Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kajian Perkembangan Penelitian Glasir untuk Industri Keramik Selama 25 Tahun Terakhir Handoko Setyo Kuncoro; Herlina Damayanti; Naili Sofyaningsih
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 2 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3506.986 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i2.2666

Abstract

Hasil-hasil penelitian glasir Balai Besar Keramik akan dikaji dalam kaitannya dengan permasalahan di industri keramik di Indonesia. Kajian ini bertujuan mengevaluasi perkembangan penelitian glasir di Balai Besar Keramik (BBK) dalam keterkaitannya dengan topik yang diangkat dan permasalahan di industri keramik Indonesia. Perkembangan penelitian akan dikaji dalam rentang waktu 5 tahunan sesuai topiknya. Isu-isu industri juga diklasifikasikan kedalam 5 topik isu, yakni: bahan baku, teknologi proses, mutu produk, inovasi produk, dan lingkungan. Sampel data diambil dari penelitian-penelitian glasir mulai tahun 1992 hingga 2016 berdasarkan KTI Nasional dalam majalah JKGI dan ITKG.  Sedangkan informasi tingkat permasalahan industri keramik didekati dari jajak pendapat 20 asesor industri keramik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan inferensial ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan ANOVA memberikan nilai p-value dibawah 0,05 dan perhitungan nilai F 4,75 (diatas kriteria F 2,87) yang menunjukkan bahwa penelitian-penelitian glasir selama ini memiliki hubungan yang signifikan dengan permasalahan di industri keramik Indonesia. Walaupun demikian, dalam kaitannya dengan industri keramik yang lebih besar, beberapa hal perlu ditingkatkan dalam penelitian bahan baku dan teknologi proses yang juga dibahas dalam kajian ini.
Karakteristik Mineralogi Material Biokeramik Jenis Kalsium Fosfat Dari Cangkang Kerang Simping Abdul Rachman; Naili Sofyaningsih; Kristanto Wahyudi
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 27, No 2 (2018): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.946 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v27i2.3952

Abstract

Cangkang kerang simping (Amusium pleuronectes) di kab. Brebes telah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan hiasan dinding. Untuk memberi nilai tambah yang lebih tinggi, cangkang kerang simping bisa digunakan sebagai prekursor kapur untuk membentuk material biokeramik jenis kalsium fosfat dengan metode presipitasi. Proses sintesis dilakukan dengan metode presipitasi basah dengan pengaturan pH 6-7, 7-8 dan 8-9 serta kalsinasi pada suhu 800oC-900oC. Hasil mineralogi dengan menggunakan XRD menunjukkan bahwa suhu kalsinasi tidak memberikan perbedaan bentuk kristal yang signifikan, baik pada suhu 800oC maupun 900oC, namun pengaturan pH sangat berpengaruh terhadap pembentukanfasa mineral. Fasa mineral β-trikalsiumfosfat cenderung terbentuk pada pH 6-7 dan pH 7-8 sedangkan mineral hidroksiapatit (HAp) akan terbentuk pada pengaturan pH 8-9. Hasil analisis gugus fungsi (FTIR) pada pH7-8 menunjukkan bahwa pita serapan vibrasi gugus OH pada panjang gelombang 3650-3000 cm-1 tidak terjadi sehingga fasa mineral yang terbentuk merupakan β-trikalsiumfosfat sedangkan pada pH 8-9 dan suhu kalsinasi 900ºC menunjukkan adanya spektrum dengan pita serapan yang khas pada bilangan gelombang 555,50 dan 609,51 cm-1serta vibrasi gugus OH pada panjang gelombang 3650-3000 cm-1 yang menandakan terjadinya pembentukan fasa mineral hidroksiapatit (HAp).
Sintesis dan Karakterisasi Bone Ash Sintetik dari Bahan Alam Kristanto Wahyudi; Frank Edwin; Naili Sofyaningsih
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 2 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3587.854 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i2.2664

Abstract

Sintesa bahan bone ash sintetis yang dihasilan menggunakan metode presipitasi telah berhasil dilakukan. Bahan baku alam yang digunakan untuk sintesa bone ash adalah kapur Padalarang dan kapur Cirebon. Parameter proses sintesis bone ash yang dikontrol adalah pH dari larutan yakni pH 8-9 dan pH 10-11, sedangkan variabel yang dibandingkan adalah suhu perlakuan panas pada rentang suhu 800–1000°C. Perlakuan panas dilakukan untuk mempelajari efek perubahan temperatur terhadap ukuran partikel serta kristalinitas bone ash hasil sintesa. Karakterisasi bone ash sintetis dilakukan dengan EDX, XRD, dan FTIR
Modifikasi Filter Keramik dengan γ-alumina sebagai adsorbent logam berat Eneng Maryani; Suhanda Suhanda; Naili Sofyaningsih; Ayu Ratnaningsih
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 2 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2888.659 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v25i2.2665

Abstract

Filter keramik adalah filter yang  terbuat dari bahan baku keramik. Filter tersebut dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyaring partikel suspensi, koloid, logam berat, ion-ion tertentu, serta mikroorganisme seperti bakteri, kuman, parasit, dan jamur. Pada penelitian ini filter keramik dibuat dari bahan keramik yaitu ball clay, alumina dan karbon yang dibentuk dengan cara slip casting. Untuk meningkatkan daya adsorpsi filter keramik terhadap logam berat maka dilakukan modifikasi filter dengan mengisi adsorben γ–alumina ke dalamnya.Filter tersebut memiliki mikrostruktur mesoporous dengan karakteristik tekstural: dpori rata-rata= 40,410 nm, Vpori total = 0,1146 cc/g dan luas permukaan = 11,348 m2/g untuk filter A serta dpori rata-rata= 29,458 nm, Vpori total = 0,0536 cc/g dan luas permukaan = 7,280 m2/g untuk filter B.Filter keramik dapat menyaring air berlumpur sehingga diperoleh air yang jernih. Filter keramik Aa1 dan Aa2 (diisi adsorben γ–alumina) serta filter B (tanpa diisi adsorben γ–alumina) telah berhasil mengadsorpsi logam berat terutama Pb sehingga diperoleh kadar Pb sampai batas kuantifikasi alat pengukuran. Adsorpsi logam arsen paling baik dilakukan menggunakan filter Aa1 dengan % removal 97,39. Adsorpsi logam kadmium (Cd) paling baik dilakukan menggunakan filter B dengan % removal 99,80. Filter keramik B dapat berfungsi ganda yaitu sebagai filter (penyaring) dan adsorben logam berat.
Karakteristik Mineralogi Material Biokeramik Jenis Kalsium Fosfat Dari Cangkang Kerang Simping Abdul Rachman; Naili Sofyaningsih; Kristanto Wahyudi
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 27, No 2 (2018): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32537/jkgi.v27i2.3952

Abstract

Cangkang kerang simping (Amusium pleuronectes) di kab. Brebes telah dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan hiasan dinding. Untuk memberi nilai tambah yang lebih tinggi, cangkang kerang simping bisa digunakan sebagai prekursor kapur untuk membentuk material biokeramik jenis kalsium fosfat dengan metode presipitasi. Proses sintesis dilakukan dengan metode presipitasi basah dengan pengaturan pH 6-7, 7-8 dan 8-9 serta kalsinasi pada suhu 800oC-900oC. Hasil mineralogi dengan menggunakan XRD menunjukkan bahwa suhu kalsinasi tidak memberikan perbedaan bentuk kristal yang signifikan, baik pada suhu 800oC maupun 900oC, namun pengaturan pH sangat berpengaruh terhadap pembentukanfasa mineral. Fasa mineral β-trikalsiumfosfat cenderung terbentuk pada pH 6-7 dan pH 7-8 sedangkan mineral hidroksiapatit (HAp) akan terbentuk pada pengaturan pH 8-9. Hasil analisis gugus fungsi (FTIR) pada pH7-8 menunjukkan bahwa pita serapan vibrasi gugus OH pada panjang gelombang 3650-3000 cm-1 tidak terjadi sehingga fasa mineral yang terbentuk merupakan β-trikalsiumfosfat sedangkan pada pH 8-9 dan suhu kalsinasi 900ºC menunjukkan adanya spektrum dengan pita serapan yang khas pada bilangan gelombang 555,50 dan 609,51 cm-1serta vibrasi gugus OH pada panjang gelombang 3650-3000 cm-1 yang menandakan terjadinya pembentukan fasa mineral hidroksiapatit (HAp).
Sintesis dan Karakterisasi Bone Ash Sintetik dari Bahan Alam Kristanto Wahyudi; Frank Edwin; Naili Sofyaningsih
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 2 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32537/jkgi.v25i2.2664

Abstract

Sintesa bahan bone ash sintetis yang dihasilan menggunakan metode presipitasi telah berhasil dilakukan. Bahan baku alam yang digunakan untuk sintesa bone ash adalah kapur Padalarang dan kapur Cirebon. Parameter proses sintesis bone ash yang dikontrol adalah pH dari larutan yakni pH 8-9 dan pH 10-11, sedangkan variabel yang dibandingkan adalah suhu perlakuan panas pada rentang suhu 800–1000°C. Perlakuan panas dilakukan untuk mempelajari efek perubahan temperatur terhadap ukuran partikel serta kristalinitas bone ash hasil sintesa. Karakterisasi bone ash sintetis dilakukan dengan EDX, XRD, dan FTIR
Modifikasi Filter Keramik dengan γ-alumina sebagai adsorbent logam berat Eneng Maryani; Suhanda Suhanda; Naili Sofyaningsih; Ayu Ratnaningsih
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 2 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32537/jkgi.v25i2.2665

Abstract

Filter keramik adalah filter yang  terbuat dari bahan baku keramik. Filter tersebut dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyaring partikel suspensi, koloid, logam berat, ion-ion tertentu, serta mikroorganisme seperti bakteri, kuman, parasit, dan jamur. Pada penelitian ini filter keramik dibuat dari bahan keramik yaitu ball clay, alumina dan karbon yang dibentuk dengan cara slip casting. Untuk meningkatkan daya adsorpsi filter keramik terhadap logam berat maka dilakukan modifikasi filter dengan mengisi adsorben γ–alumina ke dalamnya.Filter tersebut memiliki mikrostruktur mesoporous dengan karakteristik tekstural: dpori rata-rata= 40,410 nm, Vpori total = 0,1146 cc/g dan luas permukaan = 11,348 m2/g untuk filter A serta dpori rata-rata= 29,458 nm, Vpori total = 0,0536 cc/g dan luas permukaan = 7,280 m2/g untuk filter B.Filter keramik dapat menyaring air berlumpur sehingga diperoleh air yang jernih. Filter keramik Aa1 dan Aa2 (diisi adsorben γ–alumina) serta filter B (tanpa diisi adsorben γ–alumina) telah berhasil mengadsorpsi logam berat terutama Pb sehingga diperoleh kadar Pb sampai batas kuantifikasi alat pengukuran. Adsorpsi logam arsen paling baik dilakukan menggunakan filter Aa1 dengan % removal 97,39. Adsorpsi logam kadmium (Cd) paling baik dilakukan menggunakan filter B dengan % removal 99,80. Filter keramik B dapat berfungsi ganda yaitu sebagai filter (penyaring) dan adsorben logam berat.
Kajian Perkembangan Penelitian Glasir untuk Industri Keramik Selama 25 Tahun Terakhir Handoko Setyo Kuncoro; Herlina Damayanti; Naili Sofyaningsih
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 25, No 2 (2016): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32537/jkgi.v25i2.2666

Abstract

Hasil-hasil penelitian glasir Balai Besar Keramik akan dikaji dalam kaitannya dengan permasalahan di industri keramik di Indonesia. Kajian ini bertujuan mengevaluasi perkembangan penelitian glasir di Balai Besar Keramik (BBK) dalam keterkaitannya dengan topik yang diangkat dan permasalahan di industri keramik Indonesia. Perkembangan penelitian akan dikaji dalam rentang waktu 5 tahunan sesuai topiknya. Isu-isu industri juga diklasifikasikan kedalam 5 topik isu, yakni: bahan baku, teknologi proses, mutu produk, inovasi produk, dan lingkungan. Sampel data diambil dari penelitian-penelitian glasir mulai tahun 1992 hingga 2016 berdasarkan KTI Nasional dalam majalah JKGI dan ITKG.  Sedangkan informasi tingkat permasalahan industri keramik didekati dari jajak pendapat 20 asesor industri keramik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan inferensial ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan ANOVA memberikan nilai p-value dibawah 0,05 dan perhitungan nilai F 4,75 (diatas kriteria F 2,87) yang menunjukkan bahwa penelitian-penelitian glasir selama ini memiliki hubungan yang signifikan dengan permasalahan di industri keramik Indonesia. Walaupun demikian, dalam kaitannya dengan industri keramik yang lebih besar, beberapa hal perlu ditingkatkan dalam penelitian bahan baku dan teknologi proses yang juga dibahas dalam kajian ini.