Soebijantoro soebijantoro
Universitas PGRI Madiun

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pacitan Dalam Pelestarian Museum Buwono Keling Di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan Rizky Nindya Nunggalsari; Soebijantoro soebijantoro
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 8, No 01 (2018)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.31 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v8i01.2037

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang kebijakan Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam pelestarian Museum Buwono Keling di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis studi kasus. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Pengumupulan data menggunakan observasi wawancara, dokumentasi. Validasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Museum Buwono Keling adalah museum arkeologi yang berada di Dukuh Krajan Kulon Desa Mantren Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Museum ini dibangun pada bulan April tahun 1995 oleh suaka peninggalan sejarah purbakala Jawa Timur, dan difungsikan pada tahun 1996 yakni sebagai tempat penyimpanan peninggalan prasejarah. Peranan Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam pengelolaan dan pelestarian Museum Buwono Keling dibutuhkan, agar Museum tetap terjaga dan terlestarikan. Berkaitan dengan hal itu  diterapkan kebijakan dalam pengelolaan Museum. Namun kebijakan yang telah disepakati belum terealisasikan dengan baik. Kenyataannya Pemerintah Kabupaten Pacitan kurang tanggap atau tidak mempedulikan keberadaan Museum Buwono Keling. Padahal museum tersebut dapat menjadi suatu objek wisata yang tidak hanya mempunyai unsur rekreatif tapi memiliki unsur edukatif terutama mengenai kehidupan pra sejarah yang berhubungan dengan awal peradaban manusia.
Literasi Kemandirian Sikap Mahasiswa Melalui Pembelajaran Entreprenuer Sejarah Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun Soebijantoro soebijantoro
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.964 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v7i2.1497

Abstract

Sikap kemandirian merupakan salah satu pilar keberhasilan seseorang dalam berwirausaha. Seiring dengan ketatnya persaingan kerja, maka perguruan tinggi memiliki tugas untuk mempersiapkan lulusan untuk siap dalam  menghadapi persaingan dengan membekali mahasiswa dengan teori dan konsep entrepreneur. Diperlukan literasi entrepreneur kepada mahasiswa melalui proses belajar mengajar entrepreneur yang berupa literasi entrepreneur dalam dimensi ketrampilan, dimensi fungsi serta  dimensi media. Melalui literasi tersebut peluang ekonomi akan mudah untuk dipahami oleh mahasiswa. Namun demikian, dalam implementasi kurikulum entrepreneur diperlukan kesadaran akan kontribusi mata kuliah keahlian program studi pendidikan sejarah untuk memperkuat wawasan didalam membaca peluang ekonomi secara kritis.
Tari Bandol Kabupaten Magetan (Sejarah, Nilai Filosofis Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal) Valdrin Antariksawan; Soebijantoro soebijantoro
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.1 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v8i2.2679

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, nilai filosofis dan potensi tari bandol sebagai sumber belajar sejarah lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Validasi data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarian bandol diciptakan oleh seniman Kabupaten Magetan yaitu Sarwo Edy Santoso dan Imam Joko. Tari ini menceritakan tentang kegagahan prajurit gondokusuman masa kerajaan Mataram Islam yang melawan penjajah Belanda yang hendak menjajah Kabupaten Magetan. Tari ini memiliki nilai filosofis kepahlawanan, kewibawaan, persatuan, rasa saling peduli, pantang menyerah dan sifat kerjasama (kebaikan). Tari bandol merupakan hasil dari perlombaan tari yang dilakukan dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Magetan yang menginginkan adanya tarian khas Kabupaten Magetan. Tari ini sering di tampilkan dalam berbagai acara di Kabupaten Magetan, seperti upacara temu temanten, hari jadi Kabupaten Magetan dan larung sesaji. Tari Bandol sudah dijadikan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah di Kabupaten Magetan.
Akulturasi Budaya Mahasiswa Dalam Pergaulan Sosial Di Kampus (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun) Yosef Antonius Thaumaet; Soebijantoro soebijantoro
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.678 KB) | DOI: 10.25273/ajsp.v9i1.3641

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Akulturasi Budaya serta untuk menganalisis proses akulturasi budaya mahasiswa dalam pergaulan sosial dan kendala yang dihadapi mahasiswa dalam proses akulturasi budaya dalam pergaulan sosial di kampus Universitas PGRI Madiun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan berdasarkan prosedur-prosedur berikut yaitu 1) tahap membangun kerangka konseptual, 2) tahap merumuskan permasalah penelitian, 3) tahapan pemilihan subyek penelitian, 4) tahapan pengembangan instrumen penelitian, 5) tahapan pengumpulan data, 6) tahapan analisa data dan 7) tahapan menarik kesimpulan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cara yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan. Analisis data ini berfungsi sebagai teknik dalam membuat kesimpulan-kesimpulan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Akulturasi budaya adalah proses bertemunya beberapa kebudayaan di kampus, menyebabkan mereka memiliki hubungan pertemanan yang baik. Permasalahan yang dihadapai mampu mereka selesaikan dengan cara yang bijak. Hal ini karena kedua belah pihak memiliki kesadaran yang besar dalam saling memahami perbedaan. Pada dasarnya mereka berasal dari latar belakang yang sama, Jadi bentuk akulturasi yang terjadi di Program Studi pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun seperti pergaulan sosial dan bahasa. Namun mereka tetap mampu mempertahankan budaya mereka tanpa menghilangkan dan menggantikan dengan hal baru. Mereka tetap bangga dengan budaya yang dibawa dari daerah asal tempat tinggal.
Kampung Wayang Dan Penguatan Materi Bahan Ajar Entreprenuer Sejarah Andry Jadi Saputro; Soebijantoro soebijantoro
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v10i2.6868

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji sejarah perkembangan kampung wayang di desa Kepuhsari dan potensinya sebagai penguatan materi bahan ajar entrepreneur sejarah bagi mahasiswa Program studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI MADIUN. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung secara non partisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat. Wawancara dilakukan baik secara terstruktur dengan daftar pertanyaan yang telah disistematisasikan berdasarkan gambaran awal yang didapat.  Analisis data penelitian ini berpedoman pada langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif  yaitu: reduksi data, penyajian data, dan  penarikan simpulan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Seni tatah sungging wayang kulit di desa Kepuhsari sudah berlangsung sejak abad ke 18. Keterampilan yang diperoleh dari abdi dalem keraton Mangkunegaran menjadikan kualitas produk seni tatah sungging wayang kulit kulit di desa Kepusari diakui secara nasional. Sampai saat ini kerajinan tatah sunggih wayang kulit dinilai oleh masyarakat desa Kepuhsari lebih menjanjikan secara ekonomi dari pada bertani. Hingga tahun 2015 di Desa Kepuhsari ini telah memiliki 135 kepala keluarga yang menekuni usaha sebagai pengrajin wayang kulit sehingga oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri mendapat predikat  sebagai Kampung Wayang. 2) Terdapat karakter entreprenuer yang dapat dibangun oleh mahasiswa melalui pembelajaran entrepreneur yaitu a) Berani mengambil resiko, b) Mandiri dan c) cerdas dalam melihat peluang ekonomi pada kondisi exciting yang menjadi kekuatan dalam usaha pengembangan wisata sehingga potret kampung wayang di desa Kepuhrejo dapat diaplikasikan dalam praktik entrepreneur khususnya potensi seni budaya yang bersinergi dengan pariwisata di Indonesia.
Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Sejarah Monumen Kresek Terintegrasi Agrowisata Berbasis Community-Based Tourism (CBT) di Kabupaten Madiun Soebijantoro Soebijantoro; Yudi Hartono; Khoirul Huda
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 8 No 1 (2024): Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v8i1.24125

Abstract

This research aims to reveal the development of the Kresek Monument historical tourism area for agrotourism based on Community Based Tourism. Qualitative descriptive research method. Data collection through observation, interviews, focus group discussions, and document study. Data validity through source triangulation. Analyze data with interactive analysis. The results of the research show that the Kresek Monument historical tourist area needs to be developed with a new perspective that the landscape of the Kresek Monument historical tourist area has the potential to become a beautiful natural tourist destination. For a long time, the community has been actively involved in developing the Kresek Monument historical tourist area through the "Mekar" Tourism Awareness Group. The community took the initiative and tried to integrate it with agrotourism around the monument area. Since the COVID-19 pandemic, the management of the Kresek Monument historical tourist area has been completely taken over by the Madiun Regency Tourism, Youth and Sports Department, while day-to-day management is carried out by the Madiun Regency Environmental Service. The Kresek Village Government is also involved in management through the Kresek Village Village-Owned Enterprise. Residents are involved based on assignments from these parties, such as tour guides. There is no policy synergy between stakeholders, which is a challenge in developing the Kresek Monument historical tourism area which is integrated with the community's agro-tourism area. The community is also faced with technical obstacles in the field in the form of road infrastructure connecting the Kresek Monument historical tourist area with unsupported agro-tourism areas.