Ngadenin Ngadenin
Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Prospek Thorium pada Endapan Aluvial di Daerah Koba dan Sekitarnya Ngadenin Ngadenin; Frederikus Dian Indrastomo; Widodo Widodo
EKSPLORIUM Vol 33, No 2 (2012): November 2012
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.874 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2012.33.2.2658

Abstract

Telah dilakukan penelitian prospek thorium pada endapan aluvial di daerah Koba Kabupaten Bangka Tengah dan sekitarnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui prospek thorium pada endapan aluvial. Metodologi yang digunakan adalah pemetaan geologi, pemetaan radioaktivitas singkapan batuan, percontohan dan analisis butir mineral berat serta analisis kadar thorium mineral berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi daerah penelitian tersusun oleh satuan metabatupasir dengan nilai radioaktivitas 35 – 200 c/s, intrusi granit dengan nilai radioaktivitas 140 – 550 c/s dan endapan aluvial dengan nilai radioaktivitas 40 – 300 c/s SPP2NF. Kadar rata-rata monasit dalam mineral berat 7,54%, kadar rata-rata thorium dalam mineral berat 1.410 ppm, luas pelamparan aluvial 400 km2 dengan tebal rata-rata 3,77 meter. Berdasarkan tipe deposit (plaser) yang tergolong relatif mudah untuk ditambang dengan biaya murah, persentase monasit dan kadar thorium cukup tinggi sehingga prospek thorium Koba layak untuk dikembangkan. The objective of the present study of the thorium in placer of Koba, Central Bangka District, Bangka Belitung Province and its surrounding is to find out thorium prospect in alluvial deposits. The  study method are geological and radiometrical mapping, grain counting and thorium grade analysis of pan concentrated. Result of the research reveals that lithology of the investigation area compose of metasandstone unit with radiometric value of 35 c/s - 200 c/s, granite intrusion with radiometric value of 140-550 c/s and alluvial with radiometric value of 40-300 c/s SPP2NF. Content of monazite in the pan concentrated is approximately 7.54 %, content of thorium in pan concentrated of 1410 ppm, covered alluvial deposits of  about 400 kilometers square with average thickness 3.77 meters. According to the study thorium prospect in Koba area is feasible to be Based on the type of deposit (placer) which are relatively easy to be mined at low cost, high content of monazite and thorium so that the prospect thorium Koba feasible to develop.
Pemetaan Geologi dan Identifikasi Sesar Aktif di Lokasi Calon Tapak PLTN Ketapang dan Sekitarnya, Madura Ngadenin Ngadenin; Lilik Subiantoro; Kurnia Setiawan Widana; Agus Sutriyono; P. Widito
EKSPLORIUM Vol 33, No 1 (2012): Mei 2012
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1331.328 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2012.33.1.2835

Abstract

Hasil studi ekonomi terhadap kebutuhan air bersih dan tenaga listrik menyimpulkan bahwa pada 2016 Pulau Madura akan memerlukan desalinasi air laut menjadi air tawar menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir. Guna menunjang rencana pembangunan PLTN, diperlukan lokasi calon tapak yang bebas dari sesar aktif, karena merupakan salah satu faktor penolak utama dalam pemilihan calon tapak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi geologi dan keberadaan sesar aktif di lokasi calon tapak instalasi desalinasi air laut dengan tenaga nuklir di daerah Ketapang dan sekitarnya, Madura. Metoda yang digunakan adalah interpretasi foto udara dan citra landsat, pemetaan geologi dan struktur geologi serta pembuatan paritan. Litologi di calon tapak Ketapang (Md.01) dan Sokobana (Md.02) berupa batugamping terumbu dan batugamping kapuran membentuk morfologi perbukitan bergelombang. Secara struktural daerah penelitian berupa monoklin dengan sumbu berarah barat-timur, menunjam 10o ke E, perlapisan batuan berarah barat-timur miring 10o - 30o ke utara. Analisis struktur geologi menunjukkan bahwa daerah penelitian bebas dari sesar aktif. The result of economical study about demand of water supply and electric in Madura Island concludes that in 2016 Madura Island will need nuclear desalination plant to process sea water becomes fresh water. In order to support the installation of nuclear desalination plant, it is required site free from active fault, because active fault is mainly rejection factor criteria on site selection process. Aim of the research is to get geological information and identify of active fault in the site candidate of nuclear desalination plant at Ketapang area and its surrounding by interpretation of aerial photograph and land sat imagery, geological and structure geological mapping as well as trenching. The lithology of Ketapang (Md.01) and Sokobana (Md.02) site candidate consists of reef and chalky limestone forming undulating hills morphology. Structurally, research area forms a monocline with East-West trending axis, plunging 10o to East, the direction of strike is West-East, dip 10o - 30o to North. Geological structure analysis show that research area is free from active fault.
Studi Prospek Monasit di Daerah Tumbang Rusa, Tanjung Pandan, Belitung, Propinsi Bangka Belitung Bambang Soetopo; Lilik Subiantoro; Ngadenin Ngadenin; Nunik Madyaningarum
EKSPLORIUM Vol 32, No 155 (2011): Mei 2011
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.119 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2011.32.155.2828

Abstract

Mineral monasit secara kimia mengandung U, Th dan elemen tanah jarang (REE) yang secara geologi keberadaannya berasosiasi dengan zirkon sebagai endapan plaser pantai dan sungai. Sebaran granit yang mengandung monasit terdapat dalam satu jalur timah Malaysia, Bangka Belitung, Karimata. Kandungan monasit dalam konsentrat pasir 2,72 % dan dalam granit 1 – 2 %. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi karakter geologi, sebaran dan potensi sumberdaya monasit pada area 10 km2. Metode yang dilakukan adalah pengukuran radioaktivitas batuan dan endapan aluvial, pengambilan contoh mineral berat dan analisis laboratorium yang meliputi analisis butir serta kadar U, Th dan RE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geologi batuan terdiri dari Formasi Kelapa Kampit yang berumur Karbon – Perm yang telah mengalami metamorfosa dan terpatahkan serta terterobos oleh granit berumur Trias – Jura yang mengandung monasit, zirkon. Akibat proses pelapukan, sedimentasi mineral monasit, zirkon terlepas dan terendapkan sebagai aluvial yang tersebar berarah NW – SE, yang tercermin dari data pengukuran radioaktivitas aluvial berkisar antara 75– 400 c/s. Kadar U berkisar antara 9,5 – 76,5 ppm U dan kadar Th 55 – 610 ppm Th dengan luas area prospek 399,3 Ha. Monazite mineral chemically contained U, Th and rare earth elements (REE) that geologically associated with the presence of zircon as plaser beach and river sediments. Distribution of granite that containing monazite lays on a single point lead Malaysia, Bangka Belitung, Karimata. The content of monazite sands in concentrate reached 2.719% is in the granite contain monazite 1-2%. The purpose of this research are expected to get the geological character of information acquisition, distribution and potentially resource of Monazite in the10 km2 area​​. The method taken are the radioactivity measurement of rocks and sediment, heavy mineral sampling and laboratory analysis, including grain size analysis and the levels of U, Th and RE.The Results of research showed that, in geological rock formation composed of Carbon-old klampit - Perm who have metamorfosed and unbreakable then intrusived by granite Triassic - Jurassic containing monazite, zircon. Due process of weathering, sedimentation of mineral monazite, zircon separated and deposited as alluvial scattered trending NW - SE, which is reflected from the measurement data alluvial radioactivity ranged from 75-400 c / s. U concentration ranges from 9.5 to 76.5 ppm U and Th content of 55-610 ppm Th with the prospect area 399.3 Ha.
Geologi dan Potensi Terbentuknya Mineralisasi Uranium Tipe Batupasir di Daerah Hatapang, Sumatera Utara Ngadenin Ngadenin
EKSPLORIUM Vol 34, No 1 (2013): Mei 2013
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.392 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2013.34.1.632

Abstract

Kajian ini dilatarbelakangi oleh tataan geologi daerah Hatapang Sumatera Utara yang diidentifikasi sebagai daerah favourable bagi terbentuknya mineralisasi uranium tipe batupasir. Hal ini dicirikan oleh keterdapatan anomali radioaktivitas dan kadar uranium pada intrusi granit Kapur Atas dan anomali radioaktivitas batuan sedimen Tersier yang diendapkan pada lingkungan darat. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui potensi terbentuknya mineralisasi uranium tipe batupasir pada batuan sedimen Tersier berdasarkan kajian data geologi, geokimia, mineralogi dan radioaktivitas batuan. Stratigrafi daerah Hatapang dari tua ke muda adalah satuan kuarsit (Perm-Karbon), satuan batupasir (Trias Atas), satuan granit (Kapur Atas), satuan konglomerat (Miosen Bawah-Tengah) dan satuan tuf (Plistosen). Granit Hatapang termasuk granit tipe S yang sangat potensial disamping sebagai sumber mineral radioaktif terutama monasit tipe plaser dan juga potensial sebagai batuan sumber bagi mineralisasi uranium tipe batupasir pada batuan sedimen yang lebih muda. Batuan sedimen satuan konglomerat memiliki potensi sebagai batuan perangkap, meskipun uranium tidak terakumulasi dalam batuan tersebut karena jumlah material karbon sebagai presipitan sangat sedikit sehingga U+6 yang terlarut dalam air tidak terreduksi menjadi U+4 dan tetap terbawa air ke tempat lain, sehingga tidak terbentuk mineralisasi uranium. The Study based on geological setting of Hatapang region, North Sumatera, identified as a favourable area to the formation of sandstone type uranium mineralization. This characterized by the occurred of anomalous radioactivity, uranium contents of the upper cretaceous granite intrusions and radioactivity anomalous of tertiary sedimentary rocks deposited in terrestrial environments. The study is objectived to find out the potential formation of sandstone type-uranium mineralization within tertiary sedimentary rocks based on data’s studies of geological, geochemical, mineralogy, radioactivity of rocks. Stratigraphy of hatapang area of the oldest to youngest are quartz units (permian-carboniferous), sandstone units (upper Triassic), granite (upper cretaceous), conglomerate units (Lower –middle Miocene) and tuff units (Pleistocene). Hatapang’s granite is S type granite which is not only potential as source of radioactive minerals, particularly placer type monazite, but also potential as source rocks of sandstone type-uranium mineralization on lighter sedimentary rocks. Sedimentary rock of conglomerate units has potential as host rock, even though uranium did not accumulated in its rocks since the lack number of carbon as precipitant material and dissolved U+6 in water did not reduced into U+4 caused the uranium mineralization did not deposited.
Inventarisasi Potensi Sumber Daya Uranium Daerah Kawat, Mahakam Hulu, Kalimantan Timur Tahapan Prospeksi Detil Ngadenin Ngadenin; I Gde Sukadana; Adi Gunawan Muhammad; Suripto Suripto
EKSPLORIUM Vol 32, No 2 (2011): November 2011
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.052 KB) | DOI: 10.17146/eksplorium.2011.32.2.2813

Abstract

Hasil prospeksi pendahuluan di Kalimantan Timur menemukan beberapa lokasi anomali radioaktivitas batuan di hulu sungai Mahakam seluas 25 km2 pada batuan gunung api asam. Penelitian ini bertujuan mengetahui tatanan geologi dan karakter mineralisasi uranium secara rinci. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi, radioaktivitas dan geokimia bersekala 1:10.000. Litologi daerah Kawat tersusun oleh satuan batulempung hitam, satuan batupasir feldspatik, satuan riolit Nyaan, satuan andesit bawah, satuan riolit Kawat, satuan andesit atas, dan satuan batupasir tufan. Sesar yang berkembang adalah sesar geser menganan dan sesar normal. Sesar geser menganan berarah barat-timur dan barat daya-timur laut, sementara sesar normal berarah barat-timur dan barat daya-timur laut. Pada daerah ini terdapat dua kali periode pembentukan uranium, yaitu yang berhubungan dengan terbentuknya riolit Nyaan dan yang berhubungan dengan riolit Kawat. Mineralisasi uranium dikelompokkan menjadi dua yaitu mineralisasi uranium kelompok Nyaan dan mineralisasi uranium kelompok Kawat. Mineralisasi U terbentuk pada tahap proses hidrotermal dan termasuk cebakan U vulkanogenik klas pneumatogenik. Diperoleh dua sektor potensial uranium yaitu sektor Nyaan dengan luas sekitar 6 km2 dan sektor Kawat dengan luas sekitar 10 km2. Result of the general prospecting in East Kalimantan has found several radioactivity outcrop anomalies at upper Mahakam in the acid volcanic rock area which is approximately 25 km2 in wide. The objective of the research is to know detailed geological information and characteristic of uranium mineralization. Method of this research are detailed geological, radiometric and geochemical mapping 1:10.000 on scale. The lithology of Kawat area is composed of seven units of rock. They are black clay unit, feldspatic sandstone unit, Nyaan rhyolite unit, lower andesite unit, Kawat rhyolite unit, upper andesite unit and tuffaceous sandstone unit. Evolving fault is dextral fault and normal fault. The trending of dextral fault is west-east and southwest-northeast, meanwhile the trending of normal faults is west-east and southwest - northeast. There are two period of uranium mineralization occurrences in the area, the first is connected with the eruption of Nyaan rhyolite magma and the second is connected with the eruption of Kawat rhyolite magma. Uranium mineralization occurred in the stage of hydrothermal process and including in the pneumatogenic class of volcanogenic uranium deposits. This investigation has yielded two sites of potential uranium sector are the Nyaan sector with an area of about 6 km2 and Kawat sector with an area of about 10 km2.