Siti Robi'ah Adawiyah
Balai Besar Tekstil, Kementerian Perindustrian, Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Arena Tekstil

RANCANG BANGUN PROTOTIP MESIN BENANG BULKY PORTABEL DENGAN METODE RODA GIGI CRIMP Achmad Sjaifudin Tayibnapis; Mulia Hendra; Tony Setiawan; Siti Robi'ah Adawiyah; Moekarto Moeliono
Arena Tekstil Vol 33, No 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.331 KB) | DOI: 10.31266/at.v33i2.4392

Abstract

Telah dilakukan perekayasaan satu prototip mesin benang bulky portabel dengan metode roda gigi crimp yang dipanaskan untuk menghasilkan benang dengan tekstur khusus. Mesin ini diharapkan dapat memproses benang dari serat alam dan serat buatan. Hasil uji pengukuran dimensi mesin berdasarkan ISO/R286 –ISO, System of limit and fit, telah sesuai dengan dimensi perancangannya. Uji performa mesin dari berbagai percobaan dan parameternya  menunjukkan bahwa, benang dari serat alam yaitu benang rami dengan ukuran 1 Ne1 didapat bentuk crimp pada suhu 55-600C, tetapi tidak permanen. Di atas suhu tersebut benang akan terbakar, sehingga sulit untuk dilanjutkan. Sedangkan pada benang poliester rangkap 3,4,5 dan 6 berbasis ukuran 40 tex terbentuk crimp permanen pada suhu 80-100 0C. Hasil uji crimp menunjukkan bahwa benang poliester (40 tex x 6) menghasilkan crimp terbanyak yaitu 23,85 crimp/25 cm. Hasil uji kekuatan tarik benang poliester (40 tex x 6) menunjukkan nilai tertinggi yaitu sebesar 32,15 cN/tex. Sementara mulur tertinggi dihasilkan dari benang poliester (40 tex x 3) yaitu sebesar 27,68%. Hasil uji kekuatan tarik pada benang poliester 40 tex rangkap 3, 4, 5, dan 6 menunjukkan hasil kekuatan tarik yang termasuk ke dalam kategori benang poliester low tenacity, dan benang jenis ini dapat digunakan untuk proses perajutan. Namun demikian, hasil sementara pembuatan benang bulky dengan menggunakan prototip mesin ini masih terbatas hanya untuk benang serat buatan berukuran besar. Untuk itu perlu penyempurnaan-penyempurnaan untuk mendapatkan benang-benang yang dapat diproses lebih lanjut menjadi kain, baik melalui proses pertenunan atau perajutan.