Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGGUNAAN KEEFEKTIVITASAN MEDIA MOBILE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PELAFALAN HANYU PINYIN BAHASA MANDARIN Hermawan, Budi; Leonardo, Ong Peter
Paramasastra Vol 4, No 2 (2017): VOL 4 NO 2 BULAN SEPTEMBER 2017
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/parama.v4n2.p%p

Abstract

Globalisation Era will be faced Indonesia in 21st century. Chinese Language?s role is really needed in many aspect and sectors. Human resources who expert in foreign language are really needed as a bridge to cooperate between Indonesian and other countries. At this time the quantity student of Chinese Language in Indonesia have increased very fast. Many students with many ways have joined to expert Chinese Language in formal education or nonformal education. They all of them have tried to expert this foreign language. But there is a problem for Indonesian students to learn Chinese Language. The problem is a quite diffrent pronounciation with Indonesia Language before. So, at the last time so many students have given up to decide dismiss from the particular Chinese lesson. At this century, the technology also increase very fast. It?s related with many application to the smart phone. In the beginning of 2000th year, it has increased android system and ios which so many person have these system with many diffrent type. From the qualitative research method that we had done before. It?s known that the student of Chinese Language in using mobile learning can support to learn pronounciation, expecially for the consonant. 
PENGGUNAAN KEEFEKTIVITASAN MEDIA MOBILE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PELAFALAN HANYU PINYIN BAHASA MANDARIN Hermawan, Budi; Leonardo, Ong Peter
Paramasastra: Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Vol 4, No 2 (2017): VOL 4 NO 2 BULAN SEPTEMBER 2017
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/parama.v4n2.p%p

Abstract

Globalisation Era will be faced Indonesia in 21st century. Chinese Language’s role is really needed in many aspect and sectors. Human resources who expert in foreign language are really needed as a bridge to cooperate between Indonesian and other countries. At this time the quantity student of Chinese Language in Indonesia have increased very fast. Many students with many ways have joined to expert Chinese Language in formal education or nonformal education. They all of them have tried to expert this foreign language. But there is a problem for Indonesian students to learn Chinese Language. The problem is a quite diffrent pronounciation with Indonesia Language before. So, at the last time so many students have given up to decide dismiss from the particular Chinese lesson. At this century, the technology also increase very fast. It’s related with many application to the smart phone. In the beginning of 2000th year, it has increased android system and ios which so many person have these system with many diffrent type. From the qualitative research method that we had done before. It’s known that the student of Chinese Language in using mobile learning can support to learn pronounciation, expecially for the consonant. 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN UNTUK BEKERJA SEBAGAI GURU BAHASA MANDARIN DI INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL ATAU NONFORMAL PADA ALUMNI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS “X” SURABAYA Leonardo, Ong Peter; Hendrata, Bella Afriliany
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 5 No 1 (2021): Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2021
Publisher : Universitas Widya Kartika Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.066 KB)

Abstract

Perkembangan Tiongkok yang sangat pesat dalam berbagai bidang, membuat kebutuhan bahasa Mandarin di Indonesia juga semakin meningkat. Di Indonesia, bahasa Mandarin bukan hanya dibutuhkan di institusi pendidikan formal saja, tetapi juga di institusi pendidikan nonformal. Hal tersebut membuat lapangan kerja untuk tenaga pendidik bahasa Mandarin semakin luas. Guru dapat memilih untuk bekerja pada institusi pendidikan yang lebih sesuai dengan dirinya. Berdasarkan teori, terdapat 6 (enam) variabel yang memengaruhi keputusan guru untuk lebih memilih bekerja di institusi pendidikan formal atau nonformal, yaitu kesejahteraan, fleksibilitas, sarana dan prasarana, kondisi di lingkungan kerja, kemampuan dan pengalaman, serta pengaruh lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase alumni yang bekerja pada institusi pendidikan formal dan nonformal, serta meneliti faktor-faktor yang memengaruhi keputusan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan melakukan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 54% dari 50 keseluruhan responden memilih bekerja di institusi pendidikan nonformal daripada formal. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan faktor fleksibilitas, kemampuan dan pengalaman, pengaruh lingkungan, kondisi di lingkungan kerja, kesejahteraan, serta sarana dan prasarana.
Analisis Studi Perbandingan Sejarah Alat Musik Kecapi di Indonesia dan Guzheng di Tiongkok Nita, Nita; Leonardo, Ong Peter
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 5 No 1 (2021): Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2021
Publisher : Universitas Widya Kartika Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.866 KB)

Abstract

Ini dimulai dari rasa penasaran dan ingin tahu terhadap adanya alat musik yang berbeda namun serupa pada alat musik di negara Tiongkok dan Indonesia, pada kasus ini utamanya adalah alat musik petik yakni kecapi. Sungguh hebat bagaimana penyebaran pengetahuan tentang alat musik ini, mengingat jauhnya jarak antara Indonesia dan Tiongkok. Hal ini pun diakui oleh kedua belah negara sebagai alat musik tradisional masing masing negara. Di sini, saya ingin mengungkap bagaimana penyebaran dan sejarah alat musik etik kecapi dan gu zheng. Alat musik tradisional merupakan salah satu komoditas Indonesia yang menjadi asset yang berharga dan telah menjadi salah satu daya tarik Indonesia bagi warga asing. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki alat musik tradisional masing-masing. Nada yang unik menjadi ciri khas berbagai alat musik tradisional Indonesia, seperti alat musik kecapi yang berasal dari Sulawesi Selatan. Kecapi sering digunakan dalam festival musik Sulawesi di berbagai daerah, namun sering terdapat permasalahan pada saat penyetelan alat musik kecapi karena membutuhkan waktu cukup lama dan menggunakan pemahaman nada dalam menentukan nada yang sesuai dengan nada nada tertentu. Pada sistem identifikasi nada alat musik ini terdiri dari ekstraksi ciri dan pengklasifikasi nada alat musik kecapi. Melalui ekstraksi ciri dari suatu sinyal audio dapat diketahui jenis nada dan karakteristiknya. Nada yang dideteksi terdiri dari 7 nada, yaitu do, re, mi, fa, sol, la, si. Tingkat akurasi yang telah diharapkan sebesar 70%, dimana nada masukan berasal dari microphone.Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis perbedaan dalam sejarah alat musik kecapi di Indonesia dan Guzheng di Tiongkok. Teknik analisi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan riset yang lebih mengarah ke sifat deskriptif.
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA DENGAN ELECTRONIC LEARNING (E-LEARNING) TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2019 DI UNIVERSITAS WIDYA KARTIKA Leonardo, Ong Peter; Kosasih, Sienny
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 6 No 1 (2022): Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2022
Publisher : Universitas Widya Kartika Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor dalam menentukan proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil adalah dari segi sistem yang digunakan. Penelitian ini disusun untuk lebih memahami efek dan pengaruh dari perubahan sistem pembelajaran yang saat ini terjadi dengan tujuan agar kedepannya dapat menentukan sistem dengan tepat. Selain itu, penulis juga berharap dapat memahami responden atas perubahan sistem dari tanggapan yang dikatakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan sampel dari mahasiswa Universitas Widya Kartika Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin angkatan 2019. Dalam hasil yang didapatkan, penulis memberikan nilai persentase agar hasil dapat tampak lebih jelas. Dapat dikatakan dari hasil penelitian bahwa pembelajaran tatap muka lebih tepat digunakan pada pembelajaran percakapan bahasa Mandarin dibandingkan dengan electronic learing.