Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KOMUNIKASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN BERAS HITAM DALAM PEMBERITAAN MEDIA ONLINE: ANALISIS NVIVO 11 Rahmawati Zulfiningrum; nfn Sumardjo; Amiruddin Saleh; Ivanovich Agusta
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol 20, No 2 (2019): Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Publisher : Institution: Ministry of Communication and Information Technology of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31346/jpikom.v20i2.2228

Abstract

            The problems of the degenerative diseases such as heart attacks and diabetes in Indonesia become a threat to public health and require alternative food like black rice. Black rice is an excellent commodity that potential to resolve these health problems, therefore these matter become a challenge for the local government for its development. This study examines the policy communication process in the development of black rice farming in Sirampog Sub-district, Brebes District. The used data came from reporting news on online media and field data from interviews that were analyzed using NVivo 11. The study results showed that the importance of local government commitment of Brebes, facility support, effectively communication process, and sustainable development. Effective communication in the form of participatory communication is to increase community involvement in developing black rice programs. The communication patterns design need to pay attention the main factors such as improving the quality of black rice, cultivation to maintain the purity of local varieties, changes in cropping patterns and application of agricultural technology. By the communication process of participatory program, government policies, and publications from online media has the opportunity to increase the development of black rice farming in Brebes Distric.
PARTISIPASI MASYARAKAT PESISIR DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DI PERBATASAN ANTAR NEGARA syf aminah; nfn Sumardjo; Irwan Abdullah
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan Vol 20, No 1 (2019): Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Publisher : Institution: Ministry of Communication and Information Technology of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.518 KB) | DOI: 10.31346/jpikom.v20i1.1779

Abstract

Masyarakat perbatasan antarnegara sering ditemukan berada pada kategori daerah tertinggal yang rawan kemiskinan. Komunikasi pembangunan berpotensi menjadi sarana membangun komitmen atas dasar kepentingan bersama, sehingga dapat meningkatkan peran aktif masyarakat dan sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan di desa Temajuk, perbatasan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat dengan Malaysia. Penentuan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dengan klaster dusun. Sampel penelitian berjumlah dua ratus tiga puluh enam  orang sesuai ketentuan uji statistik. Tujuannya adalah untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat pesisir terhadap komunikasi pembangunan dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam komunikasi pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat partisipasi masyarakat dalam komunikasi pembangunan ternyata rendah, (2) faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam komunikasi pembangunan antara lain: karakteristik individu, lingkungan sosial, intervensi pemerintah dan dukungan infrastruktur.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peran Komunikasi Kelompok Tani dalam Adopsi Inovasi Teknologi Upaya Khusus (Padi, Jagung, dan Kedelai) di Jawa Timur Cut Rabiatul Adawiyah; nFN Sumardjo; Eko S. Mulyani
Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v35n2.2017.151-170

Abstract

EnglishThe government commits to achieve food sovereignty and self-sufficiency, especially those of rice, corn, and soybean (Pajale) in 2017, 2018, and 2019, respectively. One of the problems is low speed of technological innovation adoption at farm level because of extension workers and farmer group’s communication is not dynamic. This study aims to analyze factors influencing technological innovation adoption of the Rice, Corn and Soybean Special Effort (Upsus Pajale) activities and roles of farmer group communication on technology adoption in Upsus Pajale activities. The research was conducted in Malang Regency, East Java Province. Primary data were collected using questionnaires from 90 respondents. Qualitative data were collected through in-depth interviews with key informants and direct observation. Primary data were analyzed using descriptive statistics and a logistic regression model. The results showed that factors influencing technological innovation adoption in Upsus Pajale activities in Malang Regency were farmers’age, nonformal education, land holding size, mass media, farmers’ assistants, and the farmer group communication. Factors influencing the roles of farmer group communication were farmers’age, the size of controlled arable land, cosmopolity level, non-formal education, mass media, and farmers’ companion.IndonesianPemerintah saat ini telah berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan serta swasembada pangan, terutama komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale) yang ditargetkan terwujud berturut-turut pada tahun 2017, 2018, dan 2019. Salah satu permasalahannya adalah kecepatan adopsi inovasi teknologi di tingkat petani masih rendah karena peran komunikasi penyuluh dan kelompok tani masih belum dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi teknologi pada kegiatan upaya khusus (Upsus) Pajale dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peran komunikasi kelompok tani terhadap adopsi inovasi teknologi dalam kegiatan Upsus Pajale. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dengan responden sebanyak 90 orang dan didukung oleh data kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap beberapa informan kunci dan observasi langsung. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensia regresi model logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi adopsi inovasi teknologi pada kegiatan Upsus Pajale di Kabupaten Malang adalah umur petani, pendidikan nonformal, luas lahan yang dikuasai, peran media informasi, peran pendamping, dan peran komunikasi kelompok tani. Faktor-faktor yang memengaruhi peran komunikasi kelompok tani adalah umur petani, luas lahan yang dikuasai, tingkat kekosmopolitan, pendidikan nonformal, peran media informasi, dan peran pendamping petani.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Peran Komunikasi Kelompok Tani dalam Adopsi Inovasi Teknologi Upaya Khusus (Padi, Jagung, dan Kedelai) di Jawa Timur Cut Rabiatul Adawiyah; nFN Sumardjo; Eko S. Mulyani
Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.266 KB) | DOI: 10.21082/jae.v35n2.2017.151-170

Abstract

EnglishThe government commits to achieve food sovereignty and self-sufficiency, especially those of rice, corn, and soybean (Pajale) in 2017, 2018, and 2019, respectively. One of the problems is low speed of technological innovation adoption at farm level because of extension workers and farmer group’s communication is not dynamic. This study aims to analyze factors influencing technological innovation adoption of the Rice, Corn and Soybean Special Effort (Upsus Pajale) activities and roles of farmer group communication on technology adoption in Upsus Pajale activities. The research was conducted in Malang Regency, East Java Province. Primary data were collected using questionnaires from 90 respondents. Qualitative data were collected through in-depth interviews with key informants and direct observation. Primary data were analyzed using descriptive statistics and a logistic regression model. The results showed that factors influencing technological innovation adoption in Upsus Pajale activities in Malang Regency were farmers’age, nonformal education, land holding size, mass media, farmers’ assistants, and the farmer group communication. Factors influencing the roles of farmer group communication were farmers’age, the size of controlled arable land, cosmopolity level, non-formal education, mass media, and farmers’ companion.IndonesianPemerintah saat ini telah berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan serta swasembada pangan, terutama komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale) yang ditargetkan terwujud berturut-turut pada tahun 2017, 2018, dan 2019. Salah satu permasalahannya adalah kecepatan adopsi inovasi teknologi di tingkat petani masih rendah karena peran komunikasi penyuluh dan kelompok tani masih belum dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi teknologi pada kegiatan upaya khusus (Upsus) Pajale dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peran komunikasi kelompok tani terhadap adopsi inovasi teknologi dalam kegiatan Upsus Pajale. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner dengan responden sebanyak 90 orang dan didukung oleh data kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap beberapa informan kunci dan observasi langsung. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensia regresi model logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi adopsi inovasi teknologi pada kegiatan Upsus Pajale di Kabupaten Malang adalah umur petani, pendidikan nonformal, luas lahan yang dikuasai, peran media informasi, peran pendamping, dan peran komunikasi kelompok tani. Faktor-faktor yang memengaruhi peran komunikasi kelompok tani adalah umur petani, luas lahan yang dikuasai, tingkat kekosmopolitan, pendidikan nonformal, peran media informasi, dan peran pendamping petani.