Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ekstraksi Asam Miristat asal Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt) dan Limbah Industri Olahannya Eddy Sapto Hartanto; Rhoito Frista Silitonga
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 35, No 1 (2018)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.072 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v35i1.3833

Abstract

Biji pala mengandung fixed oil sebesar 20 – 40% yang tersusun dari asam miristat, trimiristin dan gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat, yang memiliki aktivitas sebagai anti oksidan, anticonvulsant, analgesik, antiinflamasi, antidiabet, antibakteri dan antijamur. Limbah pengolahan minyak atsiri asal biji pala saat ini belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam miristat yang berasal biji dari biji pala dan limbah industri olahannya, melalui proses ekstraksi menggunakan heksana dan hidrolisis menggunakan KOH-alkohol. Berdasarkan hasil analisa, komposisi asam miristat dalam biji pala yaitu sekitar 23 %, sedangkan dalam limbah pengolahan pala yaitu sekitar 6,5%. Hasil ekstraksi asam lemak dari biji pala dan limbah pengolahan pala, menghasilkan asam miristat dengan komposisi masing-masing lebih dari 85% .
Penggunaan Tepung Sagu (Metroxylon sp.) asal Riau Sebagai Bahan Baku Kukis Cokelat Susi Heryani; Rhoito Frista Silitonga
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 34, No 2 (2017)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.693 KB) | DOI: 10.32765/warta ihp.v34i2.3591

Abstract

Tanaman sagu banyak tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia, dan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif. Pengembangan penggunaan sagu sebagai bahan pangan lain diperlukan untuk memberikan nilai tambah pada komoditi ini. Penelitian kali ini dilakukan pembuatan kukis cokelat menggunakan tepung sagu (Metroxylon sp.) dan dibandingkan dengan kukis cokelat menggunakan tepung terigu, lalu dilakukan uji organoleptik. Parameter uji organoleptik yang dilakukan yaitu warna, aroma, rasa, dan tekstur. Kadar air produk kukis cokelat menggunakan tepung terigu adalah 4,75 %, lebih besar dibanding produk kukis cokelat menggunakan tepung sagu (Metroxylon sp.) (4 %). Secara keseluruhan, baik untuk parameter warna, aroma, rasa dan tekstur, rata-rata panelis memberikan penilaian kesukaan yang lebih tinggi kepada produk kukis cokelat dari tepung sagu (Metroxylon sp.)  dibandingkan dengan produk kukis dari tepung terigu.