Latar Belakang : Pemondokan (asrama) pondok pesantren yang sehat harus memenuhi beberapa variabel kondisi kesehatan lingkungan sesuai Surat Keputusan Menkes RI Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan antara lain adalah : kepadatan penghuni dan luas ventilasi. Variabel tersebut erat kaitannya dengan penularan penyakit menular terutama penyakit ISPA sebab dari data Puskesmas Mentaya Hilir tahun 2001 terdapat 232 kunjungan yang berasal dari santri Pondok Pesantren dan 34%nya ISPA. Tujuan : untuk mengetahui hubungan kepadatan hunian dan luas ventilasi kamar dengan kejadian ISPA di pondok pesantren Sabilal Muhtadin. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan metode survey dan pendekatan cross sectional. Besar sampel penelitian seluruhnya berjumlah 176 orang santri yang menempati 30 kamar. Pengolahan data menggunakan uji statistik Chi Square dengan @=0,05 dan df=1. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian ISPA pada santri sebesar 68,8 %, tingkat kepadatan hunian 66,7% tergolong padat (tidak memenuhi syarat) dan 33,3% tergolong memenuhi syarat, luas ventilasi sebagian besar (86,7%) tidak memenuhi syarat. Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA p value= 0,0001 dan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA mendapatkan nilai p=0,0001. Simpulan : Ada hubungan antara variabel kepadatan hunian dengan kejadian ISPA, ada hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA.Kata Kunci: Kepadatan hunian kamar, Ventilasi, Pondok Pesantren, ISPA