Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Edukasi Matematika dan Sains

PENGEMBANGAN KUNCI DETERMINASI MYRIAPODA DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TAKSONOMI INVERTEBRATA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI IKIP PGRI MADIUN SEMESTER GENAP 2013/2014 Sri Utami; Arim Wahyu Novika Pradani; Soeprijadi Djoko Laksana
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.987 KB) | DOI: 10.25273/jems.v2i1.166

Abstract

This study aims to develop a key book in the Myriapoda determination Inquiry learning model to improve learning outcomes and determine the feasibility Taxonomy Inveretebrata the book as a learning supporting Prodi Biology Education. The subjects that students Prodi Biology Education IIB half the number 12. Collecting data using multiple assessment sheet including key book appraisal determination Myriapoda, the student questionnaire responses, the performance test sheet, sheet cognitive test results, student activity sheets, and activity sheets lecturer. Analysis of the data using the average of each assessment. The result of this research is a key book Myriapoda determination developed with 4D models (Four D Models) with the stages of defining, designing, developing, while the spread was not done because of the larger scale. The results showed that 80% assessment supervisor and lecturer of Invertebrate Taxonomy courses give a good assessment can be categorized or fit for use Other research results are students responded positively to the book developed by providing an assessment that is equal to 70.8% agreed, and 22% strongly agreed, besides learning the Inquiry model can improve the process and the results of this study demonstrated the value of cognitive test results the average is 80 so it can be categorized as good.
IbM KELOMPOK TANI SEJAHTERA YANG MENGHADAPI VIRUS KERITING PADA TANAMAN CABAI RAWIT(Capsicum frutescens L.) DI DESA KEDUNG PADANG, REJOSO, NGANJUK Sri Utami
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.095 KB) | DOI: 10.25273/jems.v3i1.243

Abstract

Penyakit keriting pada tanaman cabai merupakan masalah pelik yang dirasakan para petani cabai di Desa Kedung Padang dan sekitarnya. Penyakit ini ditularkan oleh hama Thrips sp yang mengakibatkan tanaman cabai keriting sehingga tidak menghasilkan buah secara maksimal. Kelangkaan dan tingginya harga pupuk kimia membuat petani cabai mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia terhadap kesehatan dan keseimbangan lingkungan kurang disadari oleh petani cabai. Masalah-masalah diatas mendorong peneliti untuk melakukan penerapan ipteks bagi masyarakat.Tujuan dan target luaran IbM adalah; (1) menumbuhkan kesadaran akan bahaya pemakaian insektisida kimia secara berlebihan bagi penurunan kesuburan tanah dan keseimbangan ekosistem; (2) penyuluhan dan pembuatan Insektisida biji mahoni yang dapat mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan bermanfaat sebagai pupuk daun; (3) menurunkan biaya produksi melalui pemakaian insektisida botani; (4) meningkatkan hasil panen cabai rawit.Metode yang digunakan dalam IbM adalah menggunakan pendekatan penyuluhan dan workshop pembuatan insektisida dari biji Mahoni serta aplikasi langsung pada lahan pertanian tanaman cabai seluas ¼ hektar milik Ibu Sumiatun dan Bapak Sumidi anggota Kelompok Tani Sejahtera di Desa Kedung Padang, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.IbM direncanakan dilaksanakan selama 12 bulan dengan rencana kegiatan dan prosedur kerja sebagai berikut; (1) pembuatan sampel produk insektisida biji mahoni; (2) penyuluhan  bahaya insektisida kimia dan pembuatan insektisida biji mahoni; (3) aplikasi insektisida biji mahoni pada ¼  hektar lahan pertanian cabai rawit sebagai percontohan. Penyuluhan pada nomor 2 belum cukup dan harus diikuti aplikasi riil ke lapangan karena warga petani tidak akan percaya tanpa ada bukti nyata yang dapat dilihat secara langsung.IbM telah dilaksanakan selama 11 bulan yaitu Januari-Nopember 2014. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain; (1) pembuatan sampel produk insektisida biji mahoni; (2) aplikasi insektisida biji mahoni pada ¼  hektar lahan pertanian cabai rawit sebagai percontohan. Penyuluhan bahaya insektisida kimia dan pembuatan insektisida biji mahoni.
PENGARUH CARA DAN LAMA PEMERAMAN TERHADAP KANDUNGAN VITAMIN C PADA BUAH PISANG RAJA (Musa paradisiaca L). Sri Utami; Joko Widiyanto; Kristianita Kristianita
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.49 KB) | DOI: 10.25273/jems.v1i2.131

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pengaruh cara pemeraman yang berbeda terhadap kandungan vitamin C buah pisang Raja (2) Pengaruh lama pemeraman terhadap kandungan vitamin C buah pisang Raja (3) Adanya interaksi antara cara dan lama pemeraman terhadap kandungan vitamin C buah pisang Raja. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi IKIP PGRI Madiun pada bulan Juni sampai September 2012. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial yaitu cara pemeraman dan lama pemeraman. Cara pemeraman dibedakan menjadi daun Lamtoro (C1), Karbid (C2) dan Larutan Ethrel (C3), dan faktor lama pemeraman meliputi 0 hari (L0), 2 hari (L1), 4 hari (L2), 6 hari (L3), dan 8 hari (L4). Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis variansi (ANAVA) ganda. Jika dalam penelitian ini didapatkan nilai F hitung > Ftabel berarti hipotesis diterima dan untuk mengetahui perbedaan tiap perlakuan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Cara pemeraman yang berbeda berpengaruh terhadap kandungan vitamin C buah pisang raja (Musa paradisiaca L). Pemeraman dengan ethrel menghasilkan rata-rata vitamin C yang paling tinggi yaitu 8,51 mg setiap100mg larutan pisang. (2). Lama pemeraman berpengaruh terhadap kandungan vitamin C pada buah pisang raja (Musa paradisiaca L). Pemeraman pada hari ke-4 menghasilkan vitamin C paling tinggi untuk semua perlakuan yaitu 11,02mg/100mg. (3). Ada interaksi antara cara dan lama pemeraman terhadap kandungan vitamin C buah pisang raja (Musa paradisiaca L). Pada cara pemeraman dengan ethrel dan lama pemeraman 2 hari didapatkan kandungan vitamin C yang paling tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.