Pam Nilan
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Space, Time and Discourse: Indonesian Youth Socialising in Urban Places Pam Nilan; Michelle Mansfield
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.291 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32045

Abstract

Setelah jatuhnya rezim otoriter, Indonesia mengalami perkembangan kelas sosial baru yang menggabungkan nilai-nilai Islam, religiusitas, modernitas, dan literasi teknologi yang tinggi. Fenomena kelas baru ini sudah dikenal di kalangan pemuda di kota-kota besar Indonesia. Penelitian ini akan mengeksplorasi reproduksi ruang urban dan waktu untuk mendefi nisi ulang makna pemuda Indonesia berdasarkan nilai-nilai religius modern. Dari riset yang mengarah pada praktik-praktik spasial dan maknanya pada pemuda muslim Indonesia di Solo, khususnya di warung internet dan kafe, ditemukan fakta bahwa anak muda dewasa ini telah berpartisipasi politik secara implisit dengan mengembangkan interaksi antar pemuda. Bertentangan dengan paham Islam yang biasanya dapat ditemukan pada aliran politik Indonesia pada umumnya, pemuda cenderung tidak sejalan dengan ide kebijakan-kebijakan garis keras yang aturan moral yang ada sebagaimana yang dimiliki aliran politik tersebut. Pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa pemuda di Solo telah ‘memodernisasikan’ diri mereka sendiri melalui cara-cara dengan memakai informasi yang terhubungan dengan lingkup global melalui teknologi komunikasi agar dapat memperkaya dan mendiversifi kasikan norma-norma perilaku kolektif bersifat lokasi yang diambil dari sumber-sumber global di dalam ortopraksi religius.Kata kunci: ruang urban, praktik spasial, pemuda, dan komunikasi
Motivasi, Pengalaman, dan Harapan Kaum Muda Bali Bekerja di Kapal Pesiar Pam Nilan; Luh Putu Artini
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.629 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32057

Abstract

Artikel ini menjelaskan fenomena bekerja di kapal pesiar di kalangan kaum muda di Indonesia, khususnya Bali. Subjek penelitian adalah 35 orang yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: calon pekerja, pekerja, dan pensiunan pekerja kapal pesiar untuk men dapat gambaran yang lengkap tentang motivasi, pengalaman dan harapan generasi muda Bali bekerja di kapal pesiar. Data menunjukkan bahwa calon pekerja memiliki motivasi tinggi untuk bekerja di kapal pesiar untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan menggapai masa depan yang cerah. Kelompok pekerja menggambarkan beratnya bekerja di kapal pesiar yang tidak sejalan dengan apa yang dibayangkan oleh calon pekerja. Sementara pensiunan yang telah memiliki modal usaha dari bekerja selama 10-12 tahun di kapal pesiar mempunyai harapan untuk memulai sebuah usaha yang memiliki prospek yang bagus. Namun dengan kurangnya pengetahuan kewirausahaan dan ketrampilan mengelola usaha, mereka memiliki keragu-raguan dan bahkan harus mengalami kegagalan. Pe nelitian ini bisa dijadikan acuan bagi instansi  terkait di Indonesia untuk mendesain bentuk pelatihan kewirausahaan yang bisa membangun investasi modal manusia dan dapat menjadi terobosan pemerataan ekonomi di kabupaten-kabupaten yang memiliki tingkat kesejahtraan kurang.Kata kunci: pekerja kapal pesiar, pelatihan kewirausahaan, pemerataan ekonomi
Space, Time and Discourse: Indonesian Youth Socialising in Urban Places Pam Nilan; Michelle Mansfield
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 2 (2013): Pemuda, Identitas, dan Pertarungan Ekspresi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32045

Abstract

Setelah jatuhnya rezim otoriter, Indonesia mengalami perkembangan kelas sosial baru yang menggabungkan nilai-nilai Islam, religiusitas, modernitas, dan literasi teknologi yang tinggi. Fenomena kelas baru ini sudah dikenal di kalangan pemuda di kota-kota besar Indonesia. Penelitian ini akan mengeksplorasi reproduksi ruang urban dan waktu untuk mendefi nisi ulang makna pemuda Indonesia berdasarkan nilai-nilai religius modern. Dari riset yang mengarah pada praktik-praktik spasial dan maknanya pada pemuda muslim Indonesia di Solo, khususnya di warung internet dan kafe, ditemukan fakta bahwa anak muda dewasa ini telah berpartisipasi politik secara implisit dengan mengembangkan interaksi antar pemuda. Bertentangan dengan paham Islam yang biasanya dapat ditemukan pada aliran politik Indonesia pada umumnya, pemuda cenderung tidak sejalan dengan ide kebijakan-kebijakan garis keras yang aturan moral yang ada sebagaimana yang dimiliki aliran politik tersebut. Pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa pemuda di Solo telah ‘memodernisasikan’ diri mereka sendiri melalui cara-cara dengan memakai informasi yang terhubungan dengan lingkup global melalui teknologi komunikasi agar dapat memperkaya dan mendiversifi kasikan norma-norma perilaku kolektif bersifat lokasi yang diambil dari sumber-sumber global di dalam ortopraksi religius.Kata kunci: ruang urban, praktik spasial, pemuda, dan komunikasi
Motivasi, Pengalaman, dan Harapan Kaum Muda Bali Bekerja di Kapal Pesiar Pam Nilan; Luh Putu Artini
Jurnal Studi Pemuda Vol 2, No 1 (2013): Pemuda Diantara Ruang Transisi
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32057

Abstract

Artikel ini menjelaskan fenomena bekerja di kapal pesiar di kalangan kaum muda di Indonesia, khususnya Bali. Subjek penelitian adalah 35 orang yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: calon pekerja, pekerja, dan pensiunan pekerja kapal pesiar untuk men dapat gambaran yang lengkap tentang motivasi, pengalaman dan harapan generasi muda Bali bekerja di kapal pesiar. Data menunjukkan bahwa calon pekerja memiliki motivasi tinggi untuk bekerja di kapal pesiar untuk memperbaiki ekonomi keluarga dan menggapai masa depan yang cerah. Kelompok pekerja menggambarkan beratnya bekerja di kapal pesiar yang tidak sejalan dengan apa yang dibayangkan oleh calon pekerja. Sementara pensiunan yang telah memiliki modal usaha dari bekerja selama 10-12 tahun di kapal pesiar mempunyai harapan untuk memulai sebuah usaha yang memiliki prospek yang bagus. Namun dengan kurangnya pengetahuan kewirausahaan dan ketrampilan mengelola usaha, mereka memiliki keragu-raguan dan bahkan harus mengalami kegagalan. Pe nelitian ini bisa dijadikan acuan bagi instansi  terkait di Indonesia untuk mendesain bentuk pelatihan kewirausahaan yang bisa membangun investasi modal manusia dan dapat menjadi terobosan pemerataan ekonomi di kabupaten-kabupaten yang memiliki tingkat kesejahtraan kurang.Kata kunci: pekerja kapal pesiar, pelatihan kewirausahaan, pemerataan ekonomi