Sudin Panjaitan
Peneliti Madya pada Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PROSES EKOFISIOLOGI DAN PERTUMBUHAN SEMAI Shorea selanica (DC.) Blume DI PERSEMAIAN Sudin Panjaitan; Reni S. Wahyuningtyas; Dewi Ambarwati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.2.73-82

Abstract

Shorea selanica merupakan jenis meranti yang cukup menjanjikan untuk program penanaman komersial, rehabilitasi hutan, serta reforestasi lahan konservasi. Mengingat sampai saat ini belum diketahui besarnya intensitas cahaya yang optimal untuk pertumbuhan semai S. selanica di persemaian, maka perlu dilakukan pengujian pengaruh beberapa persentase naungan terhadap pertumbuhan semai S. selanica. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan: N0 = tanpa naungan (0%), N1= naungan 55%, N2 = naungan 65%, N3 = naungan 75%. Dua semai S. selanica ditanam pada petak-petak percobaan berukuran 60 cm x 100 cm yang di atasnya diberikan sarlon net dengan intensitas naungan yang berbeda-beda. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi: tinggi dan diameter semai, jumlah daun, laju fotosintesis, berat segar dan berat kering semai. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu setelah tanam, kecuali berat segar dan berat kering oven yang diamati pada akhir penelitian (6 minggu setelah tanam). Hasil penelitian menunjukkan pemberian naungan sebesar 65% memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan semai S. selanica dan pengaruhnya sangat nyata terhadap pertambahan tinggi, diameter batang, berat segar dan berat kering semai dengan nilai rata-rata berturut-turut 10,85 cm; 1,113 mm; 12,558 g dan 3,463 g. Pemberian naungan yang terlalu berat (75%) pada penelitian ini terbukti memberikan pengaruh yang jelek terhadap pertumbuhan semai, bahkan lebih jelek dibandingkan tanpa pemberian naungan atau pemberian naungan 55%. Semai S. selanica diduga toleran terhadap naungan dengan IC cahaya sekitar 35%, tetapi IC matahari <35% mulai menghambat pertumbuhannya.
KONDISI LINGKUNGAN TEMPAT TUMBUH Shorea johorensis Foxw. DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, KALIMANTAN SELATAN Sudin Panjaitan; Reni S. Wahyuningtyas; Rabiatul Adawiyah
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.11-22

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa kondisi lingkungan tempat tumbuh Shorea johorensis Foxw., seperti: persentase intensitas cahaya matahari yang masuk, pH tanah dan ketinggian tempat di areal HPH PT. Aya Yayang Indonesia (PT. AYI). Inventarisasi permudaan S. johorensis dilakukan pada plot pengamatan berukuran 50 m x 50 m yang dibagi menjadi 5 blok/ ulangan (10 m x 50 m) dan di dalamnya terdapat 5 petak (10 m x 10 m). Pada masing-masing petak dibuat petak-petak yang lebih kecil untuk pengamatan permudaan tingkat tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m) dan semai (2 m x 2 m). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi pengamatan (PT. AYI), jumlah semai S. johorensis cukup banyak yaitu 28 batang (2.800 anakan/ha), sedangkan pancang 29 batang (464 ha) dan tiang 19 batang (76 batang/ha) atau tergolong sangat miskin. Intensitas cahaya di sekitar permudaan tingkat semai, pancang dan tiang berturut-turut antara 22%-30%, 22%-31% dan 29%-36%. Perbedaan yang tidak jauh antara intensitas cahaya di sekitar semai, pancang dan tiang menunjukkan bahwa penutupan tajuk bagian atas cukup rapat sehingga sedikit sekali sinar matahari yang masuk, baik pada lapisan tengah sampai lapisan bawah hutan. Kondisi tersebut diduga menjadi penghambat pertumbuhan permudaan S. johorensis, yang ditunjukkan jumlah semai yang berlimpah ternyata tidak diimbangi dengan stok permudaan tingkat tiang dan pancang. Diduga keterbatasan intensitas cahaya yang masuk menghambat pertumbuhan pancang dan tiang sehingga menjadi stagnan dan mati. pH tanah di lokasi penelitian berkisar antara 4,18 - 4,2 (sangat asam). Pada kondisi demikian S. johorensis masih dapat tumbuh. Permudaan S. johorensis pada lokasi penelitian ditemukan pada ketinggian 300 m dpl. 
PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PROSES EKOFISIOLOGI DAN PERTUMBUHAN SEMAI Shorea selanica (DC.) Blume DI PERSEMAIAN Sudin Panjaitan; Reni S. Wahyuningtyas; Dewi Ambarwati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.2.73-82

Abstract

Shorea selanica merupakan jenis meranti yang cukup menjanjikan untuk program penanaman komersial, rehabilitasi hutan, serta reforestasi lahan konservasi. Mengingat sampai saat ini belum diketahui besarnya intensitas cahaya yang optimal untuk pertumbuhan semai S. selanica di persemaian, maka perlu dilakukan pengujian pengaruh beberapa persentase naungan terhadap pertumbuhan semai S. selanica. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan: N0 = tanpa naungan (0%), N1= naungan 55%, N2 = naungan 65%, N3 = naungan 75%. Dua semai S. selanica ditanam pada petak-petak percobaan berukuran 60 cm x 100 cm yang di atasnya diberikan sarlon net dengan intensitas naungan yang berbeda-beda. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi: tinggi dan diameter semai, jumlah daun, laju fotosintesis, berat segar dan berat kering semai. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu setelah tanam, kecuali berat segar dan berat kering oven yang diamati pada akhir penelitian (6 minggu setelah tanam). Hasil penelitian menunjukkan pemberian naungan sebesar 65% memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan semai S. selanica dan pengaruhnya sangat nyata terhadap pertambahan tinggi, diameter batang, berat segar dan berat kering semai dengan nilai rata-rata berturut-turut 10,85 cm; 1,113 mm; 12,558 g dan 3,463 g. Pemberian naungan yang terlalu berat (75%) pada penelitian ini terbukti memberikan pengaruh yang jelek terhadap pertumbuhan semai, bahkan lebih jelek dibandingkan tanpa pemberian naungan atau pemberian naungan 55%. Semai S. selanica diduga toleran terhadap naungan dengan IC cahaya sekitar 35%, tetapi IC matahari <35% mulai menghambat pertumbuhannya.
KONDISI LINGKUNGAN TEMPAT TUMBUH Shorea johorensis Foxw. DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, KALIMANTAN SELATAN Sudin Panjaitan; Reni S. Wahyuningtyas; Rabiatul Adawiyah
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.11-22

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa kondisi lingkungan tempat tumbuh Shorea johorensis Foxw., seperti: persentase intensitas cahaya matahari yang masuk, pH tanah dan ketinggian tempat di areal HPH PT. Aya Yayang Indonesia (PT. AYI). Inventarisasi permudaan S. johorensis dilakukan pada plot pengamatan berukuran 50 m x 50 m yang dibagi menjadi 5 blok/ ulangan (10 m x 50 m) dan di dalamnya terdapat 5 petak (10 m x 10 m). Pada masing-masing petak dibuat petak-petak yang lebih kecil untuk pengamatan permudaan tingkat tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m) dan semai (2 m x 2 m). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi pengamatan (PT. AYI), jumlah semai S. johorensis cukup banyak yaitu 28 batang (2.800 anakan/ha), sedangkan pancang 29 batang (464 ha) dan tiang 19 batang (76 batang/ha) atau tergolong sangat miskin. Intensitas cahaya di sekitar permudaan tingkat semai, pancang dan tiang berturut-turut antara 22%-30%, 22%-31% dan 29%-36%. Perbedaan yang tidak jauh antara intensitas cahaya di sekitar semai, pancang dan tiang menunjukkan bahwa penutupan tajuk bagian atas cukup rapat sehingga sedikit sekali sinar matahari yang masuk, baik pada lapisan tengah sampai lapisan bawah hutan. Kondisi tersebut diduga menjadi penghambat pertumbuhan permudaan S. johorensis, yang ditunjukkan jumlah semai yang berlimpah ternyata tidak diimbangi dengan stok permudaan tingkat tiang dan pancang. Diduga keterbatasan intensitas cahaya yang masuk menghambat pertumbuhan pancang dan tiang sehingga menjadi stagnan dan mati. pH tanah di lokasi penelitian berkisar antara 4,18 - 4,2 (sangat asam). Pada kondisi demikian S. johorensis masih dapat tumbuh. Permudaan S. johorensis pada lokasi penelitian ditemukan pada ketinggian 300 m dpl.