Ganis Resmisari
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Karakter Visual pada Komunitas Indie (Studi Kasus Karakter Babi pada Visual Produk OINK!) Resmisari, Ganis
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.12 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji bentuk bentuk visual yang digunakan oleh kelompok “indie” yang memiliki prinsip untuk melakukan segala sesuatu secara mandiri dan antimainstream. DiBandung geliat komunitas ini diwakili dengan bermunculannya toko pakaian yang disebut distribution Clothing atau disingkat menjadi distro. Adapun hal yang akan dikaji adalah karakter yang digunakan oleh komunitas ini. Sesuai dengan prinsip yang mereka pegang tidak mau disamakan dengan hal yang mainstream, maka visual pada produk fashionnya pun cenderung melawan kebiasaan yang ada. Mereka tidak jarang menggunakan bahasa atau pun karakter yang kadang dianggap negatif oleh masyarakat umum. Pada penelitian ini yang menjadi kajian adalah hewan babi pada salah satu brand komunitas indie yaitu Oink!. Penelitian ini membuktikan bahwa pemilihan karakter yang digunakan pada desain pakaian memiliki hubungan dengan prinsip komunitas indie sendiri. Karakter ini bisa diterima karena fakta bahwa mereka memiliki kesamaan yaitu dianggap „berbeda‟ di lingkungan masyarakat pada umumnya di Indonesia. Karakter hewan yang dianggap negatif di masyarakat oleh komunitas indie digunakan sebagai simbol perjuangan mereka melawan kemapanan.Kata Kunci : komunitas Indie, hewan babi, karakter visualABSTRACTThis study examines the visual form used by the "indie" group that has principles to do everything independently and antimainstream. In Bandung this community is represented by the emergence of a clothing store called the distribution of Clothing or abbreviated as distro. The thing to be studied is the character used by this community. In accordance with the principles they hold do not want to be equated with the mainstream, then the visuals on fashion products also tend to fight the existing habits. Sometimes they using a language or characters that are sometimes considered negative by the general public. In this research the object study is a pig animal in one indie community brand that is Oink !. This study proves that the selection of characters which used in the clothing design has a relationship with the principle of indie community itself. These characters are acceptable because they have a similarity that is 'different' in society in general in Indonesia. Animal characters considered by society to be negative by indie are used as a symbol of their struggle againts establishment.Keywords: Indie community, pig animals, visual characters
Analisis Karakter Visual pada Komunitas Indie (Studi Kasus Karakter Babi pada Visual Produk OINK!) Ganis Resmisari
Jurnal Rekarupa Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji bentuk bentuk visual yang digunakan oleh kelompok “indie” yang memiliki prinsip untuk melakukan segala sesuatu secara mandiri dan antimainstream. DiBandung geliat komunitas ini diwakili dengan bermunculannya toko pakaian yang disebut distribution Clothing atau disingkat menjadi distro. Adapun hal yang akan dikaji adalah karakter yang digunakan oleh komunitas ini. Sesuai dengan prinsip yang mereka pegang tidak mau disamakan dengan hal yang mainstream, maka visual pada produk fashionnya pun cenderung melawan kebiasaan yang ada. Mereka tidak jarang menggunakan bahasa atau pun karakter yang kadang dianggap negatif oleh masyarakat umum. Pada penelitian ini yang menjadi kajian adalah hewan babi pada salah satu brand komunitas indie yaitu Oink!. Penelitian ini membuktikan bahwa pemilihan karakter yang digunakan pada desain pakaian memiliki hubungan dengan prinsip komunitas indie sendiri. Karakter ini bisa diterima karena fakta bahwa mereka memiliki kesamaan yaitu dianggap „berbeda‟ di lingkungan masyarakat pada umumnya di Indonesia. Karakter hewan yang dianggap negatif di masyarakat oleh komunitas indie digunakan sebagai simbol perjuangan mereka melawan kemapanan.Kata Kunci : komunitas Indie, hewan babi, karakter visualABSTRACTThis study examines the visual form used by the "indie" group that has principles to do everything independently and antimainstream. In Bandung this community is represented by the emergence of a clothing store called the distribution of Clothing or abbreviated as distro. The thing to be studied is the character used by this community. In accordance with the principles they hold do not want to be equated with the mainstream, then the visuals on fashion products also tend to fight the existing habits. Sometimes they using a language or characters that are sometimes considered negative by the general public. In this research the object study is a pig animal in one indie community brand that is Oink !. This study proves that the selection of characters which used in the clothing design has a relationship with the principle of indie community itself. These characters are acceptable because they have a similarity that is 'different' in society in general in Indonesia. Animal characters considered by society to be negative by indie are used as a symbol of their struggle againts establishment.Keywords: Indie community, pig animals, visual characters
Experiential Learning Dalam Pendidikan Literasi Visual Menggunakan Instagram (Studi Kasus: Tugas Visual Journal, Mata Kuliah Literasi Visual Semester Genap 2017/2018 DKV Itenas) Wuri Widyani Hapsari; Aditya Januarsa; Ganis Resmisari
Jurnal Desain Indonesia. Vol 2 No 1 (2020): Desain Sebagai Sebuah Penelitian
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v2i1.57

Abstract

Media sosial seringkali dianggap sebagai sebuah platform digital yang hanya berkutat seputar media komunikasi jejaring bersifat keseharian, seperti untuk kebutuhan mengisi waktu luang atau menjalin koneksi dengan teman sejawat dan keluarga. Namun seiring dengan berkembangnya popularitas model pembelajaran blended, penggunaan media sosial dalam ranah pendidikan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Secara umum, klasifikasi media sosial untuk kebutuhan proses pembelajaran dapat terbagi atas dua kategori, yaitu sebagai sumber konten, serta alat koordinasi atau komunikasi antara mahasiswa dan dosen. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pemanfaatan media Instagram sebagai media interaksi pembelajaran experiential learning dalam mata kuliah Literasi Visual. Sehingga pada eksperimen ini media sosial Instagram diuji dan dieksperimenkan pada salah satu tugas kuliah mata kuliah Literasi Visual pada semester dua, yaitu Visual Journal dengan berlandaskan pada model Experiential Learning. Setelah ekperimen dilakukan selama sepuluh hari, respon mahasiswa dikaji melalui lima pilar Konsorsium Sloan. Hasil yang diperoleh adalah terpenuhinya aspek kepuasan baik dari mahasiswa maupun staf pengajar dalam menggunakan media Instagram terhadap proses dan hasil pembelajaran, sehingga Instagram sebagai sosial media membuktikan mampu meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar.