Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISA JENIS LIMBAH KAYU PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI KALIMANTAN SELATAN Djoko Purwanto
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.597 KB) | DOI: 10.24111/jrihh.v1i1.864

Abstract

Industri penggergajian kayu menghasilkan limbah sebesar 40,48 %  volume, terdiri atas sebetan (22,32 %), potongan kayu (9,39 %) dan serbuk gergaji (8,77 %). Sedangkan limbah industri kayu lapis sebesar 54,81 % volume dengan rincian potongan dolok (3,69 %), sisa kupasan dolok (18,25 %), venir basah (8,50 %), penyusutan (3,69 %), venir kering (9,60 %), pengurangan tebal (venir kering) (1,90 %), potongan tepi kayu lapis (3,90 %), serbuk gergaji (2,2 %) dan debu kayu lapis (3,07 %). Pemanfaatan pada kedua jenis limbah tersebut antara lain sebagai bahan bakar, inti papan blok, papan blok, papan partikel, dan sambungan venir inti, atau venir belakang kayu lapis.
PAPAN SAMBUNG TEMPEL DARI LIMBAH SEBETAN KAYU KELAPA (Cocos nucifera L.) Budi Tri Cahyana; Djoko Purwanto
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v1i1.865

Abstract

Pengolahan limbah sebetan dari penggergajian kayu kelapa dengan sistim  penyambungan dan penggabungan atau laminasi. Kayu sebetan yang telah dikeringkan dibuat strip dengan ukuran 1 cm x 4 cm x 25 cm dibuat sambungan jari dan bangku dengan menggunakan perekat PVAc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  keteguhan tekan  dan keteguhan lentur paling tinggi pada perlakuan sambungan jari dengan berat labur 200 gr/cm2  yaitu  231,853 kg/cm2 dan 195,809 kg/cm2. Keteguhan tekan sambungan jari  dengan berat labur 175 gr/cm2 dan 200 gr/cm2 memenuhi syarat bahan baku bangunan struktural. Dan  nilai keteguhan lentur sambungan jari  dengan berat labur 175 gr/cm2 dan 200 gr/cm2 tidak memenuhi syarat untuk bahan bangunan struktural. Keteguhan tekan, keteguhan lentur dan delaminasi dipengaruhi dari bentuk sambungan dan berat labur. Bentuk sambungan jari  memiliki keteguhan tekan dan keteguhan lentur lebih tinggi dibanding bentuk sambungan bangku.
PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT Djoko Purwanto
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.934 KB) | DOI: 10.24111/jrihh.v7i1.851

Abstract

Limbah tempurung sawit dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan bakar dalam bentuk briket arang. Tulisan ini mempelajari pembuatan briket arang dari limbah tempurung sawit dengan perlakuan waktu pengarangan dan konsentrasi perekat. Prosedur penelitian meliputi pengeringan limbah tempurung sawit secara alami. Pengarangan dalam suhu 600 OC. Waktu pengarangan yaitu 2 jam; 3 jam dan 4 jam. Arang dihancurkan dan disaring dengan kehalusan 7 mesh. Arang serbuk dicampur perekat kanji dengan konsentrasi 2,5% dan 5%. Dicetak dalam ukuran diameter 3 cm dan tinggi 7 cm. Dilakukan penekanan dengan tekanan 3 ton. Briket arang dikeringkan secara alami dan diuji kualitasnya dengan metode uji Badan Standardisasi Nasional (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik diperoleh pada waktu pengarangan 2 jam dan konsentrasi perekat 5% dengan menghasilkan kadar air 3,69 %, kadar abu 5,62 %, kadar karbon 69,13 %, kadar zat terbang 21,57 %, kadar sulfur negatif, nilai kalor 6488,36 kal/g, kerapatan 0,962 g/cm3 dan kuat tekan 5 kg/cm2. Kadar air, kadar abu dan nilai kalor memenuhi persyaratan standar briket arang kayu untuk bahan bakar (SNI.01 – 6235 - 2000). Perlakuan interaksi waktu pengarangan dan konsentrasi perekat berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kerapatan, kadar karbon, kadar zat terbang, dan nilai kalor.
PENGARUH ULTRA VIOLET FILLER PADA PROSES PEMBUATAN KAYU LAPIS INDAH UNTUK RUANG INTERIOR Djoko Purwanto
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.918 KB) | DOI: 10.24111/jrihh.v1i1.866

Abstract

Ultra violet filler telah ditambahkan pada kayu lapis indah yang venir indahnya direndam selama 15, 30 dan 45 menit dengan konsentrasi 0,1% dan 0,2% ultra violet filler. Tujuannya agar dapat memancarkan sinar warna ungu pada interior ruang tempat pertunjukan. Venir yang direndam selama 30 menit dalam  konsentrasi 0,2% ultra violet filler menghasilkan pancaran warna ungu dengan nilai 3,125 ppm pada kayu lapis indah. Hasil analisa kadar air dan delaminasinya memenuhi syarat standar IHPA.
PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL Djoko Purwanto
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 1, No 1 (2009)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.43 KB) | DOI: 10.24111/jrihh.v1i1.859

Abstract

Proses pengeringan kayu galam dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air, sehingga diperoleh kadar air sesuai yang dipersyaratkan untuk bahan mebel.  Penelitian dilakukan menggunakan 2 metoda yaitu pengeringan alami menggunakan ruang pengering dan pengeringan buatan menggunakan alat (temperatur humidity chamber). Kedua pengeringan dilakukan dalam kondisi suhu 34 0c - 35 0c dan kelembaban 45%-70%. Hasil penelitian menunjukkan pengeringan alami selama 14 hari pada suhu 340C – 42 0C dan kelembaban 69% - 47% diperoleh kadar air 9,10% - 14% (memenuhi syarat bahan mebel), penyusutan dimensi 1,9% - 10,45% dan jumlah cacat fisik lebih rendah daripada pengeringan menggunakan alat. Pengeringan buatan dengan menggunakan alat selama 21 hari pada suhu    35 0C – 45 0C  dan kelembaban 55% - 45% diperoleh kadar air 18,76% - 26,38% (belum memenuhi syarat bahan mebel), penyusutan 1,02% - 5,29% dan cacat fisik.