This Author published in this journals
All Journal REKA RACANA
Yedida Yosananto
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Ketersediaan Air di Sungai Cimande untuk Kebutuhan Air bagi Masyarakat di Kecamatan Cimanggung Sumedang Moch Hanhan Hanafi; Yedida Yosananto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i1.112

Abstract

ABSTRAKSungai merupakan salah satu sumber air permukaan, sehingga banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan. Pada tahun 2016 PDAM TIRTAMUKTI menggunakan Sungai Cimande sebagai sumber utama air. Masyarakat merasa khawatir  dengan digunakannya sungai ini sebagai sumber utamanya, karena sungai ini banyak digunakan untuk kebutuhan masyarakat lainya. Saat musim hujan pengurangan debit Sungai Cimande tidak terasa akan tetapi pada saat kemarau kemungkinan besar pengurang debit akan terasa pada penduduk, selain itu meningkatnya jumlah penduduk pada tiap tahun akan mempengaruhi kebutuhan air yang terus meningkat. Metode perhitungan yang digunakan dalam mencari ketersediaan air adalah metode debit andalan dan weibull, sedangkan perhitungan untuk proyeksi penduduk dan proyeksi jumlah pelanggan adalah metode geometrik. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa ketersediaan air pada tahun 2036 adalah 3,3 m3/detik sedangkan untuk kebutuhan air dari irigasi, PDAM, industri dan penduduk pada tahun 2036 adalah 0,4034 m3/detik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air mampu memenuhi kebutuhan air penduduk pada tahun 2036.Kata kunci: Cimanggung, debit andalan, kebutuhan air, ketersedian air ABSTRACTRiver is one of the many source of surface water, because of that river often use for many activities. In 2016 PDAM TIRTAMUKTI use Cimande river for mainly source. People is worried about that because the river also use for many things. At rainy season decrease of discharge is not see but at summer decrease of discharge maybe will felt for a people, then incrase of the population every year  will make incrase of the water need. Calculation methods use look for water availability is depenable discharge and for projection of population and PDAM customer is  geometric metohds. Base of calculation in 2036 water availability is 3,3 m3/sec and water need for irigation, PDAM, and people  are 0,4034 m3/sec. Base of that the conclusion is water availability in 2036 can fullfilled water need in 2036.    Keywords: Cimanggung, dependable discharge, water needs, water availability
Pengoptimalan Fungsi Lahan Sebagai Upaya Penanggulangan Banjir Kecamatan Rancaekek dengan Metode Sustainable Urban Drainage System Ruri Arista Priyanto; Yedida Yosananto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.1

Abstract

ABSTRAKRancaekek merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Bandung yang beralih fungsi sebagai tatanan wilayah industri dan diikuti pertumbuhan populasi penduduk yang menyebabkan perubahan tata guna lahan dan menghilangkan fungsi Kecamatan Rancaekek sebagai wetland atau rawa dalam siklus hidrologi sebagai lahan resapan dan penampungan.Dalam penyelesaian masalah perlu adanya pengumpulan data sekunder dan primer dengan melakukan survey wilayah secara langsung. Menganalisis kondisi eksisting, melakukan perbandingan sistem-sistem draianase berkelanjutan dengan melihat strength, weakness, opportunity dan treat dari sistem drainase tersebut.Konsep sistem drainase yang dipilih adalah sistem dari negara Inggris, Amerika dan Australia. Metode yang dipilih dari sistem-sistem drainase yang sesuai dengan melihat kriteria teknis, kondisi eksisting dan pemeliharaannya adalah green roof, living wall, rain garden, permukaan permaeble, cisterns, rain garden tree pit, swales, kolam detensi, infiltration trenches, stromwater drainet, constructed wetlands, stormwater system boom.Kata kunci: Sistem Drainase Berkelanjutan, Rancaekek Wetland, metode ABSTRACTRancaekek is one of the Bandung District in to switch the function as industrial areas and followed the population growth that led to changes in land use and eliminates the function of the District Rancaekek as a wetland or marsh in the hydrological cycle as a catchment area and bank water.In solving the need for secondary and primary data collection by surveying the area directly. Analyze the existing condition, doing a comparison of sustainable drainage systems to see strength, weakness, opportunity and treat of the drainage system. The drainage concept selected system is a system of state Britain, America and Australia. Preferred Method of systems appropriate drainage by looking at technical criteria, the existing condition and maintenans is a green roof, a living wall, rain garden, surface permaeble, cisterns, rain garden tree pit, swales, ponds detention, infiltration trenches, stromwater drainet, constructed wetlands, stormwater system boom.Keyword: Sustainable Drainage System, Rancaekek Wetland, method
Analisis Keandalan Tampungan Waduk Molintogupo untuk Kebutuhan Air Baku di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Heri Susanto; Yedida Yosananto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 3, No 4: Desember 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v3i4.127

Abstract

ABSTRAKWaduk Molintogupo direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat di 2 kecamatan di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Penelitian ini mengkaji ulang perencanaan Waduk Molintogupo terhadap kebutuhan masyarakat. Pentingnya akan keandalan tampungan pada sebuah Waduk Molintogupo menjadi prioritas utama sebagai pemenuhan akan kebutuhan terhadap air baku. Penelitian ini menganalisis keandalan Waduk Molintogupo. Beberapa analisis yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik yaitu analisis frekuensi, analisis debit banjir rencana, analisis ketersedian air, analisis kebutuhan air, analisis sedimen dan analisis tampungan. Hasil analisis menunjukan bahwa dibutuhkannya Waduk, kekurangan air sebesar 1.555.200 liter atau selama 3 hari sepanjang tahun, kapasitas tampungan waduk yang memenuhi kebutuhan air baku sebesar 3.874,95 m3 membutuhkan tinggi spillway 5 m dan elevasi muka air + 183,5 m. Usia guna waduk selama 10  tahun harus bisa menampung angkutan sedimen sebesar 0,0000125 m3/detik.Kata kunci: keandalan waduk, air baku, usia guna waduk, tampungan ABSTRACTMolintogupo Reservoir is planned the meet domestic needs in two sud-districts in Bone Bolango regency of Gorontalo province. This study reviewed the planning of Molintogupo Reservoir to the meet domestic needs. The importance of the reliability of Molintogupo Reservoir to the reservoirs is a high priority as the fulfillment of the need for raw water. This study analyzed the Molintogupo Reservoir operation. There are several analyzes performed to obtain good results, which is frequency analysis, flood analysis, water availability analysis, water demand analysis, sediment analysis and storage analysis. The result of the analysis showed that the need of Reservoir, water shortage is 1,555,200 liter during 3 days per year, dam capacity that meet domestic needs as 3,874.95 m3. The dam has to designed with 5 m height of spillway and mean water level + 183.5 m. The dam that designed for ten years useful life has to carry sediment transport as 0.0000125 m3/sec.Keywords: reliability of reservoir, raw water, age of reservoir, storage
Studi Optimalisasi Saluran Sekunder Reijam Kabupaten Karawang menggunakan Perangkat Lunak HECRAS Fidha Amelia; Yedida Yosananto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.51

Abstract

ABSTRAKAlih fungsi lahan sawah terus meningkat akibat kebutuhan lahan permukiman yang semakin bertambah. Kondisi tersebut berdampak pada sistem pertanian dan pengairan. Di area Permukiman Griya Indah Karawang terdapat Saluran Sekunder Reijam yang berfungsi mengairi lahan sawah seluas 100 ha yang telah ada sebelum area permukiman tersebut dibuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi Saluran Sekunder Reijam dengan merelokasikan saluran tersebut sehingga area Permukiman Griya Indah Karawang tidak terganggu dan dapat digunakan secara maksimal. Untuk mengindentifikasikan lokasi Saluran Sekunder Reijam yang baru, tinggi muka air sebagai salah parameter utama akan dikaji pada penelitian ini. Analisis perhitungan akan dilakukan baik secara manual dengan rumus Manning maupun menggunakan perangkat lunak HECRAS 4.1.0. Hasil analisis membuktikan bahwa Saluran Sekunder Reijam yang baru dapat disarankan untuk digunakan  sehingga sistem keseluruhan pengairan daerah yang bersangkutan dapat berfungsi sebaik mungkin.Kata Kunci: saluran sekunder, sistem pengairan, HECRAS, tinggi muka air. ABSTRACTRice field conversions continue to rise due to the needs of the growing residential land. This condition has an impact on agriculture and irrigation systems. Reijam secondary channel which was built long before the housing area of Griya Indah Karawang constructed irrigates a rice field area of 100 ha. This research is conducted to optimize the function of Reijam  secondary channel by relocating the channel so that the housing area can be used in the most optimum and desirable way. Water level as one important parameter was studied in this research to determine feasibility of the new location  of Reijam Secondary Channel. The analysis was done both manually using Manning formula and with the aid of HECRAS 4.1.0 software. The results proved that the new  location of Reijam Secondary Channel meets the standard and it can be proposed to be used for this irrigation area. This approach is recommended to ensure that the overall irrigation system can function effectively.Keywords: secondary channel, irrigation system, HECRAS, water level.