Penelitian secara survei tentang pemasaran ternak sapi telah dilaksanakan di Kabupaten Timor Tengah Utara selama enam bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola saluran pemasaran ternak sapi, menganalisis margin pemasaran ternak sapi dan mengkaji saluran pemasaran manakah yang paling efisien di kawasan perbatasan Indonesia dan RDTL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengambilan contoh dilakukan melalui beberapa bertahap (multi stages sampling) yaitu: tahap pertama adalah penentuan kecamatan dan desa contoh dilakukan secara purposif sebanyak tiga kecamatan contoh, selanjutnya dari ketiga kecamatan tersebut dipilih lima desa contoh. Tahap ke dua adalah penentuan responden yang terdiri dari responden peternak dan pedagang. Pemilihan responden peternak dilakukan secara acak non-proporsional, sedangkan penentuan responden pedagang menggunakan teknik Snowbal sampling. Analisis data yang digunakan analisis margin pemasaran dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola saluran pemasaran yakni 1) peternak-konsumen, 2) peternak-pedagang pengumpul-pedagang besar-konsumen dan 3) peternak-pedagangantar pulau-konsumen. Pada saluran I biaya pemasaran sebesar Rp0 dan Farmer Share 100%. Pada saluran II biaya pemasaran blantik desa sebesar Rp105.000, pedagang besar sebesar Rp175.000/ST, keuntungan blantik desa sebesar Rp895.000, pedagang besar sebesar Rp1.825.000/ST dan Farmer Share 76%. Efisiensi Pemasaran saluran II dan III disebut efisien dengan nilai EP masing-masing sebesar = 2,24% dan 23,36%. Kata kunci: peternak, perantara, margin, efisiensi. ABSTRACT The aim of the survey to determine the pattern of marketing channels for cattle, to analyze the marketing margins of cattle and examin which marketingg channels are the most eficienct in the border regions of indonesia and rDTL. The research methods used is survey methods. Sampling has been done through several stages (multy stages sampling)namely the first stage is the determination of the sample sub-districts and villages is purposively as many as three sample sub-districts, then five sample villages are selected. The second stage is determination of respondents consisting of farmer respondents and trader respondents. The selection of farmer respondents was conducted in a non-proportional random manner, while the determination of trader repondents used the snobal sampling technique. Data analysis used is marketing margin and marketing efficiency. The result of the study indicate that there are three patterns of marketing channels, namely 1) breeder- consumer 2) breeder-collector-whole salers-consumer 3) breeder-inter-island traders-consumer. On the first channel the marketing cost is Rp.0 and farmer share is 100%. On the second channels the marketing costs for village leader is Rp. 895.000, whole salers is Rp175.000/AU, profit for village leader is Rp 895.000, whole salers is Rp1.825.000/AU and farmer share is 76%. The marketing efficiency of the second and third channels is called efficient with ME values of 2.24% and 23.36%. Keywords : breeder, intermediary, margin, efficiency