Shaska Ramadhan Zulivandama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTERPRETASI DATA SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR UNTUK IDENTIFIKASI MORFOLOGI JEBAKAN GAS BIOGENIK DI BARAT DAYA PERAIRAN KANGEAN Tomi Tomi; Halasan Sihombing; Muhardi Muhardi; Shaska Ramadhan Zulivandama
Jurnal Geosaintek Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v7i1.8546

Abstract

Akumulasi minyak dan gas bumi baru-baru ini telah ditemukan di Cekungan  Jawa Timur, sehingga area ini menjadi tempat yang banyak diminati untuk eksplorasi hidrokarbon di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi reservoir gas biogenik di Barat Daya Perairan Kangean telah dilakukan berdasarkan data seismik refleksi 2D dan log sumur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis Direct Hydrocarbon Indicator (DHI), analisis data sumur dan interpolasi. Analisis Direct Hydrocarbon Indicator (DHI) pada data seismik refleksi 2D dilakukan dengan mengamati brightspot pada penampang seismik. Sedangkan analisis data log dilakukan dengan mengamati log densitas, log porositas neutron, log gamma ray, dan log resistivitas batuan. Struktur bawah permukaan dasar Perairan Kangean terdiri dari Formasi Mundu dan Formasi Lidah. Formasi Mundu terdiri dari Formasi Paciran Sandstones dan Formasi Paciran Limestones, tersusun atas batupasir dan batugamping yang berporositas besar sehingga dapat mengalirkan dan menyimpan gas biogenik. Formasi Lidah tersusun atas batu lempung biru masif yang berporositas kecil sehingga berperan sebagai batuan penutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah di sekitar Formasi Paciran Limestones ditemukan struktur patahan maupun lipatan berupa sinklin dan antiklin. Antiklin pada Formasi Paciran Limestones merupakan jebakan tempat gas biogenik terakumulasi. Morfologi jebakan mempunyai puncak yang terletak pada kedalaman 650 m di bawah permukaan dasar perairan, dan diduga memiliki dimensi sekitar 18 x 6 km dengan ketebalan formasi sekitar 180 hingga 240 m.
ESTIMASI KEDALAMAN BATUAN DASAR CEKUNGAN JAWA TIMUR UTARA MENGGUNAKAN METODE SOURCE PARAMETER IMAGING DAN ANALISIS SPEKTRUM DATA GEOMAGNET Subarsyah Subarsyah; Shaska Ramadhan Zulivandama
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.18.2.2020.662

Abstract

Studi mengenai cekungan hidrokarbon selalu berkaitan dengan ketebalan sedimen. Ketebalan sedimen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya hidrokarbon. Cekungan Jawa Timur Utara merupakan cekungan terbukti hidrokarbon namun wilayah kerja aktif produksi ataupun eksplorasi hanya tersebar di bagian timur dan selatan dari cekungan tersebut. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya area lain pada Cekungan Jawa Timur Utara yang berpotensi mengandung hidrokarbon berdasarkan ketebalan sedimennya dalam hal ini berasosiasi dengan kedalaman batuan dasar. Metode yang digunakan untuk menghitung kedalaman batuan dasar ialah metode Source Parameter Imaging (SPI) dan analisis spektrum menggunakan data anomali magnet total. SPI merupakan metode semi-otomatis perhitungan kedalaman batuan dasar. Akurasi yang dihasilkan mirip dengan metode Euleur Deconvolution, namun metode SPI memiliki keunggulan dalam menghasilkan estimasi kedalaman batuan dasar koheren yang lebih lengkap. Pada Cekungan Jawa Timur Utara ketebalan sedimen menipis ke bagian utara sehingga secara umum wilayah bagian utara kurang potensial untuk terjadinya pembentukan hidrokarbon. Namun di bagian utara P. Kangean terdapat area dengan ketebalan sedimen maksimum 6500 km, area ini diperkirakan memiliki potensi untuk terjadinya pembentukan hidrokarbon.Kata Kunci: Kedalaman batuan dasar, Analisis Spektrum, Geomagnet. The study of hydrocarbon basins is always related to sediment thickness. Sediment thickness is one of the factors that influence the hydrocarbons forming. The North East Java Basin is a proven hydrocarbon basin but either active or exploration working area is only spread in the eastern and southern parts of the basin. This study was conducted to see the existence of other areas in the North East Java Basin that could potentially contain hydrocarbons based on the thickness of the sediment that associated with basement depth. The method used to calculate sediment thickness is the Source Parameter Imaging (SPI) and spectrum analysis methods using total magnetic anomaly data. SPI is a semi-automatic method to calculate basement depth. Result accuracy is similar to that of Euler Deconvolution, however SPI has the advantage of producing a more complete set of coherent solution points. In the North East Java Basin, the sediment thickness is thinning to the northern part of basin, therefore the northern region is less potential for hydrocarbon formation. However, in the northern part of Kangean Island there is an area with a maximum sediment thickness of 6500 km, this area is estimated to have the potential for hydrocarbon formation.Key words: Basement depth, Spectral Analysis, Geomagnet.