p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Biopropal Industri
Diki Nanang Surahman
Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK BUBUR INSTAN MP-ASI BERBASIS SORGUM PUTIH (Sorghum bicolor (L.) Moench) DAN WORTEL (Daucus caronta L.) (Characteristic of Instant Complementary Food for Breast Milk from White Sorghum and Carrots) Diki Nanang Surahman; Wisnu Cahyadi; Alethea Stania; Wawan Agustina
Biopropal Industri Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.492 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i2.5330

Abstract

Commercial instant porridge using rice as carbohydrate source, thus needs alternatives to reduce dependency. Sorghum has higher protein, calcium and iron content compared to rice and corn also has functional ingredients such as antioxidants, vitamins and minerals. This study aimed to determine the optimal formula of instant porridge for complementary food-breast milk (MP-ASI) from white sorghum flour enriched with carrots. The research method consisted of preliminary and primary research. Preliminary research included testing tanin levels and phytic acid of sorghum and determining the upper and lower limits of application design experts. The main research included optimization of formulations and testing of MP-ASI instant porridge sample response using the D-Optimal Mixture design expert application.Based on the analysis of design expert 10.0 application, optimum formula consisted of white sorghum flour 12.76% and carrots 6.44% with a desirability value of 0.567. Based on the results of physical, chemical and organoleptic analysis, the formulation of instant baby porridge needs to be reformulated to meet the needs of fat content, dietary fiber content and beta-carotene content.Keywords: carrot, complementary food, design expert, instant porridge, white  sorghumABSTRAKBubur instan komersial umumnya menggunakan beras sebagai sumber karbohidrat sehingga perlu dilakukan upaya pencarian alternatif untuk mengurangi ketergantungan. Sorgum memiliki kandungan protein, kalsium dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras dan jagung serta memiliki kandungan bahan fungsional seperti antioksidan, vitamin dan mineral. Tujuan penelitian ini untuk menentukan formula yang optimal pada pembuatan bubur instan Makanan Pendamping-Air Susu Ibu (MP-ASI) berbahan baku tepung sorgum putih yang diperkaya dengan wortel. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan meliputi pengujian kadar tanin dan asam fitat sorgum dan penentuan batas atas dan bawah pada aplikasi design expert. Penelitian utama meliputi optimasi formula dan pengujian respon bubur instan MP-ASI sorgum putih dan wortel menggunakan aplikasi design expert metode Mixture D-Optimal. Berdasarkan analisis aplikasi design expert 10.0 dihasilkan formula optimum tepung sorgum putih sebesar 12,76% dan wortel sebesar 6,44% dengan nilai kesukaan sebesar 0,567. Berdasarkan hasil analisis fisik, kimia dan organoleptik dapat disimpulkan bahwa formulasi bubur bayi instan perlu dilakukan reformulasi untuk memenuhi kebutuhan kadar lemak, kadar serat pangan dan kadar betakaroten.Kata kunci: bubur instan, design expert, MP-ASI, sorgum putih, wortel
EVALUASI STABILITAS ZAT BESI DAN ASAM FOLAT SERTA NILAI GIZI DAN PENERIMAAN SENSORI BANANA FLAKE - Evaluation of Folic Acid and Iron Stability, Nutrition and Sensory Value of Banana Flake Riyanti Ekafitri; Nok Afifah; Diki Nanang Surahman; Nur Kartika Indah Mayasti; Fitri Laelatul Qodriah; Wisnu Cahyadi
Biopropal Industri Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.131 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i1.4624

Abstract

Iron and folic acid deficiency are causes of anemia among children and adolescents. Iron and folic acid fortification on banana flake products as a breakfast food is one of efforts to increase the consumption of vitamins and minerals. This study aimed to evaluate nutritional value and sensory reception of fortified banana flake products for school age children and determine the stability of iron and folic acid during processing. Banana flake was made using variation of fortification in the form of iron, folic acid and combination of both. The analysis included iron and folic acid, nutritional value (proximate, dietary fiber and calorie calculation) and sensory properties. The results showed during the process, fortified folic acid was relatively unstable with a decrease of 46.27-76.61% due to the roasting process. Iron was more stable than folic acid with a lower decrease of 44-51.39%. Fortification of folic acid and iron in general did not have a significant effect on nutritional value and sensory banana flake. Water content, ash content, protein, carbohydrate and caloric content of successively fortified banana flakes were ranged from 2.14-2.38%; 3.31-3.39%; 6.47-6.61%; 86.11-86.30%; 384-386.34 kcal / 100 g. Banana flake has sensory reception in the preferred range to be very preferred.Keywords: banana flake, folic acid, iron mineral, nutrition, sensoryABSTRAKDefisiensi zat besi dan asam folat merupakan penyebab penting anemia di kalangan anak-anak dan remaja sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral untuk membantu menanggulangi hal tersebut. Salah satunya dengan fortifikasi zat besi dan asam folat pada produk banana flake sebagai makanan sarapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas zat besi dan asam folat selama proses pengolahan banana flake serta nilai gizi produk banana flake terfortifikasi dan penerimaan sensori banana flake terfortifikasi sebagai makanan sarapan untuk anak usia sekolah. Banana flake dibuat dengan perlakuan jenis fortifikan berupa zat besi, asam folat dan gabungan zat besi dan asam folat. Analisa yang dilakukan meliputi kandungan zat besi dan asam folat, nilai gizi (proksimat, serat pangan dan perhitungan kalori) dan sifat sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengolahan banana flake, asam folat yang difortifikasi relatif tidak stabil dengan penurunan sebesar 46,27-76,61% akibat adanya proses pemanggangan. Zat besi lebih stabil dibandingkan asam folat dengan penurunan yang lebih rendah yaitu 44-51,39%. Tidak terdapat  interaksi negatif pada fortifikasi asam folat dan zat besi secara bersamaan. Fortifikasi asam folat dan zat besi secara umum tidak berpengaruh signifikan pada nilai gizi dan sensori banana flake. Kadar air, kadar abu, kadar protein, karbohidrat dan kalori banana flake terfortifikasi berturut berkisar antara 2,14-2,38%; 3,31-3,39%; 6,47-6,61%; 86,11-86,30%; 384-386,34 kkal/100 g. Produk ini tergolong tinggi serat pangan, asam folat dan zat besi, rendah lemak dan nilai kalori yang mencukupi pensyaratan makanan sarapan. Banana flake memiliki penerimaan sensori pada kisaran disukai hingga sangat disukai.Kata kunci: asam folat, banana flake, gizi, sensori, zat besi