Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Motivasi Pembentukan Koalisi Mayoritas Pengusung Pasangan Calon Machfud Arifin dan Mujiaman dalam Pilkada Kota Surabaya Tahun 2020 Moh Ainul Yaqin
JPW (Jurnal Politik Walisongo) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.516 KB) | DOI: 10.21580/jpw.v3i1.8597

Abstract

Pembentukan koalisi partai politik dalam ajang pemilihan kepala daerah merupakan suatu fenomena yang menarik diteliti, seperti halnya pada Pilkada Kota Surabaya tahun 2020. Proses pembentukan koalisi partai politik mayoritas pendukung Machfud Arifin – Mujiaaman. Dengan demikian, penelitian ini menganalisis proses pembentukan koalisi partai politik pada Pilkada Kota Surabaya tahun 2020. Penelitian ini menggunakan teori motivasional pembentukan koalisi Geoffrey Pridham mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi pembentukan koalisi partai politik dan teori pilihan rasional (rational choice) untuk melihat kepentingan dasar para aktor dalam menentukan koalisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara dan studi dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa proses pembentukan koalisi pendukung Machfud Arifin – Mujiaman diawali dengan wacana strategis antara Gerindra, PKB, PAN, NasDem, PPP, Golkar, Demokrat dan PKS yang berorientasi pada orientasi taktis untuk menumbangkan dominasi kekuasaan PDIP di Surabaya. Partai-partai tersebut pada dasarnya memiliki spirit yang sama karena Surabaya pasca reformasi selalu dikuasai oleh pemimpin dari PDIP. Machfud Arifin dianggap sebagai kandidat potensial karena memiliki kekuatan finansial, jejaring politik dan lobi antar-parpol dalam membangun mitra koalisi. Machfud Arifin menjadi trigger dalam proses pembentukan koalisi tersebut. Pada prosesnya terjadi dinamika horizontal-vertikal, karena masing-masing partai mendorong kadernya untuk menjadi pendamping Machfud Arifin. Dengan demikian, secara teori proses pembentukan koalisi pendukung Machfud Arifin – Mujiaman dipengaruhi oleh tiga hal mendasar, yakni faktor ideologis yang merupakan pikiran awal partai mayoritas yang menekankan pada pembaharuan kepemimpinan, kemudian historis partai yang telah terjalin sejak sebelum pilkada 2020 digelar dan terakhir faktor pragmatis dengan ambisi untuk meraih kekuasaan dengan penggabungan delapan partai politik. Selain itu, para aktor politik mengusung Machfud Arifin dengan pilihan rasional, bahwa pertama angka survei elektabilitas, modal finansial dan jejaring politik yang dimiliki kandidat. Koalisi tersebut bersifat dinamis, sehingga diperlukan komitmen dan visi yang sama, serta mekanisme pengatur konflik dalam menjaga keutuhan koalisi Parpol.
MOTIVATIONS TO FORM A MAJORITY COALITION OF CANDIDATES MACHFUD ARIFIN AND MUJIMAN IN THE SURABAYA CITY ELECTION IN 2020 Moh Ainul Yaqin
Politea : Jurnal Politik Islam Vol. 4 No. 2 (2021): Politik Islam, Demokrasi Desa dan Kebebasan Berfikir di Masa Pandemi
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/politea.v4i2.3566

Abstract

The formation of a coalition of political parties in the regional head election is an interesting phenomenon to be studied, as was the case in the 2020 Surabaya City Election. The process of forming a coalition of political parties with the majority supporters of Machfud Arifin – Mujiaaman. Thus, this study analyzes the process of forming political party coalitions in the 2020 Surabaya City Election. This study uses Geoffrey Pridham's motivational theory of coalition formation regarding the factors that can influence the formation of political party coalitions, political coalition theory by William Riker which emphasizes (minimum winning) coalition) and rational choice theory to see the basic interests of the actors in determining the coalition. This study uses a qualitative approach, with interview data collection techniques and documentation studies. The findings of this study indicate that the process of forming a coalition supporting Machfud Arifin – Mujiaman begins with a strategic discourse between Gerindra, PKB, PAN, NasDem, PPP, Golkar, Democrats, and PKS which is oriented towards a tactical orientation to subvert the dominance of PDIP power in Surabaya. These parties basically have the same spirit because post-reform Surabaya has always been dominated by leaders from the PDIP. Machfud Arifin is considered a potential candidate because he has the financial strength, political networks, and inter-party lobbying in building coalition partners. Machfud Arifin became a trigger in the process of forming the coalition. In the process, horizontal-vertical dynamics occurred, because each party encouraged its cadres to become Machfud Arifin's companion. Thus, theoretically, the process of forming a coalition supporting Machfud Arifin - Mujiaman is influenced by three basic things, namely ideological factors which are the initial thoughts of the majority party which emphasizes leadership renewal, then the historical party that has existed since before 2020 elections were held and finally pragmatic factors ambition to gain power by merging eight political parties. In addition, political actors carry Machfud Arifin with rational choices, that first is the electability survey number, financial capital, and political network owned by the candidate. The coalition is dynamic, so it requires the same commitment and vision, as well as conflict management mechanisms to maintain the integrity of the coalition of political parties.