Nindyo Budi Kumoro
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pariwisata di Tengah Pandemi: Studi Kasus Tentang Pola Wisata Alternatif di Malang, Jawa Timur Hipolitus Kristoforus Kewuel; Nindyo Budi Kumoro; Mayang Anggrian
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 7, No 2 (2022): Anthropos Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v7i2.31741

Abstract

Even when the tourism industry in Indonesia has been devastated due to COVID-19 pandemic, this sector has not simply disappeared and succumbed. Some tourist destinations are still visited by tourists from big cities of Indonesia, although the numbers are not as much as before. Malang is a representative place to watch this phenomenon, there are certain moments where tourists still visit and have recreation there. This research questions what is the new or alternative pattern for people who continue to travel in the midst of a pandemic? This is interesting because previously the known tourism pattern was mass tourism (full of crowds and high mobility) which was difficult to do in the pandemic era. This research aims to identify the alternative (niche tourism) specifically its new patterns in the pandemic era in Malang, related to the form of attraction to the socio-demographic character of the tourist. In addition, it is also important to study how tourists view COVID-19 which allows them to travel. With the ethnographic method, this research seeks to find the appropriate new pattern for tourism development in Indonesia during a pandemic.
Pemuda Lereng Merapi: Agensi Perubahan yang Tak Terlihat Nindyo Budi Kumoro
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.324 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32053

Abstract

Artikel ini mengkaji mengenai bagaimana pemuda Lereng Gunung Merapi berpartisipasi secara signifi kan dalam memunculkan obyek wisata Volcano Tour. Tak seperti obyekwisata kebanyakan, Volcano Tour mampu memberi asupan ekonomi rumah tangga korban yang kosong setelah bencana. Letusan Gunung Merapi 2010 membuat struktur ekonomiwarga yang bersandar pada peternakan sapi perah luluh lantak. Di sini pemuda berperan mengubah pola ekonomi masyarakat setempat yang sebelumnya agraris menjadi berbasis kepariwisataan. Dalam konteks pemuda sebagai agen perubahan, tulisan ini mencoba menawarkan wacana yang berbeda di mana perspektif agensi tidak harus diterjemahkandalam seting politik negara, hierarki sosial, ideologi, sub-kultur, patologi sosial maupun identitas. Lebih jauh tulisan ini ingin menunjukkan bahwa pemuda manapun sama-sama memiliki modal untuk menjadi agen perubahan. Bukan karena intelektualitasnya, bukan pula semangat pemberontakannya, melainkan lebih pada energi yang tersimpan dalam setiap individu muda.Kata Kunci: Volcano Tour, perubahan ekonomi, energi pemuda.
Pemuda Lereng Merapi: Agensi Perubahan yang Tak Terlihat Nindyo Budi Kumoro
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32053

Abstract

Artikel ini mengkaji mengenai bagaimana pemuda Lereng Gunung Merapi berpartisipasi secara signifi kan dalam memunculkan obyek wisata Volcano Tour. Tak seperti obyekwisata kebanyakan, Volcano Tour mampu memberi asupan ekonomi rumah tangga korban yang kosong setelah bencana. Letusan Gunung Merapi 2010 membuat struktur ekonomiwarga yang bersandar pada peternakan sapi perah luluh lantak. Di sini pemuda berperan mengubah pola ekonomi masyarakat setempat yang sebelumnya agraris menjadi berbasis kepariwisataan. Dalam konteks pemuda sebagai agen perubahan, tulisan ini mencoba menawarkan wacana yang berbeda di mana perspektif agensi tidak harus diterjemahkandalam seting politik negara, hierarki sosial, ideologi, sub-kultur, patologi sosial maupun identitas. Lebih jauh tulisan ini ingin menunjukkan bahwa pemuda manapun sama-sama memiliki modal untuk menjadi agen perubahan. Bukan karena intelektualitasnya, bukan pula semangat pemberontakannya, melainkan lebih pada energi yang tersimpan dalam setiap individu muda.Kata Kunci: Volcano Tour, perubahan ekonomi, energi pemuda.
Dayak Kaharingan di tengah perubahan sosial ekologi dan praktik perpindahan agama di pedesaan Kalimantan Tengah Nindyo Budi Kumoro
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol. 22 No. 1 (2020)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jmb.v22i1.939

Abstract

This paper tries to explain the relation between social-ecological change and the phenomenon of religious conversion in a minority group in Indonesia. The case study is the Dayak community religion in Central Kalimantan, Kaharingan, with 'world' or 'official' religions such as Christianity, Catholicism, or Islam. The study of Kaharingan in this paper is placed in the context of Kalimantan as an object of resource expansion with massive intensity by the global economic capitalist chain. Forest exploitation and local gold mining activity from outsiders urged Dayaks to participate in new economic patterns, which caused swidden cultivation to become inaccessible to villagers and began to slowly be abandoned. This has implications for the transformation of the Dayaks in perceiving their relationship with the natural environment, a relationship that was previously the basis of Kaharingan religious beliefs and practices. Based on my ethnographic research in the rural Dayak community upriver Katingan, this paper shows that the religious conversion from Kaharingan to a new religion is more driven by social and economic morals that emphasize individual-household relations rather than the communal-collective pattern as before. This paper also argues that although traditional beliefs have slowly been abandoned, the practice of Kaharingan ceremonies is still held intensively for different purposes.Keywords: Minority religion, socio-economic and ecological change, religious conversion Abstrak Artikel ini berupaya menunjukkan relasi perubahan sosial-ekologi dengan fenomena perpindahan agama pada kelompok minoritas di Indonesia. Studi kasus dalam tulisan ini adalah agama masyarakat Dayak Kalimantan Tengah, yakni Kaharingan, dengan agama ‘dunia’ atau ‘resmi’ seperti Kristen, Katolik, maupun Islam di sana. Kajian mengenai Kaharingan di sini diletakkan dalam konteks Kalimantan sebagai obyek dari ekspansi sumber daya dengan intensitas yang massif oleh rantai ekonomi kapitalisme global. Eksploitasi kayu maupun pertambangan lokal dari pihak luar mendorong orang Dayak turut berpartisipasi dalam pola ekonomi baru menggeser perladangan berpindah ke posisi yang tidak menguntungkan. Hal ini turut mendorong perubahan orang Dayak dalam memaknai relasi mereka dengan alam sekitar, relasi yang sebelumnya menjadi basis kepercayaan dan praktik agama Kaharingan. Dengan mendasarkan pada hasil riset etnografi pedesaan Dayak di hulu Sungai Katingan, tulisan ini menunjukkan bahwa perpindahan agama dari Kaharingan ke agama baru lebih didorong oleh moral sosial dan ekonomi baru yang menekankan relasi individu-rumah tangga dari pada komunal-kolektif seperti sebelumnya. Tulisan ini juga ingin menunjukkan meskipun kepercayaan lama telah ditinggalkan, namun praktik upacara Kaharingan tetap digelar dengan intensif meskipun untuk tujuan yang berbeda. Kata kunci: Agama minoritas, perubahan material-ekologi, perpindahan agama