Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MANAJEMEN RISIKO NEW PRODUCT DEVELOPMENT PADA INDUSTRI FROZEN FOOD Kurniawanti Kurniawanti
Jurnal Rekavasi Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.927 KB)

Abstract

Industri frozen food adalah bagian dari industri makanan sudah menjadi suatu tren dalam masyarakat perkotaan di Indonesia. Terdapat banyak jenis dan variasi produk ini yang membuat masyarakat semakin tertarik. Namun, produk pengolahan makanan seperti frozen food sangat rentan terhadap risiko. Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan pada UKM yang melakukan usaha pengolahan makanan menjadi frozen food. Pengolahan makanan menjadi frozen food merupakan usaha baru yang dilakukan UKM, terlebih lagi masyarakat pada umumnya lebih mengenal produk yang telah memiliki brand besar. Sehingga usaha yang dilakukan para UKM ini dapat dikategorikan sebagai New Product Development (NPD). Pada saat ini terdapat banyak pengembangan produk baru (NPD) yang muncul di masyarakat, tetapi tingkat kesuksesan pada NPD masih sangat rendah. Masalah internal dan eksternal merupakan faktor-faktor yang meningkatkan risiko pada NPD. Sedangkan penelitian tentang manajemen risiko pada NPD sangatlah minim terutama pada produk frozen food. Tujuan dari penelitian ini adalah mengaplikasikan manajemen risiko pada industri frozen food khususnya di UKM untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor risiko serta membuat strategi mitigasi risiko. Metode yang digunakan adalah metode Failure Mode Effect and Critically Analysis (FMECA) dan House of Risk (HOR). Hasil analisa dari penelitian ini menghasilkan kejadian risiko dan agen risiko, dimana agen risiko yang menjadi prioritas pada masing-masing UKM X, UKM Y, dan UKM Z adalah 13, 13 dan 15 agen risiko. Selain itu, proses perancangan strategi pada HOR Fase 2 menghasilkan strategi mitigasi sebanyak 12 rancangan.
PERANCANGAN STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PADA PROSES PRODUKSI FROZEN FOOD Yaning Tri Hapsari; Kurniawanti Kurniawanti
Jurnal Terapan Abdimas Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v7i1.8671

Abstract

Abstract. SME Minanisa is an SME in the field of frozen food industry. The production process at UKM Minanisa does not yet have written standards or procedures. This allows the occurrence of work accidents and the large variety of products produced in the production process. The purpose of this service is to design a written document that describes the sequence of work steps in production activities (SOP). This service is carried out by interview and observation to the business location. The result of this dedication is the design of SOP which is expected to improve the production process to run better.Abstrak. UKM Minanisa merupakan UKM yang bergerak di industri frozen food. Proses produksi pada UKM Minanisa belum memiliki standar atau prosedur yang tertulis. Hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan banyaknya variansi produk yang dihasilkan di proses produksi. Tujuan dari pengabdian ini adalah merancang suatu dokumen tertulis yang menjelaskan urutan langkah-langkah kerja dalam kegiatan produksi (SOP). Pengabdian ini dilaksanakan dengan wawancara dan observasi di lokasi usaha. Hasil pengabdian ini adalah rancangan SOP yang diharapkan dapat memperbaiki proses produksi berjalan lebih baik.
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PEYEK Yaning Tri Hapsari; Kurniawanti Kurniawanti
Jurnal Terapan Abdimas Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v5i1.4644

Abstract

Abstract. The purpose of this service activity is to make the design proposals for production facilities in Peyek Ayu Bu Mul's MSMEs that are still less orderly, which causes a less effective movement of labor and raw materials (not needed). The proposed layout of production facilities is expected to facilitate production activities and eliminate unnecessary labor or raw material movements. Service begins with observation to find out the way and production flow of the project. Observation of the location of the production site needs to be done to find out the initial layout of the production site. The next step is to create an ARC (Activity Relationship Chart). This diagram is used to determine the closeness relationship and the reason for the proximity of each department/unit/space in the production location. The use of production flow analysis and ARC diagrams resulted in the proposed layout of production facilities at Peyek Ayu Bu Mul. The results of community service activities at MSME Peyek Ayu Bu Mul are MSME owners Peyek Ayu Bu Mul understands the importance of the layout of production facilities for the smooth production. MSME Peyek Ayu Bu Mul was interested in implementing the proposed layout of production facilities that had been made because it could improve the performance of the production. This service concluded that the design of the production facility layout by considering the production flow and production layout can help smooth production.Abstrak. Tujuan pengabdian ini adalah membuat usulan rancangan tata letak fasillitas produksi di UMKM Peyek Ayu Bu Mul yang masih kurang teratur sehingga menyebabkan pergerakan tenaga kerja dan bahan baku yang kurang efektif (tidak diperlukan). Usulan rancangan tata letak fasilitas produksi ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi dan menghapus gerakan tenaga kerja atau bahan baku yang tidak diperlukan. Pengabdian dimulai dengan observasi untuk mengetahui cara dan aliran produksi peyek. Selain itu, observasi lokasi produksi peyek perlu dilakukan untuk mengetahui layout awal tempat produksi. Langkah selanjutnya yaitu dengan membuat ARC (Activity Relationship Chart). Diagram ini digunakan untuk mengetahui hubungan kedekatan dan alasan kedekatan setiap departemen/unit/ruang dalam lokasi produksi. Penggunaan analisis aliran produksi dan diagram ARC menghasilkan  usulan rancangan tata letak fasilitas produksi di UMKM Peyek Ayu Bu Mul. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat di UMKM Peyek Ayu Bu Mul adalah pemilik UMKM Peyek Ayu Bu Mul lebih memahami pentingnya tata letak fasilitas produksi untuk kelancaran produksi peyek. Selain itu, UMKM Peyek Ayu Bu Mul tertarik untuk menerapkan usulan tata letak fasilitas produksi yang dibuat oleh pengabdi karena dapat meningkatkan kinerja dari produksi peyek. Kesimpulan dari pengabdian ini adalah bahwa perancangan tata letak fasilitas produksi dengan mempertimbangkan aliran produksi dan tata letak produksi dapat membantu kelancaran produksi. 
OPTIMALISASI OPERASI PENGEBORAN EKSPLORASI NIKEL PADA KETIDAKPASTIAN TEKNIS DAN EKONOMI MENGGUNAKAN METODE SISTEM DINAMIK Kurniawanti Kurniawanti; Yaning Tri Hapsari
INDUSTRIAL ENGINEERING JOURNAL of the UNIVERSITY of SARJANAWIYATA TAMANSISWA Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Teknik Industri Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/iejst.v3i1.6189

Abstract

Pengeboran eksplorasi merupakan salah satu operasi paling signifikan pada aktivitas tambang terbuka atau tambang permukaan. Operasi pengeboran berperan penting dalam proses awal kegiatan pertambangan. Dalam operasinya, proses pengeboran menggunakan biaya yang tinggi, sehingga prosesnya harus berjalan optimal baik dari segi teknis dan ekonomi. Pada penelitian ini menggunakan model sistem dinamik untuk operasi pengeboran eksplorasi nikel sebagai suatu sistem yang interaktif yang mempertimbangkan parameter teknis dan ekonomi. Ketidakpastian teknis dan ekonomi seperti kekuatan tekan uniaksial, bit diamater, usia bit, biaya bit, dan biaya-biaya operasi menjadi pertimbangan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi hasil optimasi. Metode yang digunakan untuk proses evaluasi adalah model sistem dinamik, dimana model ini diyakini merupakan model yang kuat untuk memodelkan dan mengoptimalkan sistem dalam keadaan tidak pasti. Tujuan penelitian ini mencari nilai optimal yang terintegrasi dengan parameter-parameter teknis dan ekonomi secara efisien. Tentunya nilai optimal tersebut bergantung pada desain dari setiap parameter. Dari hasil analisis, diperoleh nilai optimal pada diameter bit 5,75 inchi, UCS dan pulldown force (W)  masing-masing 140 mpa dan 4375 lbs/inchi. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja dan meminimalkan biaya operasional proses pengeboran.Kata kunci: pengeboran, ketidakpastian, sistem dinamik
PENDAMPINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA MIKRO MAKANAN RINGAN DI DUSUN KWARASAN, NOGOTIRTO, GAMPING, SLEMAN Yaning Tri Hapsari; Hasti Hasanati Marfuah; Kurniawanti Kurniawanti; Guntur Samodro; Theofilus Bayu Dwinugroho
Jurnal Terapan Abdimas Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v8i1.14080

Abstract

Abstract. Cost of Production (HPP) is an important element to assess the success (performance) of a trading or manufacturing company. Especially in determining the selling price and calculating the profit and loss of each product. Based on observations and interviews with “KREES” Banana Chips and Cheese Stick SME Owners, it is known that there are difficulties in recognizing what cost components must be calculated, thus causing difficulties in determining the optimal selling price to increase profits. The purpose of carrying out PKM activities is to provide assistance in calculating the Cost of Production (HPP) for UKM Banana Chips and Cheese Sticks "KREES".The method used in this dedication is in the form of face-to-face in delivering material, debriefing and discussing the calculation of the cost of production. The result of this mentoring and training is that partners understand enough about the material provided. So far, partners have indirectly carried out simple calculations in determining the cost of production so that the material provided is easily accepted. The impact of this service is an increase in partners' knowledge of the cost components for calculating the cost of production. Partners are helped by the report format for calculating the cost of production made by servants. This format assists partners in detailing the cost components used in calculating the cost of production. Another impact is that the financial records are more orderly and neat so as to increase the accuracy of calculating the cost of production. Abstrak. Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Terutama dalam penetuan harga jual dan menghitung laba rugi dari setiap produk. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan Pemilik UKM Keripik Pisang dan Stick Keju “KREESS”, diketahui adanya kesulitan untuk mengenali komponen biaya apa saja yang harus dihitung, sehingga menyebabkan kesulitan dalam menentukan harga jual yang optimal untuk meningkatkan keuntungan. Tujuan dilakukannya kegiatan PKM adalah untuk memberikan pendampingan dalam menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) pada UKM Keripik Pisang dan Stick Keju “KREESS”. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dalam bentuk tatap muka dalam penyampaian materi, tanya jawab serta pembahasan perhitungan harga pokok produksi. Hasil dari pendampingan dan pelatihan ini yaitu mitra cukup paham akan materi yang diberikan. Selama ini mitra secara tidak langsung sudah melakukan perhitungan sederhana dalam menetapkan harga pokok produksi sehingga materi yang diberikan mudah diterima. Dampak pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan mitra tentang komponen biaya untuk perhitungan harga pokok produksi. Mitra terbantu dengan format laporan perhitungan harga pokok produksi yang dibuatkan oleh pengabdi. Format ini membantu mitra dalam merinci komponen biaya yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi. Dampak lainnya yaitu pencatatan keuangan semakin teratur dan rapi sehingga meningkatkan akurasi HPP. 
Empathising and Defining the Strategy Development Process Adoption of Industrial 4.0 in SMEs Kurniawanti Kurniawanti; Subagyo Subagyo; Muhammad Kusumawan Herliansyah; Andi Sudiarso
International Journal of Innovation in Enterprise System Vol 7 No 02 (2023): International Journal of Innovation in Enterprise System
Publisher : School of Industrial and System Engineering, Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/ijies.v7i02.211

Abstract

The advent of Industry 4.0 has become an integral part of the manufacturing industry, playing a crucial role in boosting competitiveness and enhancing productivity within companies. Small and Medium Enterprises (SMEs), which contribute significantly to the national economy, must inevitably embrace the adoption of Industry 4.0 technology. However, the implementation of this technology at the SME faces numerous obstacles. To address these challenges and facilitate the transformation to Industry 4.0 in SMEs, this research aims to construct a comprehensive adoption strategy. Currently in its preliminary stage, the strategy development process primarily involves identifying stakeholders, their needs, and the goals they aim to achieve. Design thinking, specifically the empathize and define phase, is employed as the methodological approach. The information utilized in this study originates from systematic literature reviews conducted using PRISMA. The analysis of the gathered data has identified several stakeholders, including government entities, IT experts, management personnel, and employees. However, for the purpose of creating user personas, the focus is narrowed down to management and employees. User personas are instrumental in understanding the goals and potential obstacles faced by these individuals. The culmination of this stage is the formulation of a problem statement, which will be further refined in subsequent phases of the design thinking process.