Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KONSEP TEMATIK PADA TAMAN PERUMAHAN DI KOTA BARU PARAHYANGAN SEBAGAI DAYA TARIK BAGI ANAK-ANAK (The Thematic Concept Analysis of the Neighborhood Parks in Kota Baru Parahyangan as an Attraction for Children) Setiamurti Rahardjo; Andreas Handoyo
Tesa Arsitektur Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v13i2.642

Abstract

Neighborhood parks are generally designed as esthetical elements. Nevertheless, some are intentionally designed to become recreational facilities to the residents, especially in a form of playground for children. Kota Baru Parahyangan (KBP) is a residential area with clusters, all of which are complemented by thematic park(s). With each cluster adopts a different theme for its park(s), the implementation of the thematic concept of the park may vary between one cluster and another. Therefore, this paper aims to analyze the implementation of the thematic concept in the neighborhood park design as an attraction for children. It also aims to bring out the park that has applied the this concept most successfully, as a reference for further park design and planning in the residential neighborhood context. The research is performed sequentially which includes: scoring the park facilities in 9 clusters that are already built through a quantitative method, followed by the discussion of the analysis through a qualitative method. As the result, Tatar (cluster) Jingganagara is found as the best cluster that has successfully integrated its thematic concept to the rest of the facilities in the park, and contributed good impacts to the cluster itself and the other clusters nearby.
POD HOSTEL YANG COMPACT UNTUK DIMENSI MINIMUM Annisa Rahmadina; Setiamurti Rahardjo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Idealog Vol 4 No 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v4i2.3595

Abstract

Maraknya trend backpacking sebagai pilihan untuk berwisata kalangan anak muda atau para milenial, menjadi salah satu pendorong munculnya hostel. Meski para backpacker cenderung tidak memprioritaskan privasi atau kenyamanan seperti turis pada umumnya, bukan berarti mereka tidak layak mendapat fasilitas yang nyaman dan dapat memenuhi kebutuhan mereka. Karena itu, hostel pun berinovasi dari bentuk ranjang susun menjadi bentuk kapsul atau pod. Pod hostel ini merupakan unit area tidur tertutup yang diberi beberapa fasilitas tambahan dalam dimensi yang terbatas dan harga yang disesuaikan dengan anggaran backpacker. Aneka rupa fasilitas yang disediakan di setiap pod untuk menarik minat anak muda akan membuat ruang di dalamnya menjadi padat dan terasa tidak nyaman. Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk mengetahui besaran dimensi dan jumlah fasilitas pada satu unit pod sehingga kenyamanan dapat terjaga. Metode penelitian yang diterapkan pada artikel ini dilakukan secara kuantitatif melalui komparasi studi banding pada beberapa hostel di Yogyakarta dan Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai perbandingan antara dimensi dan jumlah fasilitas dari masing-masing objek. Nilai-nilai tersebut kemudian akan diakumulasikan dan dikomparasikan untuk mendapatkan hasil rasio dimensi dan jumlah fasilitas pod yang dapat memenuhi kebutuhan backpacker dengan layak. Kata kunci: backpacker, milenial, hostel backpacker, penginapan kapsul, Pod Hostel, efisiensi ruang.
PENGARUH SETTING ELEMEN FISIK RUANG KANTOR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Kantor Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Bandung) Meilisa Nindy Zavani; Setiamurti Rahardjo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Idealog Volume 1 nomor 1
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i1.840

Abstract

Elemen fisik interior merupakan bagian pembentuk ruang, diantaranya adalah dinding dan lantai. Pengaturan terhadap elemen fisik tersebut berbeda-beda di setiap tempat. Pada ruang kantor, setting elemen fisik interior dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas karyawannya. Namun ruangan kantor sebagai lingkungan kerja sering diartikan sebagai lingkungan yang formal, sehingga didesain dengan kaku dan monoton. Hal tersebut juga berlaku bagi kantor surat kabar, dimana para karyawan redaksi khususnya wartawan yang selain mencari bahan berita di luar ruangan tetapi juga melakukan penulisan berita atau artikel di dalam kantor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana setting elemen fisik interior yang dapat mempengaruhiproduktvitas karyawan dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan menyebarkan questionnaire kepada wartawan yang bekerja di ruang kantor Harian Umum Pikiran Rakyat di Bandung serta melakukan perhitungan secara kuantitatif, diperoleh hasil persentase produktivitas wartawan sebesar 82,29%. Sesudahnya dapat dihitung perolehan persentase pengaruh setting elemen fisik interior dinding dan lantai terhadap produktivitas karyawannya, yakni sebesar 30,38 %. Secara data, elemen fisik pada ruang kantor redaksi terlihat memiliki pengaruh terhadap produktivitas karyawan. Sebagai tambahan temuan, melalui observasi yang dilakukan, dicermati bahwa wartawan di Harian Umum Pikiran Rakyat sudah terbiasa dengan pola kerja yang menuntutmereka untuk selalu produktif, terlepas dari kondisi fisik lingkungannya. Dengan demikian, disimpulkan bahwa persentase yang ditunjukkan melalui perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa setting elemen fisik di kantor arian Umum Pikiran Rakyat masih bisa ditingkatkan lagi untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang maksimal.
PENERAPAN WAYFINDING DI KORIDOR KANTOR GALAMEDIA BANDUNG Setiamurti Rahardjo; Kiki Septias Pratiwi
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 3 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 3
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i3.946

Abstract

Kantor merupakan sarana bekerja untuk memberi pelayanan sesuai dengan bidangnya. Terdapat beberapa masalah dalam memanajemen ruang kantor yaitu desain interior terutama bagian koridor. Koridor merupakan sirkulasi publik yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan lainnya dan terkadang diabaikan dari segi desain interiornya. Kantor Galamedia Bandung merupakan salah satu kantor media cetak yang memiliki desain koridor monoton dari segi dinding, lantai dan langit-langit sehingga hal tersebut tidak tercipta identitas perusahaan dan karakteristik perusahaan. Identitas perusahaan merupakan bentuk wujud nyata dari perusahaan yang dapat diwujudkan melalui logo. Perwujudan pendukung desain interior tidak hanya disalurkan malalui bidang produk akan tetapi dapat diwujudkan melalui bidang grafis yaitu menerapkan wayfinding yang bertujuan untuk memberikan informasi petunjuk arah yang didukung dengan teks singkat, jelas dan padat dalam bentuk visual sehingga memudahkan pengguna publik dalam mencari lokasi yang dituju. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai perwujudan identitas dan karakteristik ruang koridor kantor Galamedia dengan memanfaatkan logo perusahaan yang merupakan wujud nyata dalam bentuk visual. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan mengumpulkan data primer maupun sekunder sebagai sumber data yang akan dijadikan hasil akhir penelitian.Tujuan dari penelitian untuk memberikan solusi desain ruang koridor kantor Galamedia dengan memanfaatkan logo perusahaan yang disalurkan melalui wayfinding.
PENGGUNAAN KONSEP SPACE SAVING UNTUK APARTEMEN TIPE STUDIO DI KOTA BANDUNG Astrid Dwi Cahyaningtyas; Setiamurti Rahardjo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.851

Abstract

Apartemen merupakan sebuah tempat tinggal layaknya rumah pada umumnya, hanya saja tiap-tiap hunian disusun secara vertikal dan terdiri dari beberapa tipe untuk menunjang kebutuhan penghuninya. Apartemen tidak muncul dengan sendirinya tanpa adanya fenomena yang terjadi pada lingkungan tersebut, seperti halnya Apartemen The Suites at Metro, Apartemen Gateway Pasteur, ataupun Apartemen Sudirman Suite yang ketiganya berada di Kota Bandung. Apabila dilihat dari luas ruang tiap unitnya, tipe studio merupakan tipe apartemen yang memiliki beberapa kekurangan, terkait dengan pemanfaatan ruangnya karena tipe studio merupakan sebuah hunian yang di dalamnya hanya memiliki sebuah ruang duduk untuk mendukung berbagai macam kegiatan penghuni yang juga dapat dialihfungsikan sebagai ruang tidur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu serta dapur (selain kamar mandi). Dalam hal penggunaan dimensi dan peletakan furnitur, pengaplikasian konsep ‘space saving’ yang berkembang dari negara bagian barat diharapkan dapat memberikan bentuk yang baru pada hunian apartemen tipe studio di Bandung. Konsep space saving sendiri berhubungan langsung dengan penggunaan dimensi furnitur serta penggabungan beberapa kebutuhan fungsi benda pada sebuah furnitur, yang biasa dikenal dengan furnitur convertible. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dimana data didapat dari kegiatan observasi objek studi, mengukur langsung ukuran dimensi fisik apartemen, dan menganalisis data dengan melakukan simulasi layout rangkaian convertible pada tiap sampel layout yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan kesesuaian konsep space saving apabila diaplikasikan pada layout apartemen studio yang ada di Indonesia, khususnya di daerah Bandung. Pada akhirnya, penelitian ini dapat menghasilkan sebuah ‘patokan’ baru yang dapat digunakan pada setiap interior apartemen tipe studio.
PENYIKAPAN ARSITEKTUR TROPIS DALAM MEMPERTAHANKAN LOKALITAS ARSITEKTUR KOLONIAL YANG BERALIH FUNGSI MENJADI KEDAI KOPI Muhammad Fikrissalim; Setiamurti Rahardjo; Dea Aulia Widyaevan; Ivan Joshua
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v7i2.934

Abstract

The increasing number of coffee shops in Bandung is an impact of today’s lifestyle of youth.Entrepreneurs see their lifestyle as business opportunities. As its consequences, many former residential buildings in colonial era have shifted into coffee shops. The competition is so tight that each coffeeshop tried every way possible to attract the customers, especially by offering a pleasant atmosphere through modern-style interior design favored by the youth. Such exploration of style in architectural design may become a threat to the city’s local identity, especially to heritage buildings. Therefore, the study of applying local identity in  typology of houses that had been transformed into coffeeshops is urgently required to preserve local values. It uses qualitative method through purposive sampling on two popular coffeeshops in Bandung, namely Mimiti Coffee and Space and One Eighty Coffee and Music. The result shows that the conversion of coffeeshops in Bandung still follow the latest style by applying tropical architecture that helps to preserve local identity in the contemporary design era.Keywords: Local Identity, Colonial Architecture, Design Approach, Coffeeshop Design________________________________________________________________ Pertumbuhan kedai kopi di Bandung meningkat pesat sebagai dampak dari gaya hidup generasi muda masa kini. Hal ini dibaca sebagai peluang bisnis yang membuat bangunan rumah tinggal peninggalan era kolonalisme beralih fungsi menjadi kedai kopi. Dengan tingkat persaingan yang tinggi, setiap kedai kopi berupaya sedemikian rupa untuk menarik minat pasar terutama dengan menyodorkan pengalaman ruang yang menarik melalui desain ruang dengan gaya terkini yang digemari anak muda. Pembaharuan gaya ini dapat mengancam identitas lokal yang ada terutama jika bangunan yang digunakan merupakan bangunan peninggalan sejarah. Dengan demikian, ulasan mengenai penerapan identitas lokal pada tipologi rumah tinggal yang telah beralih fungsi menjadi kedai kopi di era kontemporer menjadi sesuatu yang penting dibahas demi upaya pelestarian nilai lokalitas. Jurnal ini bersifat kualitatif melalui puposive sampling pada dua kedai kopi populer di Bandung, yakni Mimiti Coffee and Space dan One Eighty Coffee and Music. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedai kopi alih fungsi yang populer di Bandung tetap mengikuti gaya terkini dengan melakukan penerapan arsitektur tropis yang mampu membantu melestarikan identitas lokal di era desain kontemporer ini.Kata Kunci: Indentitas Lokal, Arsitektur Kolonial, Pendekatan Desain, Desain Kedai Kopi
PENSUASANAAN RUANG INTERIOR MUSEUM OF SEXUAL ASSAULT BERDASARKAN GRAFIK EMOSI FILM Bayu Aji Purnawarman; Titihan Sarihati; Setiamurti Rahardjo
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2021.v8.i2.009

Abstract

The rise of cases of violence and sexual harassment in Indonesia has made Indonesia face a crisis in handling violence and sexual harassment. This is due to the lack of public education in this case and the lack of public empathy for the tragedy experienced by the victim and tend to commit victim blaming to the victim which makes stigma and stereotypes still last in the community. Therefore, it is necessary to design a museum that can educate and foster public sympathy which is then expected to reduce the number of cases of violence and sexual harassment in Indonesia. Regarding this, a narrative approach method is used from several film titles with the theme of sexual violence and harassment as well as psychological games which will later produce emotional graphics that are used as guidelines in designing the interior atmosphere of the showroom of the Museum of Sexual Assault. From the graph of these emotions, a storyline is created that will be applied in organizing the types of exhibition areas at the Museum of Sexual Assault.
Pengaruh variasi plating masa kini terhadap dimensi meja makan restoran Setiamurti Rahardjo; Victorina Geraldine; Ahmad Muzzayin Dina Wari
PRODUCTUM Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/productum.v4i2.4257

Abstract

Along with the times, the human lifestyle also continues to develop, this also affects the facilities of public space one of which is a restaurant. In the present era, the restaurant is used not only for places to eat and drink but also as a gathering place, relax, or as other self-image accommodation. This makes the restaurant also develops following the development of human lifestyle trends today, ranging from building design, room, furniture, tableware, to the way of serving food and drinking or plating variations in the restaurant. The development of plating variation is also adjusted from the style, shape, and dimensions of the tableware used by adjusting the type, theme and menu of the current trend. Today, one of Indonesia's many cities has its culinary tourism area is Bandung. Therefore, the authors conducted research on several popular restaurants in Bandung such as 180 Coffee and Music, Al Jazeerah Signature, Miss Bee Providore, and Gormeteria regarding variations in present plating to individual plating variations, plating variations when there were sharing items, variations in plating when there were other items from the current lifestyle section such as cellphones, wallets, and so on, so that they can find out the effect of variations in current plating on the dimensions of the restaurant dining table.