Muhammad Farid
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LITERASI MULTIKULTURAL KOMUNITAS ETNIK KAMPUNG RAMA KECAMATAN PANAKUKANG KOTA MAKASSAR Tuti Bahfiarti; Arianto Arianto; Jeanny Maria Fatimah; Muhammad Farid
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 26, No 2 (2020): APRIL - JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v26i2.17150

Abstract

Komunitas etnik Kampung Rama dominan beretnik Toraja terletak di Kecamatan Panakukang Kota Makassar. Permasalahan mitra komunitas etnik Kampung Rama Kelompok mayoritas adalah etnik Toraja dan kelompok minoritas adalah etnik Bugis, etnik Makassar, etnik Mandar, dan etnik Jawa. Kelompok mayoritas dan minoritas berbeda agama, nilai, kepercayaan, dan adat istiadat harus saling memahami. Tujuannya memaksimalkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam menerima perbedaan sebagai keberagaman bangsa. Metode ini dapat meningkatkan karakter sikap demokratis, pluralis, dan humanis pada masyarakat komunitas Etnik Kampung Rama. Tahapan metode yakni, pertama, pembuatan karya audio visual pendidikan multikultural; kedua, kegiatan pengajaran dan pelatihan; ketiga, pemutaran audio visual multikultural, dan keempat : hasil pretest dan postest literasi multikultural. Nilai postest lebih tinggi dari pretest, seperti pemahaman dan keterbukaan masyarakat terhadap perbedaan suku, agama, dan ras. Cara pengambilan keputusan dan peran aktif pada perbedaan suku mengalami peningkatan hasil dari pretest dan postest. Persepsi dan pandangan masyarakat terhadap kebebasan beragama menunjukkan hasil sama yakni 100%.Kata kunci: Literasi Multikultural; Etnik Toraja; Kampung Rama; Kecamatan Panakukang; Kota Makassar.AbstractThe dominant ethnic Rama village of Toraja ethnic is located in Panakukang District, Makassar City. Problems with the Rama Kampung Rama ethnic community majority groups are Toraja and minority groups are Bugis, Makassarese, Mandarese and Javanese. Majority and minority groups with different religions, values, beliefs and customs must understand each other. The aim is to maximize knowledge, attitudes and behavior in accepting differences as a diversity of nations. This method can improve the character of democratic, pluralist and humanist attitudes. The stages of the method are, first, the making of audio visual works in multicultural education; second, teaching and training activities; third, multicultural audio-visual playback, and fourth: multicultural literacy pretest and posttest results. The posttest score is higher than the pretest, such as people's understanding and openness to differences in ethnicity, religion, and race. The method of decision making and the active role in tribal differences have increased the results of the pretest and posttest. Public perceptions and views on religious freedom show the same results, namely 100%.Keywords: Multicultural Literacy; Toraja Ethnic; Kampung Rama; Panakukang District; Makassar city.
ETNOGRAFI KOMUNIKASI PERGESERAN MAKNA PESAN TRADISI PADUNGKU PASCA KONFLIK POSO DI SULAWESI TENGAH Nofianti Lapasila; Tuti Bahfiarti; Muhammad Farid
Scriptura Vol. 10 No. 2 (2020): DESEMBER 2020
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.595 KB) | DOI: 10.9744/scriptura.10.2.111-122

Abstract

Padungku merupakan fase paling akhir dari siklus pertanian dalam budaya suku Pamona yang disebut ta’u, yakni proses yang dilakukan dari mengolah sawah/ladang sampai masa panen. Penelitian ini berjudul Komunikasi Ritual Tradisi Padungku Dalam Harmonisasi Sosial Pasca Konflik Poso di Sulawesi Tengah. Tujuannya mengidentifikasi pergeseran makna pesan tradisi Padungku pasca konflik, dan melihat makna pesan ritual-ritual dalam tradisi Padungku sebelum konflik. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif memakai metode etnografi komunikasi yaitu menggambarkan dan menganalisis serta menjelaskan perilaku komunikasi dari kelompok sosial.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi pustaka. Selanjutnya data analisis menggunakan tehnik analisis data model interaktif Huberman yakni mengumpulkan data pada lokasi penelitian dengan menelaah hasil observasi dan wawancara lalu mereduksinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pergeseran makna pesan tradisi Padungku mempunyai dampak positif dalam harmonisasi sosial paska konflik di Poso Sulawesi Tengah. Makna mosintuwu; mangkoni-mangkeni; modero dalam tradisi Padungku mampu mejaga persatuan, kepedulian, dan harmonisasi, hingga tercipta sintuwu maroso (Bersatu kita kuat) di Tanah Poso