Rayan Rayan
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH ASAL POPULASI DAN POHON INDUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula Miq.) SEBAGAI MATERI UNTUK PERBANYAKAN KLONAL Mashudi Mashudi; Sugeng Pudjiono; Rayan Rayan; Maman Sulaeman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.2.97-110

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal populasi dan pohon induk terhadap variasi pertumbuhan bibit meranti tembaga (S. leprosula) sebagai materi untuk perbanyakan klonal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor, yaitu asal populasi (Kenangan, Kalimantan Timur; Bukit Baka, Kalimantan Tengah dan Gunung Bunga, Kalimantan Barat) dan pohon induk (19 pohon induk dari Kaltim, 4 pohon induk dari Kalteng dan 19 pohon induk dari Kalbar). Dalam penelitian ini faktor pohon induk bersarang (nested) dalam faktor asal populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asal populasi dan pohon induk berpengaruh sangat signifikan terhadap parameter yang diamati, yaitu tinggi, diameter batang dan jumlah percabangan. Populasi Kenangan menghasilkan bibit dengan tinggi, diameter batang dan jumlah percabangan terbesar yaitu masing-masing 132,3 cm; 10,6 mm dan 7,2 buah. Sepuluh pohon induk terbaik dalam karakter tinggi bibit adalah pohon induk nomor 7, 3, 4, 6, 18, 27, 10, 12, 1 dan 13 berturut-turut sebesar 173,3 cm; 166,1 cm; 165,8 cm; 160,8 cm; 150,0 cm; 142,1 cm; 141,6 cm; 140,5 cm, 137,7 cm dan 133,4 cm. Sepuluh pohon induk terbaik dalam karakter diameter batang adalah pohon induk nomor 7, 4, 6, 18, 3, 10, 17, 15, 19 dan 1 berturut-turut sebesar 13,63 mm; 13,00 mm; 12,93 mm; 12,42 mm;12,35 mm; 11,11 mm; 11,03 mm; 10,96 mm; 10,78 mm dan 10,63 mm. Sepuluh pohon induk terbanyak dalam karakter jumlah percabangan adalah pohon induk nomor 3, 16, 12, 6, 9, 19, 2, 1, 17 dan 11 berturut-turut sebanyak 8,7 cabang; 8,5 cabang; 8,1 cabang; 8,0 cabang; 7,9 cabang; 7,5 cabang; 7,4 cabang; 7,3 cabang; 7,3 cabang dan 7,3 cabang. 
PENGARUH ASAL POPULASI DAN POHON INDUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula Miq.) SEBAGAI MATERI UNTUK PERBANYAKAN KLONAL Mashudi Mashudi; Sugeng Pudjiono; Rayan Rayan; Maman Sulaeman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.2.97-110

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal populasi dan pohon induk terhadap variasi pertumbuhan bibit meranti tembaga (S. leprosula) sebagai materi untuk perbanyakan klonal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor, yaitu asal populasi (Kenangan, Kalimantan Timur; Bukit Baka, Kalimantan Tengah dan Gunung Bunga, Kalimantan Barat) dan pohon induk (19 pohon induk dari Kaltim, 4 pohon induk dari Kalteng dan 19 pohon induk dari Kalbar). Dalam penelitian ini faktor pohon induk bersarang (nested) dalam faktor asal populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asal populasi dan pohon induk berpengaruh sangat signifikan terhadap parameter yang diamati, yaitu tinggi, diameter batang dan jumlah percabangan. Populasi Kenangan menghasilkan bibit dengan tinggi, diameter batang dan jumlah percabangan terbesar yaitu masing-masing 132,3 cm; 10,6 mm dan 7,2 buah. Sepuluh pohon induk terbaik dalam karakter tinggi bibit adalah pohon induk nomor 7, 3, 4, 6, 18, 27, 10, 12, 1 dan 13 berturut-turut sebesar 173,3 cm; 166,1 cm; 165,8 cm; 160,8 cm; 150,0 cm; 142,1 cm; 141,6 cm; 140,5 cm, 137,7 cm dan 133,4 cm. Sepuluh pohon induk terbaik dalam karakter diameter batang adalah pohon induk nomor 7, 4, 6, 18, 3, 10, 17, 15, 19 dan 1 berturut-turut sebesar 13,63 mm; 13,00 mm; 12,93 mm; 12,42 mm;12,35 mm; 11,11 mm; 11,03 mm; 10,96 mm; 10,78 mm dan 10,63 mm. Sepuluh pohon induk terbanyak dalam karakter jumlah percabangan adalah pohon induk nomor 3, 16, 12, 6, 9, 19, 2, 1, 17 dan 11 berturut-turut sebanyak 8,7 cabang; 8,5 cabang; 8,1 cabang; 8,0 cabang; 7,9 cabang; 7,5 cabang; 7,4 cabang; 7,3 cabang; 7,3 cabang dan 7,3 cabang.