Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai apa adanya. Sehingga dalam penelitian ini akan mengungkapkan, menganalisis dan memberikan gambaran tentang fenomena dari subjek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dan penyebab apa yang dilakukan siswa yang menjadi subjek penelitian dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri. Untuk mengidentifikasi kesalahan tersebut digunakan instrumen tes diagnostik yang terdiri dari lima butir soal dalam bentuk essay tes (tes uraian) dan wawacara. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas II Tekhnik SMK Negeri 5 Barru Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 18 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, persentase dan wawancara. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri, meliputi kesalahan konsep, prinsip, dan algoritma/prosedur. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri adalah a) kesalahan konsep (K) sebesar 91,41%, kategori sangat tinggi, b) kesalahan prinsip (P) sebesar 61,72%, kategori rendah, c) kesalahan algoritma (A) 63,28%, kategori rendah. Secara umum dapat digambarkan bahwa kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika pokok bahasan trigonometri (rumus jumlah dan selisih dua sudut, rumus sinus, cosinus dan tangen sudut ganda, rumus perkalian sinus dan cosinus dalam jumlah atau selisih sinus dan cosinus dan rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut dalam pemecahan masalah) pada siswa Kelas II Tekhnik SMK Negeri 5 Barru pada persentase 72,14% kategori sedang. Hasil wawancara dengan tiga orang responden (berdasarkan kategori tingkat kesalahan rendah, sedang dan tinggi), secara umum dapat dikatakan bahwa penyebab kesalahan yang dilakukan siswa Kelas II Tekhnik SMK Negeri 5 Barru dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam belajar (disfungsi neurologis). Faktor internal tersebut meliputi gangguan atau kekurangmampuan fisik, yaitu: yang bersifat kognitif (rana cipta), antara lain kapasitas intelektual/inteligensi siswa; yang bersifat afektif (rana rasa), antara lain emosi dan sikap; dan yang bersifat psikomotorik (rana karsa), antara lain terganggunya alat-alat indera terutama indera penglihatan (mata) dan indera pendengaran (telinga).