Alfariza Alfariza
Universitas PGRI Ronggolawe

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pembibitan Kentang Hitam (Solanum rotundifolius) dengan Pemberian PGPR Indigen Ernata Dian Pratika; Alfariza Alfariza; Fathul Abib; Sriwulan Sriwulan
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.624 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.5841

Abstract

Kentang hitam (Solanum rotundifolius) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang berpotensi sebagai sumber pangan alternatif. Hal ini dikarenakan tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan berbagai kandungan gizi penting lainnya. Upaya perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan melalui umbi, stek pucuk, maupun teknologi kultur jaringan. Namun yang umum dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan stek pucuk. Stek pucuk tanaman kentang hitam yang ditanam diperoleh dari hasil pembibitan umbi kentang itu sendiri. Umumnya pembibitan umbi kentang membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Waktu ini relatif cukup lama, sehingga dilakukan upaya untuk mempercepat proses pembibitan ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan PGPR. PGPR merupakan kelompok bakteri rhizosfer yang memiliki potensi sebagai biofertilizer, biostimulan, dan biopretektan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembibitan umbi kentang hitam yang diperlakukan dengan PGPR. Sedangkan prosedur dalam penelitian ini meliputi pembuatan bibit PGPR dan pengenceran PGPR dengan dosis 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, dan penanaman umbi kentang hitam yang telah direndam dengan PGPR sesuai perlakuan, dan dilakukan penyiraman PGPR sesuai doses pada umbi yang ditanam. Parameter yang diamati adalah tinggi tunas, jumlah daun, dan jumlah mata tunas. Pengamatan dilakukan selama 30 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian PGPR berpengaruh terhadap pembibitan umbi kentang hitam berdasarkan parameter tinggi tunas dan jumlah daun. Dimana, dosis 25% memberikan rerata pertumbuhan bibit kentang hitam yang paling baik.