Rahma Fitria Purwaningsih
Institut Agama Islam Negeri Samarinda

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Reconstruction of Dakwah Verses Mhd. Rasidin; Doli Witro; Rahma Fitria Purwaningsih
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kontemplasi
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2020.8.1.127-142

Abstract

Abstract Da’wah is an activity of inviting others to strengthen the faith of Muslims. The Prophet Muhammad has given examples of how Dakwah should be done. People who accept the materials of Dakwah depend on the way of ulama’s deliver the messages. Then, ulama’ will encounter problems whether people accept or reject what they said. The adherents of radicalism in Islam believe that the teaching of Islam should be presented in many ways, including coercion and violence. This understanding is based on how they interpret some verses in the Quran about dakwah. This paper will try to reconstruct some verses and how the dakwah should be conducted inclusively by describing the ethics of dawah. So, the image of dakwah is not only about the propagation of the Islamic Religion to convert non-muslim to Islam, but also strengthening and deepening the faith of Muslims and helping them lead their daily lives in conformity with Islamic principles. Keywords: Da’wah, Radicalism, Al-Qur’an. Abstrak Dakwah adalah aktivitas untuk mengundang orang lain dalam upaya menguatkan keimanan. Nabi Muhammad telah memberikan contoh bagaimana seharusnya dakwah dilakukan. Masyarakat menerima dakwah tergantung pada bagaimana ulama menyampaikan pesan-pesannya. Dimana kemudian, seringkali para ulama tersebut menghadapi berbagai persoalan apakah pesan tersebut diterima atau justru ditolak oleh masyarakat. Pada titik ini, para penganut radikalisme percaya bahwa ajaran Islam harus disampaikan secara tegas, bahkan jika harus dengan pemaksaan dan kekerasan. Pemahaman ini hadir berdasarkan pemahaman mereka terhadap ayat-ayat AlQuran. Artikel ini berupaya untuk merekonstruksi beberapa ayat AlQuran tentang bagaimana dakwah seharusnya dilakukan secara inklusif, dengan menjelaskan etika dakwah. Sehingga, gambaran tentang dakwah tidak hanya propaganda agama agar non muslim masuk islam, tetapi lebih pada penguatan dan pendalaman keimanan dan membantu masyarakat dalam memahami prinsip-prinsip keagamaan. Kata Kunci: Dakwah, Radikalisme, Al-Qur’an.
PEMBINAAN SEX EDUCATION DALAM MENGHADAPI PENYIMPANGAN SEKSUAL KAUM NABI LUTH ZAMAN NOW Rahma Fitria Purwaningsih; Mhd. Rasidin; Doli Witro
Paedagogia: Jurnal Pendidikan Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Paedagogia
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/pdg.Vol9.Iss1.55

Abstract

Indonesia mengalami degradasi karakter yang ditandai dengan maraknya penyimpangan moral, baik sosial maupun agama. Penyimpangan tersebut jauh dari nilai-nilai keislaman namun ramai digandrungi generasi muda seperti budaya pacaran, seks bebas hingga homoseksual. Kasus aborsi di Indonesia terjadi sekitar 2,5 juta jiwa setiap tahunnya yang 30% diantaranya adalah remaja. Selain itu hasil survei lembaga independen menyebutkan 3% atau sederhananya 3 dari 100 penduduk Indonesia adalah pelaku homoseksual. Fenomena tersebut tidak lain disebabkan karena adanya dorongan perkembangan media dalam memfasilitasi free sex dengan tawaran akses yang semakin lengkap dan jauh meninggalkan nilai agama dan moral. Oleh sebab itu, pendidikan seks diharapkan menjadi jalan tengah yang perlu digalakkan dengan keyakinan bahwa pendidikan ini mampu membentengi dan mengarahkan mereka kepada pemahaman seks yang baik dalam pandangan agama maupun negara. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana materi dalam melakukan pembinaan pendidikan seks menurut pandangan Islam. Desain penelitian menggunakan analisis konten dengan pendekatan kualitatif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa sex education masih tabu dan kental akan pro dan kontra, namun substansi perdebatan tersebut hanya berputar pada materi dalam pendidikan seks. Oleh kebab itu, pembinaan sex education hendaknya melibatkan orang tua dan pendidik yang disertai dengan pengawasan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, yakni memberikan pemahaman terkait fitrah manusia, sopan dan memahami waktu yang tidak diperkenankan berkunjung, menahan diri dan menjaga pandangan, dan menjauhi zina.