdayaan yang dilandasi oleh permasalahan dalam bidang pendidikan di era pandemi covid-19. Sistem pembelajaran dan pengemasan bahan ajar menjadi salah satunya. Perubahan sistem pembelajaran dari tatap muka ke sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan daring (online) berdampak pada perubahan efisiensi dan efektifitas dalam proses transfer materi pembelajaran. Pengemasan bahan ajar yang sesuai dan efektif pada PJJ juga menjadi problematika yang dihadapi secara umum oleh tenaga pendidik di sekolah, termasuk bagi guru- guru di SMA YPI Amir Hamzah. Pengabdian dan pemberdayaan ini bertujuan untuk mendampingi guru-guru di SMA YPI Amir Hamzah dalam proses transisi pelaksanaan pembelajaran. Transisi itu dimulai dari metode pembelajaran konvensional dengan pemberian modul sederhana dan Lembar Keja Peserta Didik dengan beralih pada peningkatan literasi pembelajaran digital dan pengemasan bahan ajarnya. Metode pengabdian dan pemberdayaan ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu 1) sosialisasi tentang literasi digital untuk pembelajaran daring dan 2) pelatihan pendampingan (coaching clinic) tentang pengemasan bahan ajar berbasis digital untuk pembelajaran daring. Hasil dari pengabdian dan pemberdayaan ini ialah tercapainya kompetensi yang diharapkan bagi para guru di SMA YPI Amir Hamzah dalam hal sistem pembelajaran dan pengemasan bahan ajar yang sesuai dengan konsep efisiensi dan efektifitas dalam proses transfer materi pada peserta didik.