Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengelompokkan Titik Wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Kualitas Udara Menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means Aprilia Lutviana Dewi; Adrian Firmansyah; Emalia Septiani Hirma; Muhamad Bagus Adji Briliyanto; Muti Nurjannah Fitri; Rani Nooraeni
Jurnal MSA ( Matematika dan Statistika serta Aplikasinya) Vol 8 No 2 (2020): Volume 8 Nomor 2
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/msa.v8i2.16745

Abstract

Salah satu target SDGs adalah menangani permasalahan pencemaran udara, WHO menyebutkan bahwa pencemaran udara merupakan risiko gangguan kesehatan terbesar di dunia. Diperkirakan terdapat sekitar 6,5 juta orang meninggal tiap tahun akibat paparan polusi udara. Provinsi DIY merupakan salah satu daerah yang masih memiliki masalah pencemaran lingkungan, mobilitas manusia yang tinggi dengan bertambahnya pengguna kendaraan bermotor membuat pencemaran semakin meningkat. Selain itu, konsumsi energi dan aktivitas industri yang tidak terkendali terutama di daerah perkotaan juga ikut memperburuk kualitas udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan wilayah-wilayah di Provinsi DIY berdasarkan data kualitas udara yang terekam pada 75 titik amatan agar diperoleh gambaran umum karakteristik wilayah tertentu dengan masalah pencemaran udara spesifik meliputi gas pencemar CO, SO2, NO2, dan O3. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Kementerian Lingkungan Hidup Provinsi DIY, sedangkan metode yang digunakan adalah fuzzy c-means clustering. Hasilnya,dari profile data sebelum dilakukan pengelompokan diperoleh kadar CO, SO2, NO2, dan O3 terendah berada pada titik-titik wilayah permukiman dan tertinggi berada pada titik perempatan jalan, training camp, kampus fakultas teknik, dan industri dan hasil dari perbandingan clustering validity index terbentuk sebanyak 2 klaster. Klaster 1 memiliki titik tengah kadar pencemar gas NO2, SO2, CO, dan O3 yang lebih tinggi dibandingkan klaster 2. Klaster 1 terdiri atas 45 anggota, dimana sebagian besar klaster ini merupakan titik industri, persimpangan jalan, serta pusat keramaian. Sedangkan klaster 2 terdiri atas 30 anggota, dimana sebagian besar klaster ini merupakan titik permukiman.
PENERAPAN REGRESI LOGISTIK BINER DALAM MENENTUKAN DETERMINAN PENGANGGURAN USIA MUDA TERDIDIK DI PROVINSI BANTEN Syifa Rahmawati Hakim; Apriliansyah Apriliansyah; Muti Nurjannah Fitri; Sabiq Sofyan; Tiodora Hadumaon Siagian
Jurnal MSA ( Matematika dan Statistika serta Aplikasinya) Vol 9 No 2 (2021): VOLUME 9 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/msa.v9i2.21370

Abstract

Pemanfaatan era bonus demografi tidak bisa tercapai jika tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan pemberdayaan sumber daya manusia yang tersedia. Salah satu indikator yang seringkali digunakan dalam mengukur pemberdayaan sumber daya manusia, yaitu TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Provinsi Banten menempati posisi pertama dengan TPT tertinggi di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 8,11 persen. Selain itu, sebagian besar pengangguran di Banten memiliki pendidikan terakhir SMA/sederajat yakni sebesar 65,15 persen. Selain pemberdayaan SDM terdidik yang kurang optimal, potensi sumber daya manusia usia muda (15-29 tahun) juga belum sepenuhnya terserap dalam pasar kerja. Persentase pemuda yang menganggur di Banten menempati posisi kedua tertinggi, yaitu sebesar 11,45. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengangguran terdidik di kalangan pemuda di Provinsi Banten menggunakan analisis regresi logistik biner. Data penelitian bersumber dari data sekunder BPS, yaitu Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2019 untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengangguran terdidik di kalangan pemuda. Hasil penelitian menunjukkan variabel wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, umur, dan status perkawinan berpengaruh signifikan terhadap status bekerja angkatan kerja usia muda terdidik di Provinsi Banten pada tahun 2019.